Pengamat Prediksi 2 'Partai Biru' Diuntungkan dari Isu Reshuffle Kabinet

Pengamat Politik Ujang Komarudin (Foto: Dok Pribadi)
Merahputih.com - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai ada yang 'mendapat' untung dibalik isu reshuffle kabinet yang dilontarkan Presiden Joko Widodo.
Menurut Ujang, ada potensi bergabungnya partai politik di luar pemerintahan yang menyisakan PAN, Demokrat dan PKS mengingat beberapa nama akan dicopot.
"Yang mungkin masuk (bergabung) itu PAN dan Demokrat. Sebagaimana kita tahu, dalam penyusunan kabinet di awal pemerintahan jilid kedua yang lalu," kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/7).
Baca Juga
Video Kemarahan Jokowi Dinilai Hanya Strategi agar Menterinya Giat Bekerja
Menurut Ujang, PAN dan Demokrat sudah menjalin komunikasi dengan Jokowi agar bisa masuk koalisi pemerintah. Namun ketika itu masih ada kendala. PAN kendalanya masih ada Amien Rais yang tak ingin PAN ada dibarisan Jokowi.
Sedangkan, kesulitan Demokrat datang dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang tak ingin Agus Harimurti Yudhoyomo (AHY) yang saat ini menjabat Ketum Demokrat masuk dalam kabinet.
"Untuk PKS, sepertinya PKS akan tetap dijalur luar pemerintahan. Karena jika gabung koalisi Jokowi sangat rugi. Paling juga hanya dapat jatah satu menteri. Sedangkan nama baik PKS dipertaruhkan di mata masyarakat," ujarnya.
Ujang menilai, posisi PKS jika tetap di luar pemerintajan sudah tepat. "Dan untungnya lagi bagi partai di luar pemerintahan adalah disaat kinerja pemerintah tak bagus di mata publik, maka yang akan dapat keuntungan elektoral adalah partai oposisi," tuturnya.

Presiden Joko Widodo marah kepada para menteri dan pimpinan lembaga negara lantaran tidak maksimal bekerja di tengah pandemi virus corona. Suara Jokowi berulang kali meninggi dan menyebut bakal mengambil langkah yang luar biasa keras.
Jokowi marah saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 18 Juni lalu. Video rekaman saat Jokowi marah diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6).
Jokowi sudah menunjukkan kegusarannya saat baru mulai bicara. Dia mengatakan bahwa 3 bulan ke belakang hingga saat ini adalah masa krisis akibat pandemi corona. Namun, dia melihat masih ada anggota kabinet bekerja biasa-biasa saja.
"Kita juga mestinya semua yang hadir di sini sebagai pimpinan, sebagai penanggung jawab, kita yang berada di sini bertanggung jawab pada 260 juta rakyat Indonesia. Tolong digarisbawahi dan perasaan itu tolong sama. Ada sense of crisis yang sama. Hati-hati," kata Jokowi dengan nada tinggi meski baru mulai bicara.
Berdasarkan penuturan pihak Organisation for Economic Co-operation and Development beberapa waktu lalu, Jokowi mengingatkan bahwa perekonomian dunia terkontraksi minus 6 hingga 7,6 persen. Bank Dunia pun sudah minus 5 persen.
Baca Juga
Akan tetapi, Jokowi melihat masih ada anggota kabinet yang tidak khawatir sehingga bekerja biasa-biasa saja. Tidak ada tindakan luar biasa untuk mengantisipasi krisis. "Jangan biasa-biasa saja. Jangan linear. Jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali," kata Jokowi dengan nada tinggi.
"Saya melihat masih banyak kita yang menganggap ini normal. Saya lihat masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan," tambahnya. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Budi Arie Hingga Sri Mulyani Kena Reshuffle, Jokowi Sebut itu Hak Prerogatif Prabowo

Kursi Menko Polkam dan Menpora Masih Kosong, Prabowo: Tunggu Waktunya

Vakumnya Posisi Menpora dan Menko Polkam, Golkar Prediksi Reshuffle Kabinet Akan Ada Tahap Lanjutan

Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik

Copot Sri Mulyani hingga Budi Arie, Pengamat Duga Prabowo Mau Lepas 'Warisan' Jokowi

Pakar Nilai Menteri Baru Harus Berhati-hati dalam Berkomunikasi dan Fokus Pada Program 'Quick Wins'

Dinilai Mengejutkan, IPR Sebut Reshuffle Kabinet Prabowo Fokus pada Ekonomi dan Politik Hukum

Reshuffle Kabinet Dinilai Jadi Sinyal Pergantian 'Gerbong Jokowi' ke 'Wagon Gerindra'

Eks Menpora Dito Bicara tentang Haornas 2025 Usai Kena Reshuffle, Bahas Transformasi Olahraga Indonesia

Budi Gunawan Kena Reshuffle, Ketua DPP PDIP: Hak Prerogatif Presiden Harus Dihormati
