Penyintas COVID-19 Berisiko Penyakit Serius

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 08 Desember 2022
Penyintas COVID-19 Berisiko Penyakit Serius

Penyintas COVID-19 masih dihantui infeksi yang lain, menurut penelitian. (Pexels/Anna Shvets)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PARA pakar menyatakan bahwa infeksi yang ditimbulkan oleh COVID-19 menaikan risiko penyintasnya terpapar sakit yang lebih serius, demikian laman Mirror menuliskan.

Virus itu mengganggu 'kenormalan' kesimbangan bakteri di usus, jelas akan membuat mikroba berbahaya mudah masuk. Jadi penyintas pandemi itu memiliki kerawanan terpapar infeksi lainnya karena perubahan di dalam usus mereka itu.

Para pakar menyatakan bahwa karena virus mengganggu kenormalan bakteria yang membuat jumlah spesiesnya berkurang. Penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa ada bahaya yang mengintai jiwa para penyintas ini. Mereka mengatakan ada kecenderungan munculnya infeksi kedua karena spesies yang tahan pada antibiotik dapat memasuki aliran darah.

Baca Juga:

Joging dan Jalan Cepat, Olahraga Mudah yang Menyehatkan

virus
Penyintas COVID-19 dapat terinfeksi pada bagian lain di tubuh. (Unsplash/Martin Sanchez)

Penelitian yang dikepalai oleh Professor Ken Cadwell dari New York University Langone Health, mengatakan bahwa mereka menemukan adanya infeksi virus ini yang mengarah pada gangguan keseimbangan mikroba baik di usus. Ini mengarah pada ancaman kesehatan pasien.

Dari penelitian itu Cadwell dari rekan-rekannya berhasil mengungkap kondisi tersebut yang dapat mengarah pada pencegahannya. Terutama kemungkinan bakteri jahat yang dapat memasuki aliran darah. Dia menyatakan dalam jurnal Nature Communications, bahwa penggunaan antibiotik yang terlalu meluas membuat bakteri malah menujukan resistensinya. Ini membuat pasien menjadi lebih rapuh.

"Jadi penggunaan antibiotik untuk meringankan infeksi virus ini malah menghancurkan microbiome pada usus," kata Cadwell seperti dimuat dalam laman Mirror.

Penelitiannya kemudian menemukan bahwa ada bukti yang menunjukan bakteri yang sama pada usus masuk ke dalam aliran darah pasien, tentunya ini mengarah pada infeksi yang jauh lebih berbahaya.

Para peneliti ini memantau sekitar 96 pria dan perempuan yang dirawat karena COVID-19 pada tahun 2020 di Kota New York dan New Haven, Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa microbiome usus sangat rendah. Bahkan 25 persen pasien itu hanya memiliki satu tipe bakteria di usus.

Baca Juga:

Mengenal Lebih Jauh Tentang Baby Botox

virus
Bakteri di usus terganggu dengan infeksi COVID-19. (Pixabay/fernandozhiminaicela)

Karena penggunaan obat antibiotik yang meluas, membuat bakteria yang tahan antibiotik meningkat. Kemudian mereka menemukan 20 persen pasien itu pada aliran darahnya terdapat bakteri tersebut yang menyebabkan risiko infeksi lebih buruk pada pasien.

Peneliti kemudian menggunakan tikus yang terinfeksi virus ini, kemudian menganalisa spesies bakteri pada kotorannya. Mereka ingin mengetahui apakah benar virus ini dapat mengacaukan microbiome pada usus.

Mereka juga mengambil contoh darah dan kotoran dari para pasien COVID-19 dari New York University Langone Health dan RS Yale University. Tujuannya adalah untuk menganalisa bakteri usus dan kemungkinan infeksi kedua. Pene;iti senior dan asisten profesor di University Langone Health, Dr Jonas Schluter mengatakan bahwa ada koneksi antara microbiome di usus dan sistem imun pada bagian lain di tubuh. Jadi infeksi itu dapat mengacaukan yang lainnya.

Namun Schulter menyarankan harus ada peelitian lanjutan. Karena semuanya berhubungan dengan jenis perawatan yang diterima oleh pasien. Banyak faktor yang memengaruhi kontribusi gangguan microbiome dalam tubuh mereka. (psr)

Baca Juga:

Cara Merawat Kulit setelah Hapus Tato dengan Laser

#Kesehatan #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Bagikan