Pengguna Vape Ganja Dua Kali Lebih Mudah Terserang Mengi


Ilustrasi Vape. (Pexels.com)
MerahPutih.com – Selebgram Chandrika Chika belum lama ini diamankan polisi usai diketahui menggunakan vape berisikan ganja bersama kelima orang temannya. Polisi menemukan barang bukti berupa satu pods vape dengan cairan ganja atau liquid THC didalamnya.
Atas kejadian ini tentu saja berbagai pihak mulai membahas dampak yang terjadi, tidak terkecuali Dokter Spesialis Paru, Prof Dr dr Erlina Burhan.
Baca juga:
Lewat akun X pribadinya @erlinaburhan menjelaskan bahwa paparan inhalasi diacetyl dapat menyebabkan popcorn lung yang disertai batuk parah, mengi, sesak napas, serta gejala yang menyerupai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
“Dalam tinjauan penelitian yang diterbitkan antara 2006 dan 2021 ditemukan bahwa vape berasa atau beraroma menunjukkan efek yang merugikan,” kata dr Erlina dikutip dalam akun X pribadinya, Sabtu (27/4).
Menurutnya, beberapa aroma yang berbahaya dapat menimbulkan toksisitas paru tersebut seperti kayu manis, strawberry, dan mentol. Namun efek yang paling berbahaya dan banyak dilaporkan yaitu adanya gangguan biomarker pro-inflamasi dan peningkatan sitotoksisitas.
Bukan cuma itu, dari rasa-rasa yang ditimbulkan juga bisa menyebabkan satu atau lebih efek samping kepada penderita di antaranya produksi ROS dan disregulasi sitokin inflamasi. Kondisi ini didukung oleh studi lainnya yang dilakukan pada 2019, kalau e-liquid vaping khususnya propilen glikol dan gliserin dapat menyebabkan peradangan paru-paru.
Baca juga:
Masuk Musim Hujan, Ahli Berikan 3 Cara Pencegahan Anti Sakit
Sementara penelitian University of Michigan menunjukkan remaja yang menggunakan vape ganja memiliki risiko lebih besar untuk mengalami cedera paru-paru. Untuk itu, remaja yang menggunakan vape ganja dua kali lebih mungkin untuk mengalami mengi dan suara seperti bersiul di dada.
“Kaitan gejala pernapasan lainnya antara penggunaan rokok, vape dan ganja adalah batuk kering. Bahkan mirisnya, ternyata bahayanya tidak hanya pada kesehatan fisik lho, (melainkan) kesehatan mental juga ikut berpengaruh,” ujarnya.
Gejala kecemasan tersebut lebih sering ditemukan pada pengguna vape THC. Dokter Erlina mengungkap penggunaan ganja dapat menimbulkan masalah memori, gangguan tidur, denyut jantung, bahkan untuk jangka panjang kemungkinan ada risiko skizofrenia. (Chn)
Bagikan
Chindy Aprilia Pratiwi
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Singapura Serius nih, Pengguna Vape yang Kena Razia akan Kena Hukuman Cambuk dan Denda, Wisatawan Juga Bisa Kena Loh

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Narkoba Merambah ke Vape Pods, BNN Cek Berbagai Merek Vape di Indonesia
