Perempuan Juga Bersuara


Perempuan sekarang jauh berbeda dengan zaman dahulu. (Foto: Pexels/Oleksandr Pidvalnyi)
ZAMAN dahulu perempuan hanya boleh di rumah dan suaranya dibungkam. Padahal perempuan itu harus dianggap setara dan layak untuk berkompetisi dalam bidang apapun. Melalui perempuan benih-benih generasi baru lahir dan kedamaian di dunia dapat terjaga. Pilar-pilar kehidupan akan berdiri tegak dan kokoh jika perempuan dan laki-laki bisa saling bekerja sama.
Melansir dari theguardian.com, salah satu cara untuk mencapai kesetaraan gender adalah saling komunikasi dan tukar pikiran. Tidak ada lagi suara yang lebih mendominasi dan cenderung menguasai. Semua dikerjakan bersama-sama atas dasar kesejahteraan. Ada banyak cara untuk memerdekakan hidup perempuan masa kini.
Baca Juga: Tak Hanya Dari Luar, Cantik Itu Terlihat Dari Potensi Diri
1. Perempuan bekerja

Perempuan memang identik menjadi ibu rumah tangga dan mengurus rumah karena stigma yang sudah melekat di tengah masyarakat. tetapi seharusnya perempuan dibiarkan saja untuk bekerja bukan untuk menyaingi para laki-laki tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri. Dengan bekerja, perempuan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa tergantung pada orang lain. Penghasilannya juga bisa digunakan untuk mengisi kebutuhan rumah tangga.
2. Pekerjaan domestik dilakukan bersama

Pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, masak, dan cuci piring jangan lagi dianggap sebagai kerjaan khusus para perempuan. Karena sudah sepantaskan laki-laki dan perempuan sama-sama menyelesaikan pekerjaan domestik. Dengan begitu semuanya akan berjalan adil, tidak ada yang lebih lelah ataupun dominan. Mengerjakan pekerjaan rumah secara bersama-sama juga bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga.
Baca Juga: Perempuan Menikah Di Usia Tua? Tidak Masalah!
3. Harus menikah

Standar perempuan untuk menikah selama ini adalah di usia muda kurang dari 25 tahun. Setelah menikah mereka tidak bisa lagi dengan bebas mencari pengalaman hidup atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena memiliki tanggung jawab besar di rumah. Mulai kini jangan pernah memaksa perempuan untuk menikah hanya karena alasan “perawan tua”. Perempuan bebas memutuskan kapan mereka akan menikah dan kapan mereka ingin berpetualang menambah pengalaman hidup.
4. Punya hak suara

Perempuan tidak boleh bersuara dan mengambil keputusan? Itu zaman dahulu! Kini perempuan lebih leluasa untuk mengeluarkan pendapat dan bahkan mengambil keputusan besar baik untuk dirinya sendiri atau keluarga besar. Perempuan bisa dan mampu untuk berpikir kritis dalam mencari solusi.
5. Keadilan dan perlindungan

Hindari tindakan pelecehan seksual dan bela korban pelecehan. Kamu bisa memulainya dengan melindungi para perempuan di tempat umum yang menjadi target para “predator” ini. Kamu juga perlu membimbing korban pelecehan seksual agar kepercayaan diri mereka kembali lagi dan bisa melanjutkan hidup dengan rasa aman. (mar)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor

Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan

Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025

Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan

Ibu Rumah Tangga Jadi Target Rekrutan Sindikat Narkoba, Dari Kurir Sampai Jadi Bos

Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas

Rakernas dan Rapimnas GAMKI, Komitmen Advokasi Isu Perempuan

Hampir Setengah Juta Perempuan Jadi Korban Kekerasan, Puan Ajak Momentum Hari Kartini Untuk Berani Bersuara

Hari Kartini, Gubernur Jawa Timur: Perempuan Aktor Utama Ketahanan Bangsa

Hari Kartini Jadi Momentum Perempuan Tunjukkan Kelas, Berdaya dan Mematahkan Diskriminasi
