Penjelasan Ilmiah Mengenai Belang di Bulu Kucing


Pola pada bulu kucing menjadi ciri khasnya. (Foto: Unsplash/Paul Hanaoka)
KUCING adalah hewan menggemaskan dan banyak dipelihara orang selain anjing. Salah satu jenis yang paling umum adalah kucing tabby klasik.
Kucing ini memiliki pola bulu yang menampilkan garis-garis, titik, dan lingkaran dan terlihat seperti huruf M yang tercetak di dahi kucing. Sepopuler tabbies, para ilmuwan hanya tahu sedikit tentang bagaimana mereka mendapatkan penampilan yang khas ini, dilansir dari laman Nationalgeographic.
Baca Juga:

Pada sebuah penelitian di Nature Communication, para ilmuwan menyatakan bahwa gen yang mengatur pola pada bulu kucing ini, diaktifkan dalam sel-sel kulit embrio sebelum bulu kucing berkembang. Bahkah saat di mikroskop pun sel-sel kulit sudah membentuk garis-garis. Nyatanya, ini menjadi sebuah penemuan baru yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sel-sel embrionik.
Proses genetik yang unik ini mungkin merupakan suatu mekanis yang sama menciptakan garis serta bintik-bintik pada kucing liar. Kata tabby berasal dari al-attabiyya, sebuah kawasan di Baghdad yang memproduksi taffeta sutra bergaris halus pada abad ke-16. Tetapi, kemungkinan besar belang pada kucing berasal dari nenek moyangnya langsung yakni kucing domestik, kucing liar.
Genetika di balik warna dan pola kucing domestik telah lama menarik minat para ilmuwan. Salah satunya Charles Darwin, mengatakan bahwa kebanyakan kucing berwarna putih dengan mata biru. Selama perkembangannya, spesies terkadang memperoleh perubahan yang tidak penting, seperti warna bulu.
Sebagai bagian dari protokol penelitian yang telah disetujui secara etis, Barsh dan rekan mengumpulkan hampir seribu embrio yang seharusnya dibuang dari klinik hewan. Rata-rata kucing ini banyak yang hamil saat dirawat.
Baca Juga:

Ketika Kelly McGowan, seorang ilmuwan senior dalam tim memeriksa sel-sel kulit embrio yang berusia 25 hingga 28 hari di bawah mikroskop. Ia melihat bahwa area kulit yang tebal diselingi dengan area yang lebih tipis, menciptakan pola warna sementara yang menyerupai pola kucing dewasa.
Ia sangat terkejut menemukan pola seperti itu di awal perkembangan embrio, jauh sebelum adanya folikel rambut dan pigmen yang merupakan kunci pewarnaan pada hewan.
Untuk melihat lebih dekat, tim menganalisis sel-sel kulit individu embrio dan menemukan dua jenis berbeda, serta masing-masing mengekspresikan set gen yang terpisah. Di antaranya, gen yang paling berbeda adalah gen yang diberi nama Dickkopf WNT Signaling Pathway Inhibitor 4, atau DKK4. Gen ini juga merupakan protein yang disebut sebagai molekul rahasia.
Ketika semua berjalan sesuai rencana, sel dengan DKK4 menjadi tanda gelap yang membuat kucing tabby menjadi tabby. Tetapi mutasi sering terjadi, menghasilkan warna dan pola bulu lain. Misalnya, bintik-bintik putih atau garis-garis yang lebih tipis. (Cil)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Tetapkan 1 Anak Di Bawah Umur Tersangka Pejarahan Kucing Uya Kuya

Kucing Uya Kuya Terlantar Pasca-Penjarahan. Kini Dirawat Puskeswan Ragunan Masih Diinfus

Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

DKI Jakarta Targetkan 22 Ribu Sterilisasi Kucing 2025, Strategi Jitu Kendalikan Populasi Hewan Liar

Kucing Merah Kalimantan Muncul Setelah 20 Tahun, Ini Keunikan dan Ancaman terhadap Keberadaannya

Aduh! Kucing Ini Jadi Kurir Narkoba di Penjara Kosta Rika, Diamankan Petugas dan Dibawa ke Layanan Kesehatan Hewan

Puskewan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan Cegah Penularan Penyakit di Jakarta

Paus Raksasa untuk Kucing Istana, Bill Gates Tak Bisa Menolak Pesona Bobby Kertanegara!

Lelang Laku Rp 12 Juta, Nasib Baju Bobby Kertanegara kini di Tangan Legislator PSI

Menilik Pameran Hewan Peliharaan yang Mengemaskan dalam Gelaran Pet Fest 2025 di ICE BSD
