Begini Cara Hypernet Manfaatkan MSP dorong Ekonomi Digital


Hypernet tekankan pentingnya MSP untuk dorong pertumbuhan ekonomi digital. (Foto: merahputih.com/Andrew Francois)
DEWASA ini, bisnis tak lekang dari adaptasi ekonomi digital, bahkan hampir pada seluruh industri tak bisa mengelak dari tantangan digitalisasi. Baik itu bisnis kecil seperti UMKM, perusahaan swasta, hingga enterprise dengan budget besar, memiliki tantangan ekonomi digitalnya sendiri.
Hal ini kemudian dilihat Hypernet untuk menyediakan layanan manajemen ekonomi digital bagi bisnis-bisnis kecil dan menengah. Seperti diungkapkan CEO Hypernet Sudianto Oei, Hypernet ingin memberikan solusi end-to-end dalam manajemen ekonomi digital.
"Ekonomi digital ini bukan soalan sederhana, ada banyak tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis dalam menghadapi digitalisasi ini," terang Sudianto di kantor Hypernet, Jakarta Pusat.
"Misal, keterbatasan mindset, karena mereka tidak mengerti seberapa pentingnya ini, keterbatasan dana, hingga keterbatsan manpower. Makanya, tiga masalah ini yang mau kita coba kasih solusinya," terang Sudianto.
Baca juga:

Sudianto menjelaskan lebih lanjut, Hypernet menyediakan jasa atau layanan yang terjangkau, dengan biaya yang bisa dibayar secara berlangganan ketimbang beli putus. Hal ini diyakini menjadi solusi menghadapi ekonomi digital dengan cara terjangkau bagi UMKM.
"Bahkan, untuk manpower juga kita sediakan. Kita akan adakan untuk hardwarenya, seperti komputer, smartphone, server, dan sebagainya. Software juga kita sediakan, sistemnya kita sudah punya, dan internet sampai manajemennya juga bisa kita sediakan," ungkap Sudianto.
Pentingnya ekonomi digital bagi pelaku bisnis dewasa ini juga diamini Direktur Digital Economy Center of Economic & Law Studies Celios Nailul Huda. Ia mengatakan, pertumbuhan digital 2023 ini cukup pesat, dan potensinya pada tahun mendatang dinilai cukup tinggi.
"Penetrasi internet di indonesia masih kencang sekali, bahkan 2023 mencapai 78,2%. Kemudian pengguna internet kita sudah mencapai 215 juta pengguna internet di seluruh indonesia, kebanyakan ditopang generasi milenial dan generasi Z," ujar Nailul.
Sudianto sendiri mengatakan mereka saat ini sudah memiliki klien dari berbagai industri, mulai dari kesehatan, finansial, manufaktur, pemerintahan, pendidikan, ritel, channel & partner, dan sebagainya.
Baca juga:

Saat ini Hypernet telah menjadi bagian dari XL Axiata. Mereka telah diakuisisi sejak 2022 lalu, dan Sudianto meyakini dengan menjadi bagian dari XL Axiata, Hypernet bisa menawarkan layanan yang lebih luas, terjamin, dan lengkap.
"Jadi benefit integrasi ini adalah kami bisa menggabungkan basic pelanggan XL Axiata yang sudah jutaan, dengan layanan MSP kami yang sudah lengkap. Sehingga kami juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas," tukas Sudianto.
Hypernet juga menekankan pada cybersecurity, yang menurut mereka selalu menjadi prioritas utama ketika bicara soal ekonomi digital. Perusahaan besutan 2007 itu menjanjikan, layanan yang mereka tawarkan aman dari bahaya serangan siber berbagai jenis. (waf)
Baca juga:
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Pekerja Profesional Bidang TIK Minim, Baru 0,8 Persen Dari Total Angkatan Kerja Nasional.

Minta Tak Pedulikan Protes AS, Ekonom Sebut QRIS Jadi Pendorong Ekonomi Digital

AS Kritik QRIS-GPN, Legislator Demokrat Dorong Pemerintah Tegakkan Prinsip Kedaulatan Digital

Rekor Baru Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Setahun Tembus 2 Digit

Pemerintah Kumpulkan Rp 25,8 Triliun Dari Pajak Ekonomi Digital Dalam 6 Bulan

Ekonomi Digital Diklaim Bisa Ciptakan 67 Juta Lapangan Kerja Baru

Indonesia jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi Digital di ASEAN

NTT dan Microsoft Resmikan Digital Experience Center di Digital Hub BSD City

Begini Cara Hypernet Manfaatkan MSP dorong Ekonomi Digital
