Apa Yang Dikatakan Kucing Tentang Karakter Pemiliknya?


Ada korelasi antara pemilik dan kucingnya. (Foto: Pexels/Pixabay)
KUCING mungkin tidak sedingin dan seegois yang kita pikirkan. Mereka sebenarnya juga memiliki ikatan dengan pemiliknya seperti anak yang terikat dengan orang tuanya. Oleh karena itu, seperti halnya kepribadian anak yang dipengaruhi oleh kepribadian orang tuanya, kepribadian kucing juga dapat dipengaruhi oleh pemiliknya. Ilmuwan bernama Lauren Finka melakukan studi untuk mengkaji kemungkinan ini.
Finka dan rekan-rekannya berfokus pada Lima Besar Kepribadian Manusia yakni Keterbukaan (Openness), Kehati-hatian/Teliti (Conscientiousness), ekstraversi (Extraversion), Persetujuan (Agreeableness), dan Neurotisme (Neuroticism).
Baca Juga:

Mereka berpendapat bahwa pemilik kucing dengan kepribadian neurotisme akan membentuk karakter kucing yang dapat mengakibatkan lingkungan rumah yang kacau dan tidak stabil. "Pada manusia, orang tua dengan neurotisme diprediksi memberikan kesejahteraan yang lebih rendah pada anak-anaknya," jelas Finka.
Sementara sifat-sifat Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness disebut cenderung menghasilkan anak dengan kesejahteraan yang lebih besar.
Sebanyak 3331 pemilik kucing (92% perempuan) berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan Finka. Responden direkrut melalui media sosial, situs web berorientasi kucing, dan kedokteran hewan di London. Responden diharuskan memiliki kucingnya setidaknya selama 6 bulan. Mereka harus menyelesaikan pengukuran Big Five Personality dan menjawab pertanyaan tentang kepribadian, perilaku, kesehatan, dan gaya hidup kucing mereka.
Mereka yang memiliki banyak kucing merespons hanya tentang kucing yang paling mereka kenal. Rata-rata, peserta sangat senang dengan kucing mereka (rata-rata kepuasan = 14,12/15). Hanya 20% melaporkan masalah perilaku dengan kucing mereka, yang didefinisikan sebagai agresif, pengacau rumah, perusak furnitur, dan mencari perhatian.
Hasilnya mengungkapkan hubungan menarik antara kepribadian pemilik kucing dan kepribadian, gaya hidup, dan kesejahteraan kucing.
Baca Juga:
Kucing Rumahan Jangan Dibiarkan di Luar Rumah, Bahayanya bagi Kesehatan

Pemilik kucing yang lebih terbuka akan memiliki kucing yang lebih ramah, tidak agresif, dan memiliki lebih banyak kucing. Namun anehnya, pemilik kucing dengan sifat terbuka justru tidak membiarkan kucingnya untuk berkeliaran di luat rumah dengan bebas. "Penemuan ini sungguh tidak terduga," ujar Finka.
Sementara pemilik kucing yang lebih teliti akan menghasilkan kucing dengan karakter ramah, tenang, dan tidak mudah takut. Sama seperti pemilik kucing yang terbuka, mereka dengan karakter teliti juga cenderung memelihara lebih banyak kucing.
Pemilik kucing yang lebih ekstrover akan mendapatkan peliharaan yang lebih sehat. "Kucing yang mereka pelihara cenderung memiliki berat badan normal," jelasnya. Namun jumlah kucing yang mereka pelihara lebih sedikit. Selain itu, mereka coba menularkan kepribadian ekstrovertnya dengan membiarkan kucing mereka berkeliaran di luar dengan bebas.
Untuk pemilik kucing yang persetujuan menghasilkan karakter kucing yang tidak agresif, percaya diri dan memiliki kucing dengan berat badan normal. "Mereka juga cenderung lebih bahagia dengan kucing mereka," tuturnya.
Baca Juga:

Adapun kucing orang dengan neurotisme cenderung memiliki kondisi memprihatinkan. Kucing milik mereka cenderung memiliki masalah perilaku dan masalah medis. Masalah perilaku misalnya lebih agresif, mudah cemas atau takut dan gampang stres. Hal itu diperburuk dengan tidak diperkenankannya kucing untuk berkeliaran di luar rumah dengan bebas. Sementara masalah medisnya misalnya kucing mereka memiliki kelebihan berat badan. Orang-orang dengan neurotisme juga memiliki kucing non-pedegree.
Secara keseluruhan, seperti yang diantisipasi, pemilik neurotisme akan menghasilkan kucing dengan kesehatan dan perilaku negatif. Sedangkan ciri-ciri kepribadian lainnya (keterbukaan, kesadaran, ekstraversi, dan keramahan) memprediksi hasil yang positif. Para peneliti mengandaikan bahwa pemilik kucing neurotik mungkin terlalu protektif, otoriter, atau tidak dapat diprediksi.
Mereka tidak tahu mengapa individu neurotik lebih cenderung memiliki kucing non-silsilah. "Mungkin individu-individu ini lebih menyukai kucing yang lebih agresif, cemas, dan menyendiri; dan kurang bersahabat, sifat lebih umum pada kucing non-silsilah," urai Finka.
Memang, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemilik kucing paling bahagia dengan kucing mereka ketika mereka memiliki kepribadian yang cocok. Menariknya, pemilik kucing juga paling bahagia jika kucing mereka berbeda dalam hal dominasi/kepatuhan. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kucing Uya Kuya Terlantar Pasca-Penjarahan. Kini Dirawat Puskeswan Ragunan Masih Diinfus

Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia

Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam

Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator

Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan

Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan

Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan

Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan
