Relasi

Perempuan Juga Bersuara

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 13 Agustus 2019
Perempuan Juga Bersuara

Perempuan sekarang jauh berbeda dengan zaman dahulu. (Foto: Pexels/Oleksandr Pidvalnyi)

Ukuran:
14
Audio:

ZAMAN dahulu perempuan hanya boleh di rumah dan suaranya dibungkam. Padahal perempuan itu harus dianggap setara dan layak untuk berkompetisi dalam bidang apapun. Melalui perempuan benih-benih generasi baru lahir dan kedamaian di dunia dapat terjaga. Pilar-pilar kehidupan akan berdiri tegak dan kokoh jika perempuan dan laki-laki bisa saling bekerja sama.

Melansir dari theguardian.com, salah satu cara untuk mencapai kesetaraan gender adalah saling komunikasi dan tukar pikiran. Tidak ada lagi suara yang lebih mendominasi dan cenderung menguasai. Semua dikerjakan bersama-sama atas dasar kesejahteraan. Ada banyak cara untuk memerdekakan hidup perempuan masa kini.

Baca Juga: Tak Hanya Dari Luar, Cantik Itu Terlihat Dari Potensi Diri


1. Perempuan bekerja

cewek
Perempuan tak hanya mengurusi rumah saja. (Foto: Pexels/rawpixel.com)

Perempuan memang identik menjadi ibu rumah tangga dan mengurus rumah karena stigma yang sudah melekat di tengah masyarakat. tetapi seharusnya perempuan dibiarkan saja untuk bekerja bukan untuk menyaingi para laki-laki tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri. Dengan bekerja, perempuan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa tergantung pada orang lain. Penghasilannya juga bisa digunakan untuk mengisi kebutuhan rumah tangga.

2. Pekerjaan domestik dilakukan bersama

cewek
Urusan rumah dilakukan bersama-sama pasangan. (Foto: Pexels/Nguyen Xuan Trung)

Pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, masak, dan cuci piring jangan lagi dianggap sebagai kerjaan khusus para perempuan. Karena sudah sepantaskan laki-laki dan perempuan sama-sama menyelesaikan pekerjaan domestik. Dengan begitu semuanya akan berjalan adil, tidak ada yang lebih lelah ataupun dominan. Mengerjakan pekerjaan rumah secara bersama-sama juga bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga.

Baca Juga: Perempuan Menikah Di Usia Tua? Tidak Masalah!


3. Harus menikah

cewek
Kebanyakan saat ini menikah di usia yang matang. (Foto: Pexels/Pixabay)

Standar perempuan untuk menikah selama ini adalah di usia muda kurang dari 25 tahun. Setelah menikah mereka tidak bisa lagi dengan bebas mencari pengalaman hidup atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena memiliki tanggung jawab besar di rumah. Mulai kini jangan pernah memaksa perempuan untuk menikah hanya karena alasan “perawan tua”. Perempuan bebas memutuskan kapan mereka akan menikah dan kapan mereka ingin berpetualang menambah pengalaman hidup.


4. Punya hak suara

cewek
Perempuan memiliki hak bersuara yang sama. (Foto: Pexels/rawpixel.com)


Perempuan tidak boleh bersuara dan mengambil keputusan? Itu zaman dahulu! Kini perempuan lebih leluasa untuk mengeluarkan pendapat dan bahkan mengambil keputusan besar baik untuk dirinya sendiri atau keluarga besar. Perempuan bisa dan mampu untuk berpikir kritis dalam mencari solusi.


5. Keadilan dan perlindungan

keadilan
Perempuan harus mendapatkan perlindungan hukum. (Foto: Pexels/Pixabay)

Hindari tindakan pelecehan seksual dan bela korban pelecehan. Kamu bisa memulainya dengan melindungi para perempuan di tempat umum yang menjadi target para “predator” ini. Kamu juga perlu membimbing korban pelecehan seksual agar kepercayaan diri mereka kembali lagi dan bisa melanjutkan hidup dengan rasa aman. (mar)

Baca Juga:

#Perempuan #Aktivis Perempuan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Menurutnya, perempuan berhak memegang jabatan publik dan negara di semua tingkatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Indonesia
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Daycare adalah investasi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas dan loyalitas pekerja perempuan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 18 Juli 2025
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Berita Foto
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Ketua Umum Pita putih Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo (kanan) menerima penghargaan RA Kartini Award 2025 Kategori Inspiring Women in Empowering Women dari CEO Transmedia, Atiek Nur Wahyuni dalam malam anugerah RA Kartini Award 2025 di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 26 Juni 2025
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Berita Foto
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Anak-anak bermain di RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 25 Juni 2025
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Indonesia
Ibu Rumah Tangga Jadi Target Rekrutan Sindikat Narkoba, Dari Kurir Sampai Jadi Bos
Keterlibatan kaum perempuan itu awalnya dimulai dari peran sebagai kurir yang dianggap aman sindikat karena minim kecurigaan aparat.
Wisnu Cipto - Selasa, 24 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga Jadi Target Rekrutan Sindikat Narkoba, Dari Kurir Sampai Jadi Bos
Berita Foto
Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas
Founder of Alunjiva Indonesia, Nicky Clara (tengah) dan Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, Kristy Nelwan (kanan) saat peluncuran Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas di Jakarta, Rabu (4/5/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 04 Juni 2025
Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas
Indonesia
Rakernas dan Rapimnas GAMKI, Komitmen Advokasi Isu Perempuan
Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) diajak ikut membangun Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dwi Astarini - Jumat, 30 Mei 2025
Rakernas dan Rapimnas GAMKI, Komitmen Advokasi Isu Perempuan
Indonesia
Hampir Setengah Juta Perempuan Jadi Korban Kekerasan, Puan Ajak Momentum Hari Kartini Untuk Berani Bersuara
Peringatan Hari Kartini setiap tahunnya bukanlah sekadar seremoni semata, melainkan momentum untuk membumikan kembali semangat perjuangan RA Kartini dalam konteks kehidupan perempuan masa kini
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 April 2025
Hampir Setengah Juta Perempuan Jadi Korban Kekerasan, Puan Ajak Momentum Hari Kartini Untuk Berani Bersuara
Indonesia
Hari Kartini, Gubernur Jawa Timur: Perempuan Aktor Utama Ketahanan Bangsa
Perempuan jadi aktor utama ketahanan bangsa dimulai dari keluarga, karena memiliki peran strategis sebagai penjaga stabilitas sosial, ekonomi, dan psikologis keluarga.
Frengky Aruan - Senin, 21 April 2025
Hari Kartini, Gubernur Jawa Timur: Perempuan Aktor Utama Ketahanan Bangsa
Indonesia
Hari Kartini Jadi Momentum Perempuan Tunjukkan Kelas, Berdaya dan Mematahkan Diskriminasi
Jika perempuan berdaya, maka dapat mengakhiri kekerasan dan permasalahan tindak pidana yang ada, seperti dikatakan Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah Wilayah III, Dewa Ayu Laksmiadi Janapriati
Frengky Aruan - Senin, 21 April 2025
Hari Kartini Jadi Momentum Perempuan Tunjukkan Kelas, Berdaya dan Mematahkan Diskriminasi
Bagikan