Kesehatan

Pentingnya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Di tengah Gempuran Omicron

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 03 Februari 2022
Pentingnya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Di tengah Gempuran Omicron

Pentingnya meningkatkan daya tahan tubuh di tengah gempuran Omicron (Foto: pixabay/alexandra_koch)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KASUS COVID-19 saat ini kian meningkat, pertambahan kasus harian per tanggal 30 Januari 2022 mencapai 12.442 orang. Selain itu Okupansi tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) pun meningkat.

Menurut Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan Dr.dr. Erliana Burhan, M.Sc, Sp.P(K), sejak awal Januari 2022, terjadi perkembang yang cukup signifikan.

Baca Juga:

Mengenal Gejala Omicron yang Hanya Muncul di Malam Hari

Sejumlah ahli menghadiri Virtual Talk Show Kesehatan 'Kembali Beraktivitas, Masyarakat Harus Waspada Omicron dan Jaga Daya Tahan Tubuh' (Foto: istimewa)

Dr Erlina menyampaikan di awal tahun baru 2022 masih di bawah 200 kasus, kemudian meningkat hingga ribuan. Bahkan, kematian akibat Omicron juga telah dilaporkan.

Omicron merupakan salah satu varian dari COVID-19. Salah satu karakteristik yang perlu diketahui dari Omicron, yakni sangat mudah menular dibandingkan varian delta. Hal itu terlihat dari angka peningkatan kasus harian yang sangat cepat.

Erliana menjelaskan sebelumnya pada pertengahan Desember 2021, kasus Omicron merupakan imported cases yang dibawa dari orang luar negeri atau Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Namun, seiring berjalannya waktu, saat ini sudah terjadi penularan pada komunitas. Kabarnya penularan di komunitas telah mencapai lebih dari 20 persen.

"Asumsi saya, kalau dilakukan pemeriksaan, sebagian besar kasus yang terjadi di Indonesia sudah Omicron," kata dr. Erliana, pada Virtual Talk Show Kesehatan 'Kembali Beraktivitas, Masyarakat Harus Waspada Omicron dan Jaga Daya Tahan Tubuh', Kamis (3/2).

Erliana menjelaskan bila omicron naik tinggi dan terjadi lonjakan seperti pada Juli-Agustus 2021, maka kemungkinan sistem kesehatan akan kewalahan. Semakin banyak kasus maka semakin banyak pula orang yang perlu dirawat, baik isoman di rumah atau di rumah sakit. "Virus ini tertular karena ada interaksi antar manusia. Jadi, kalau tidak penting-penting banget, janganlah bepergian," ujarnya.

Kemudian, Erliana juga menyarankan agar jangan makan bersama di kantor. Lebih baik makan sendiri-sendiri di ruangan masing-masing. Karena masker tidak digunakan saat makan dan kemungkinan penularan tinggi.

Disamping itu, Meski kasus Omicron tanpa gejala dan ringan, Erliana menyampaikan bahwa tidak perlu panik. Tapi, tetap harus waspada.

Data menunjukan penyakit yang ditimbulkan Omicron lebih ringan dibanding Delta, tapi perlu diwaspadai gejala ringan yang terjadi yakni pada kelompok mereka yang sehat dan muda. Sementara pada kelompok tertentu seperti lansia, anak-anak balita yang belum divaksin, dan orang komorbid, menjadi tidak gejala ringan lagi, sehingga perlu di rawat di rumah sakit.

Pada sistem imun yang turun, orang-orang dengan kelompok tersebut mudah sekali tertular. Terlebih bagi lansia sekaligus komorbid dan belum divaksinasi.

Selain menjaga protokol kesehatan, suplemen juga sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Foto: pixabay/mohamed_hassan)

Karena itu, perlu adanya peningkatan protokol kesehatan, dan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Seperti makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Kemudian, konsumsi suplemen imunomodulator dan vitamin, pun bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan imunitas.

Baca Juga:

Seorang Pria Mendapat 10 kali Suntikan Vaksin COVID-19 dalam Sehari

Menurut Prof.Dr. dr. Iris Rengganis Sp.PD-KAI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi dari RSCM Jakarta, meningkatkan daya tahan tubuh jadi penting di tengah omicron yang meningkat dan orang sudah mulai beraktivitas offline.

Dia mengingatkan, saat ini dua kali vaksinasi saja tidak cukup. Harus memberikan dosis booster atau dosis penguat. Dosis penguat tersebut menjadi sangat penting, karena itu akan melengkapi semua kebutuhan seseorang dalam menjaga sistem daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi.

Prof Iris menyampaikan, mereka yang sudah divaksinasi dua kali, sebaiknya mengonsumsi suplemen imunomodulator, terlebih yang belum mendapat dosis penguat atau booster. "Di masa pandemi, kita tidak pernah tahu kondisi di luar itu seperti apa. Artinya, selain sudah divaksinasi dan jaga Prokes, tidak ada salahnya juga kita menguatkan daya tahan tubuh kita dengan mengonsumsi imunomodulator," papar Prof Iris.

Apabila kamu merasa kurang fit, maka suplemen maupun imunomodulasi tetap membantu untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan sistem imun tubuh kita. "Kalau semua itu diberikan secara sinergis, maka itu potensial untuk mengoptimalkan kerja sistem imun dalam melawan deteksi virus," jelasnya.

Sementara itu, DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si selaku VP Research & Development, Regulato-ry, and Medical Affairs SOHO Global Health, menyampaikan bahwa sebagai industri yang bererak di bidang kesehatan, SOHO terus berupaya dalam meningkatkan edukasi terkait kesehatan.

"Kami memperhatikan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan produk suplemen imunomodulator serta vitamin yang efektif untuk menjaga daya tahan tubuh, dan dengan dosis yang lebih praktis," paparnya. (ryn)

Baca Juga:

Korea Selatan Lacak Pasien COVID-19 dengan Fitur Facial Recognition

#Kesehatan #Omicron #COVID-19 #Suplemen Vitamin
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Bagikan