Pengawasan dan Kemudahan Akses Permodalan Kunci Percepatan Ekosistem Baterai

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 05 April 2023
Pengawasan dan Kemudahan Akses Permodalan Kunci Percepatan Ekosistem Baterai

Derian Sakmiwata, Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama. (Foto: Ist)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pembentukan ekosistem kendaraan listrik yang menjadi salah satu cita-cita hilirisasi sumber daya alam, khususnya nikel, perlu diimbangi dengan pengawasan dan kemudahan akses permodalan.

Kedua faktor tersebut dapat mempercepat harapan Presiden Jokowi untuk merealisasikan program hilirisasi yang terus digalakkan dan akan meluas ke material bauksit dan tembaga.

Roadmap hilirisasi yang dicanangkan pemerintah hingga sejauh ini sudah berjalan baik, tetapi kami pengusaha masih membutuhkan dukungan pemerintah terutama untuk akses permodalan,” ujar Derian Sakmiwata, Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama pada Sabtu (1/4).

Baca Juga:

Jokowi Harap Kereta Api Rute Maros-Barru Tingkatkan Daya Saing Ekonomi

Lebih lanjut disampaikan bahwa pemerintah menyadari keberadaan perusahaan smelter nikel saat ini terlampau banyak, oleh karenanya dibutuhkan pengawasan pemerintah agar izin usaha yang telah diberikan tidak sia-sia atau justru malah menimbulkan permasalahan baru karena berebut bahan baku.

“Bapak Presiden kemarin (31/3) sampaikan bahwa program hilirisasi ini direspons baik oleh pengusaha sehingga minatnya begitu tinggi, namun demikian hal ini perlu diawasi agar industri pengolahan nikel tetap kondusif dan persaingannya sehat,” kata Derian.

Berdasarkan data Kementrian ESDM sudah ada lebih dari 50 smelter yang berproduksi dan 27 smelter lain rencananya akan segera dibangun. Ceria merupakan salah satu smelter di Sulawesi Tenggara yang tengah membangun secara bertahap empat line smelter dengan target total produksi hingga 250 ribu ton fero nikel dengan kandungan nikel 22 persen di dalamnya.

Ceria manggunakan teknologi smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan bentuk tungku persegi (rectangular) yang merupakan teknologi RKEF terkini dan dinilai lebih efisien.

“Dengan sumber daya 17,68 miliar ton dan cadangan 5,2 miliar ton nikel di tanah air, kami berharap potensi ini dapat termanfaatkan dengan baik. Pengawasan terhadap pemanfaatan bahan baku menjadi penting karena penambahan jumlah pemain smelter berimplikasi pada peningkatan kebutuhan bahan baku, jangan sampai hal ini menjadi boomerang seperti yang dikhawatirkan Bapak Presiden Jokowi,” tambah Derian.

Baca Juga:

Indonesia Raja Nikel, Presdir Ceria Sebut akan Serius Menggarap Pabrik Baterai

Selain mengembangkan smelter RKEF yang menggunakan prinsip teknologi pirometalurgi, dalam proses produksinya, Ceria akan menggunakan teknologi hidrometalurgi (HPAL) untuk mengolah bijih nikel kadar rendah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan baku baterai listrik. Aplikasi teknologi ini memiliki skala keekonomian yang lebih besar sehingga lebih mahal dibandingkan dengan investasi teknologi pirometalurgi, dengan demikian akan dibutuhkan modal besar untuk mempercepat realisasi pembangunannya.

“Ceria akan membangun pabrik HPAL dengan teknologi hidrometalurgi melaui 2 tahap pengembangan dengan total kapasitas produksi sebesar 290 ribu ton mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan kandungan nikel 108 ribu ton di dalamnya dan 11 ribu ton cobalt, nikel dan cobalt termasuk material kritis untuk memproduksi baterai. Untuk menyelesaikan seluruh tahapan pembangunan smelter RKEF dan HPAL ini serta meningkatkan produksi dibutuhkan modal yang besar sehingga dukungan perbankan sangat berarti,” ujarnya.

Sebelumnya pada Jumat (31/3) silam, Presiden Jokowi mengingatkan untuk membatasi pembangunan smelter di tanah air karena jumlahnya sudah terlalu banyak. Presiden meminta agar hilirisasi yang dilakukan di industri pengolahan nikel tidak hanya sebatas pada pembuatan katoda, dan precursor, tetapi output-nya baterai hingga kendaraan listrik. Industri ini perlu dibangun agar multiplier effect dari program hilirisasi sesuai dengan harapan. (*)

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Pegang Kendali Nikel, Jokowi Keluar dari ASEAN dan Uni Eropa

#Nikel
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Pabrik Terintegrasi Baterai Kendaraan Listrik di Karawang Serap Investasi Rp 100 Triliun, Diklaim Serap 8 Ribu Pekerja
Pabrik baterai di Karawang berada di atas lahan seluas 43 hektare dan dioperasikan oleh perusahaan patungan PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB)—hasil kolaborasi IBC dengan CBL, anak usaha raksasa baterai dunia Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 29 Juni 2025
Pabrik Terintegrasi Baterai Kendaraan Listrik di Karawang Serap Investasi Rp 100 Triliun, Diklaim Serap 8 Ribu Pekerja
Indonesia
Legislator Sebut Pencabutan Izin Tambang di Raja Ampat Bentuk Kehati-hatian Prabowo Terhadap Lingkungan
Ini adalah bukti bahwa Presiden mendengar suara rakyat, berpihak pada kelestarian alam
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Legislator Sebut Pencabutan Izin Tambang di Raja Ampat Bentuk Kehati-hatian Prabowo Terhadap Lingkungan
Indonesia
PT GAG Nikel Lolos Sanksi, Ketua Komisi VII Tegaskan IUP-nya Bukan Muncul Sekonyong-konyong
Izin PT GAG Nikel tidak dicabut karena memiliki dasar hukum dan legalitas yang kuat.
Wisnu Cipto - Selasa, 10 Juni 2025
PT GAG Nikel Lolos Sanksi, Ketua Komisi VII Tegaskan IUP-nya Bukan Muncul Sekonyong-konyong
Indonesia
Pemerintah Hentikan Izin Pertambangan di Raja Ampat, Jaga Komitmen Pelestarian Lingkungan
Keputusan ini juga menjadi bukti bahwa suara masyarakat lokal yang selama ini memperjuangkan kelestarian wilayahnya didengar dan dihargai.
Dwi Astarini - Selasa, 10 Juni 2025
Pemerintah Hentikan Izin Pertambangan di Raja Ampat, Jaga Komitmen Pelestarian Lingkungan
Indonesia
Pulau Gag Aman, PT GAG Nikel Tetap Beroperasi di Raja Ampat
Di sisi lain, pemerintah juga telah mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) empat perusahaan lain
Angga Yudha Pratama - Selasa, 10 Juni 2025
Pulau Gag Aman, PT GAG Nikel Tetap Beroperasi di Raja Ampat
Indonesia
4 Izin Usaha Pertambangan Nikel di Raja Ampat Dicabut, Kecuali PT Gag Nikel
Bahlil telah menghentikan sementara aktivitas tambang nikel PT Gag Nikel di Raja Ampat sejak Kamis (5/6), menyusul penolakan dari aktivis lingkungan dan masyarakat sipil karena dinilai mengancam ekosistem.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 10 Juni 2025
4 Izin Usaha Pertambangan Nikel di Raja Ampat Dicabut, Kecuali PT Gag Nikel
Indonesia
Cemari Raja Ampat, Bahlil Diminta Tindak Tegas Perusahaan Tambang Nikel
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, diminta untuk menindak tegas perusahaan tambang nikel yang mencemari lingkungan di Raja Ampat.
Soffi Amira - Senin, 09 Juni 2025
Cemari Raja Ampat, Bahlil Diminta Tindak Tegas Perusahaan Tambang Nikel
Indonesia
Praktik Tambang Nikel di Raja Ampat Bentuk Pelanggaran Undang-Undang Menurut Pengamat
Seperti UU Perusakan Hutan No 18 Tahun 2013 serta Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang?Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU PPLH”)
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
Praktik Tambang Nikel di Raja Ampat Bentuk Pelanggaran Undang-Undang Menurut Pengamat
Indonesia
Bantah Tambang Nikel di Raja Ampat Merusak Alam, Gubernur Klaim Warga Justru Minta Proyek Dilanjutkan
Menurutnya, tidak ada air berwarna cokelat seperti video viral itu.
Dwi Astarini - Senin, 09 Juni 2025
Bantah Tambang Nikel di Raja Ampat Merusak Alam, Gubernur Klaim Warga Justru Minta Proyek Dilanjutkan
Indonesia
Tutup Pintu Negosiasi, Senator Papua Tuntut Tambang Nikel Raja Ampat Ditutup Total
“Kita berharap bukan ditutup sementara. Tidak boleh ada negosiasi dengan pelaku kerusakan tempat wisata,” kata Ketua Komite III DPD Filep Wamafma
Wisnu Cipto - Minggu, 08 Juni 2025
Tutup Pintu Negosiasi, Senator Papua Tuntut Tambang Nikel Raja Ampat Ditutup Total
Bagikan