Pengamat: Rapid Test Jangan Dijadikan Lahan Bisnis

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 09 Juli 2020
Pengamat: Rapid Test Jangan Dijadikan Lahan Bisnis

Rapid Test COVID-19. Foto: ANTARA

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Masyarakat mengeluhkan kebijakan pemerintah yang mengharuskan untuk melaksanakan tes COVID-19 baik rapid test atau swab test untuk keperluan berpergian, sekolah, dan membuat SIKM. Aturan itu juga dikomentari oleh Pengamat Kesehatan Marius Widjajarta.

Menurut Marius, tes corona jangan dijadikan sebagai lahan bisnis oleh pemangku kepentingan. Sebab ia berpendapat, rapid test itu merupakan salah satu cara untuk memeriksa penyakit seseorang, bukan mendeteksi apakah tubuh seseorang terserang corona atau tidak.

Baca Juga

Tips Bagi Penderita Penyakit Bawaan yang Paling Riskan Terinfeksi COVID-19

Ia pun menyayangkan pemerintah yang sudah berlebihan mengeluarkan aturan rapid test sebagai patokan untuk masuk universitas dan berpegian, di mana kondisi saat ini ekonomi warga yang sedang tiarap. Apalagi harga yang ditetapkan untuk rapid test sebesar Rp150 ribu.

"Pemeriksaan laboratorium bukan untuk bisnis segala macam jalan jalan, segala macam masuk sekolah," kata Marius saat dihubungi MerahPutih.com, Kamis (9/7).

Rapid
Rapid Test

Marius pun heran kenapa calon mahasiswa harus tes corona untuk seleksi masuk Universitas Perguruan Tinggi (UPT) negeri. Ia pun meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencabut aturan pemeriksaan itu dalam seleksi universitas. Menurutya hal itu berlebihan.

"Saya juga heran semua-semua disuruh rapid test segala macam ya. Harus menteri kesehatan turun nih masa tes mahasiswa harus pake rapid tes segala macam," tergas dia.

"Menurut saya itu pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk menegakan diagnosa bukan untuk masuk sekolah bukan perjalanan perjalanan," sambungnya.

Menurutnya, masyarakat tak perlu melaksanakan tes corona, yang diperlukan sekarang ini ialah melakukan pola hidup sehat agar tidak terserang virus ataupun penyakit. Karena bila hidup sehat imunitas tubuh kuat diyakini virus corona tak bisa masuk ke tubuh.

"Tubuh membuat anti virus sendiri. Misalnya imunitasnya tinggi sebetulnya kalau virus itu imunitasnya tinggi ga masuk," jelas dia.

Baca Juga

Usai Rapid Test di Bandara Soetta, Maria Pauline Lumowa Diserahkan ke Bareskrim

Marius pun meminta, kepada Kemenkes untuk menetapkan standar protokol kesehatan saat ini, agar menjadi rujukan masyarakat dalam melawan virus corona. Ia juga mengaku bahwa protokol kesehatan yang saat ini dibuat sudah benar.

"Kalau virus itu masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan aja. Dan minta tolong dibuat jangan protokol kesehatan tapi standar kesehatan," tutup dia. (Asp)

#COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Indonesia
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6), mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan pada musim pandemi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Indonesia
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Dinkes DKI melakukan sejumlah langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan COVID-19.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Bagikan