Pengeluaran Peserta Pemilu Bisa Mencapai Rp 258 Triliun


Ilustrasi pemilu. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Indonesia tengah berada pada agenda penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) baik Pemilihan Presiden dan Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan DPD. Lalu dilanjutkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang akan digelar pada November 2024 mendatang.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Hendri Saparini memperkirakan konsumsi atau belanja masyarakat akan bertambah Rp 294,5 triliun.
Baca Juga:
Ganjar Sebut Pelaku Usaha Mitra Strategis Atasi Masalah Ekonomi
"Dari privat, seperti dari calon legislatif dan calon presiden dan sebagainya itu sekitar Rp 258 triliun (peserta pemilu). Dan dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) itu ada Rp 36,5 triliun untuk pemilu," kata Hendri dalam CORE Economic Outlook 2024, di Jakarta, Selasa (12/12).
Meskipun nilai tersebut diperkirakan hanya akan mencapai 4,2 persen dari total konsumsi masyarakat pada 2024, tapi pemilu dan pilkada diyakini akan menggerakkan perekonomian nasional.
Hendri memandang pemilu dan pilkada tidak akan menurunkan investasi, terutama di sektor pertambangan, logam dasar, dan petrokimia yang saat ini cenderung meningkat.
"Malah secara political economy, (investasi) ini akan berlanjut sampai pemerintahan yang sekarang berhenti di Oktober 2024. Karena ada ketidakpastian apakah pemerintahan yang akan datang akan mempermudah investasi," katanya.
CORE Indonesia optimis ekonomi akan tumbuh 4,9 sampai 5 persen secara tahunan pada 2024. Namun demikian pada tahun 2024, presiden dan wakil presiden yang terpilih harus menghadapi tantangan berupa konflik geopolitik di sejumlah negara seperti Ukraina, Palestina, dan Venezuela yang berpotensi mengganggu rantai pasok global.
Di samping itu, ke depan negara-negara di dunia cenderung menerapkan kebijakan proteksionisme atau mementingkan mendahulukan kepentingan negaranya sendiri.
"Presiden Jokowi sudah mencontohkan ada sejumlah negara yang tidak mau mengekspor pangan, dan mereka lebih mementingkan kepentingan di dalam negeri. Ini yang akan dihadapi Pemerintah Indonesia pada 2024 dan setelahnya," ungkapnya.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di kisaran 4,5 sampai 5,3 persen, sedangkan pada 2024 berada di rentang 4,7 sampai 5,5 persen, dan akan terus membaik di tahun-tahun mendatang.
Sementara, inflasi diyakini tetap terkendali dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen pada 2023, dan 2,5 plus minus satu persen pada 2024. (Asp)
Baca Juga:
Begini Cara Hypernet Manfaatkan MSP dorong Ekonomi Digital
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kendalikan Harga, Inflasi Dipantau Setiap Minggu

Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen

Inflasi Diklaim Terkendali, Rupiah Menguat

Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak

Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah

Alasan Bitcoin Jadi Solusi Investasi Menarik di Tengah Ancaman Inflasi

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
