Pengamat Politik Anggap Parpol Sudah Mulai Bermanuver untuk Pemilu 2024
Pengamat politik M Qodari (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Pengamat politik M Qodari mengatakan, manuver yang dilakukan para ketua umum parpol diyakini untuk membuat koalisi dan poros baru di Pemilu 2024. Seperti Gerindra ke pemerintah dan Nasdem yang mendekati PKS.
Ia menerangkan bahwa manuver para elite politik Indonesia juga memiliki efek yang cukup bahaya di masyarakat karena berpotensi dapat membelah keutuhan bangsa.
Baca Juga:
“Saya kira elite politik Indonesia juga menyadari bahwa ternyata dinamika pemilu itu menjadi semacam dalam tanda kutip perang di dalam masyarakat yang begitu membelah,” ujar Qodari kepada wartawan di Kedai Sirih Merah, Jakarta, Sabtu (2/11).
Qodari menambahkan, para elite politik Indonesia harus melakukan introspeksi dengan situasi dan kondisi yang ada sekarang.
“Menurut saya, memang akhirnya pada masa pemerintahan sekarang ini terjadi proses realiansi atau terbentuknya semacam katakanlah koalisi baru yang bisa jadi ada kaitannya dengan pemilu 2024. Tapi, pada saat yang bersamaan juga positif dengan perkembangan situasi di masyarakat kita,” kata dia.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai, partai yang terbilang agak santai adalah Demokrat.
Baca Juga:
2 Sinyal yang Muncul dari Pertemuan Paloh-PKS versi Pengamat
"Demokrat dalam konstelasi politik Indonesia adalah roh gentayangan. Masuk 01 susah, masuk 02 juga susah," kata Qodari.
Saat ini atau mungkin ke depan kata Qodari, konfigurasi politik hanya akan ada dua poros yakni Gondangdia yang dimotori oleh Nasdem dan Teuku Umar dengan PDIP sebagai leadernya.(Knu)
Baca Juga:
Ucapan Menag Fachrul Razi Soal Cadar Berpotensi Memecah Belah Bangsa
Bagikan
Berita Terkait
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Arahan Presiden Prabowo: Natal 2025 Minim Seremonial, Fokus pada Empati dan Kepedulian
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
NasDem Setuju Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Surya Paloh Minta Rakyat Terima Konsekuensi Pro dan Kontra dengan Lapang Dada
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Obat Kuat Politik: Surya Paloh Klaim Dapat 'Vitamin' Penambah Optimisme dari Menhan
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo