Penyandang Disabilitas Juga Perlu Mencuci Tangan


Faisal mempraktikkan cara mencuci tangan. (Foto: Istimewa)
TEPAT pada hari ini (15/10), kita merayakan Hari Mencuci Tangan Sedunia atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Di masa pandemi COVID-19 ini, cuci tangan menjadi sangat penting agar tidak menularkan virus dan menghentikan penyebaran kuman.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat, mencuci tangan bisa mencegah satu dari tiga penyakit diare, dan satu dari lima infeksi saluran pernapasan. Di sisi lain, riset dari organisasi Save the Children juga menunjukkan bahwa, 46 negara termasuk di Indonesia pada 2020, menemukan sebanyak 13 persen keluarga tidak memiliki akses terhadap air bersih, termasuk sabun dan pembersih tangan.
Salah satu penyebabnya ialah faktor ekonomi yang diharapi beberapa keluarga. Keterbatasan akses tersebut membuat 76 persen keluarga khawatir terinfeksi COVID-19 dan penyakit menular.
“Data kami jelas mengambarkan bahwa kesulitan ekonomi karena dampak pandemi memperburuk akses anak dan keluarga terhadap layanan air, sanitasi, dan pengobaatan terutama untuk anak dan keluarga penyandang disabilitas," jelas Selina Patta Sumbung selaku CEO Save the Children Indonesia dalam keterangan pers yang diterima Merahputih.com.
Baca juga:
Percobaan Sekolah Tatap Muka di Bandung, Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet Jadi Sorotan
Selain itu, Selina menambaghkan bahwa anak–anak penyandang disabilitas mengalami tantangan dalam menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) baik secara akses yang belum disesuaikan dengan ragam disabilitas anak, juga ketersediaan air dan sabun.
Sejalan dengan tema Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia 2021, Save the Children Indonesia mengingatkan seluruh pihak untuk memprioritaskan permudah akses CTPS untuk para penyandang disabilitas. Akses tersebut perlu disesuaikan dengan ragam disabilitas yang dimiliki oleh anak dan keluarga, sehingga penerapan CTPS nyata bagi semua khususnya anak dan keluarga penyandang disabilitas.
Baca juga:

Di Kabupaten Bandung, Save the Children Indonesia bersama dengan anak-anak penyandang disabilitas yang tergabung dalam Child Campaigner Save our Education mengembangkan video CTPS inklusif. Video ini dibuat untuk mengedukasi anak– nak penyandang disabilitas di seluruh Indonesia agar memahami praktik CTPS. Video ini juga diharapkan menjadi salah satu unsur edukasi sekolah dan orangtua untuk dapat memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas pada lingkungan yang aman.
“Saya berharap kalau sekolah nanti dibuka lagi, sekolah bisa menyesuaikan sarana CTPS yang mudah dijangkau oleh anak penyandang disabilitas seperti saya, supaya saya tidak lagi kesulitan untuk ambil sabun karena ketinggian atau keran air kependekan," ujar Faisal, salah satu siswa penyandang disabilitas. (and)
Baca juga:
Dinkes DKI Minta Mendikbud Masukkan Gerakan Cuci Tangan ke Ekstrakurikuler
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
