Penularan HIV Bukan Lewat Ludah ataupun Keringat


Penyebaran HIV salah satunya melalui penggunaan napza suntik (Foto: Pixabay)
HIV/AIDS masih menjadi momok paling menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan daya tahan tubuh seseorang dalam melawan infeksi dan penyakit. Di Indonesia sendiri, infeksi HIV pertama kali ditemukan tahun 1987, yang tersebar di 368 dari 497 kabupaten di seluruh Provinsi Bali.
Menurut UNAIDS, hingga tahun 2015 lalu, ada 690 ribu orang di Indonesia yang mengidap HIV. Dari jumlah tersebut, setengah persennya berusia antara 15-49 tahun. Lalu, bagaimana seseorang bisa sampai tertular virus HIV?
Banyak orang beranggapan, Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat tertular melalui gigitan nyamuk, penggunaan toilet duduk, bertukar alat makan dan handuk, atau sekadar bersalaman. Padahal, virus HIV pada kenyataannya tidak dapat ditularkan melalui beberapa penyebab yang telah disebutkan tadi. Bahkan ludah, air mata, dan keringat bukan media penularan HIV—kecuali bila tercampur darah penderita HIV positif.
Menurut dr. Dwinita Vivianti, SpPD, HIV/AIDS hanya bisa tertular melalui hubungan seksual, kelahiran dan proses menyusui dari ibu dengan HIV/AIDS, serta penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat aditif (napza) suntik. Alasannya, virus HIV hanya terdapat di dalam darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (asi).
Namun, jumlah virus bisa ditekan atau dicegah dengan rutin mengonsumsi obat antiretroviral (ARV). Strategi pencegahan virus HIV ini juga telah disetujui oleh World Health Organization (WHO). Pengobatan dengan ARV kini juga memungkinkan seorang ibu positif HIV memberikan asi eksklusif kepada bayinya. Jika terapi pengobatan dilakukan secara disiplin, risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa ditekan hingga menjadi 7% saja.
Jadi, jika Anda tahu seseorang mengidap HIV/AIDS, tidak perlu takut kepada mereka, karena penularan AIDS tidaklah semudah virus influenza. Untuk mengetahui info lainnya terkait penyebaran virus penyakit, Anda bisa juga membaca artikel ini: Terkait Virus Zika, Ini Saran Kemenkes Untuk Wanita Hamil.
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
