Pengembangan Vaksin, Indonesia Butuh Dana Rp 30 Triliun

Aang SunadjiAang Sunadji - Rabu, 04 Maret 2015
Pengembangan  Vaksin, Indonesia Butuh Dana Rp 30 Triliun

Ilustrasi, Menteri Kesehatan, Nila Moeloek sedang memberikan imunisasi

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Kesehatan- Meski pengembangan vaksin pernah menghadapi beberapa permasalahan, namun saat ini strategi pengembangan vaksin telah mengalami perubahan dan kemajuan pesat sejalan dengan pengembangan teknologi.

Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI), Amin Soebandrio memaparkan dalam penerapan teknologi pengembangan vaksin perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain harga per dosis, kecepatan dan kemudahan produksi, pilihan substrat untuk menumbuhkan virus atau mengekspresikan antigen virus. Proteksi silang terhadap galur varian, Efikasi secara umum dan pada populasi yang secara imunologis naif, Keamanan, dan Penerimaan oleh Badan Regulator dan Masyarakat.

"Peneliti di Indonesia sedang berupaya membangun kemandirian dengan mengembangkan vaksin yang lebih efektif, murah, aman, antara lain dengan penerapan berbagai teknik rekombinan DNA. Indonesia harus mengambil pelajaran dari ancaman flu burung dan flu babi yang lalu," kata Soebandrio saat menjadi pembicara pada acara Temu Media bertajuk "Perkembangan Program Imunisasi di Indonesia" di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).

Menurut Soebandrio, dengan populasi sekitar 240 juta, untuk blanket immunization yang mencakup 50% populasi (masing-masing 2 dosis), Indonesia akan membutuhkan 230 Juta dosis. Jika harga vaksin impor diasumsikan sekitar 10 USD per dosis, dibutuhkan 2300 Juta USD= 2,3 x 109 x 13.000 Rupiah, atau sekitar 30 triliun rupiah.

"Itupun jika jumlah sebanyak itu tersedia, karena kapasitas produksi dunia hanya sekitar 80 juta dosis per minggu untuk 6.5 miliar penduduk," pungkasnya. (Baca: PAPDI: Canangkan Imunisasi untuk Dewasa)

Dikatakannya, pengembangan kemandirian nasional dalam penyediaan vaksin dilakukan dengan membangun Konsorsium Riset Vaksin. Seperti, Konsorsium Vaksin Tuberkulosis yang terdiri dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, UI, ITB, Universitas Padjadjaran, UGM, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin dan PT Bio Farma.

Sementara untuk Konsorsium Vaksin Dengue yang terdiri dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Universitas Airlangga, UI, UGM, Lembaga Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia, Pusat Studi Satwa Primata IPB dan PT Biofarma.

Adapun untuk Konsorsium Vaksin AI yang terdiri dari Lembaga Eijkman, Badan Litbangkes, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, PT Biofarma dan Universitas Airlangga

"Selain itu, beberapa vaksin juga sudah dalam pipeline penelitian, antara lain Vaksin Rotavirus, Vaksin HPV, dan Vaksin Pneumokokus," katanya. (hur)

 

#Imunisasi #Pengembangan Vaksin
Bagikan
Ditulis Oleh

Aang Sunadji

Coffee is a life

Berita Terkait

Indonesia
Cangkupan Imunisasi Tidak Merata, Wabah Campak Meningkat Pesat
Tercatat sekitar 95.000 orang meninggal akibat campak pada 2024, sebagian besar anak di bawah usia lima tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 29 November 2025
Cangkupan Imunisasi Tidak Merata, Wabah Campak Meningkat Pesat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Hingga April 2025, Kemenkes dan UNDP menyelenggarakan Pekan Imunisasi Dunia.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Indonesia
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Terungkap 1,3 juta anak di Indonesia sama sekali belum mendapatkan vaksin imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Indonesia
Sebelum Mudik, Kemenkes Inginkan Anak Sudah Diimunikasasi Lengkap
Ketika anak diajak pergi ke daerah yang sebagian besar anaknya belum imunisasi, akan rentan terkena penyakit.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 Maret 2025
Sebelum Mudik, Kemenkes Inginkan Anak Sudah Diimunikasasi Lengkap
Indonesia
Semua Anak Cewek Umur 15 Tahun di Jakarta Jadi Target Imunisasi HPV
DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan imunisasi HPV
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Januari 2025
 Semua Anak Cewek Umur 15 Tahun di Jakarta Jadi Target Imunisasi HPV
Indonesia
Catat Lokasi Stasiun dan Jadwal Imunisasi Polio di Daop 1 Jakarta
Dinkes DKI Jakarta dan Jawa Barat berkolaborasi dengan PT KAI untuk melaksanakan Program Imunisasi Nasional.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 02 Agustus 2024
Catat Lokasi Stasiun dan Jadwal Imunisasi Polio di Daop 1 Jakarta
Indonesia
Pemprov DKI Targetkan 1,2 Juta Anak Terima Imunisasi Polio
Pemprov DKI Jakarta resmi mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2024.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 23 Juli 2024
Pemprov DKI Targetkan 1,2 Juta Anak Terima Imunisasi Polio
Berita Foto
Vaksin Polio Semarakkan Hari Anak Nasional di Jakarta
Anak Taman Kanak-kanak (TK) menerima vaksin polio anak saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dalam rangka Hari Anak Nasional di TKN Tegal, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2024).
Didik Setiawan - Selasa, 23 Juli 2024
Vaksin Polio Semarakkan Hari Anak Nasional di Jakarta
Lifestyle
Kenapa Anak Harus Dapatkan Imunisasi Tambahan Walau Sudah Lengkap?
Orang tua tidak perlu khawatir, karena tidak ada yang namanya overdosis vaksin.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 Juni 2024
Kenapa Anak Harus Dapatkan Imunisasi Tambahan Walau Sudah Lengkap?
Bagikan