Pengamat Anggap TGUPP Tak Berguna Karena Hanya Akomodasi Timses Anies
Pengamat Politik Ujang Komarudin (Foto: Dok Pribadi)
MerahPutih.Com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, polemik yang kini terjadi pada Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Gubernur Anies Baswedan tak lepas dari posisi mereka yang tak penting.
Ujang mengatakan, TGUPP memang sedari awal tak jelas tujuannya karena hanya wadah mengakomodasi timses.
Baca Juga:
"Itu kan diisi oleh tim sukses gub dan wakil gubernur. TGUPP di DKI Jakarta ada ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saat ini TGUPP bukan lagi menjadi supporting bagi gubernur dan wakil gubernur. Tapi ada anggota-anggotanya cari dan urus projek di Pemprov," kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/12).
Ujang melanjutkan, TGUPP pada kemudian hari malah diisi oleh timses dan relawan.
"Dan karena posisinya yang strategis membuat anggota TGUPP banyak yang main proyek," sebut Ujang.
Ujang setuju jika TGUPP dibatasi gaji dan jumlah personelnya.
"Gajinya terlalu tinggi. Tak rasional," jelas Ujang.
Senada dengan Ujang, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengatakan, tugas TGUPP yang tadinya hanya memberikan masukan ke Anies, kini cenderung melebihi kewenangannya.
"Tugas TGUPP melampaui batas memang. Dia ngatur SKPD dan bisa ganti kepala SKPD lewat Anies. TGUPP bukan nomenklatur sendiri. TGUPP bukan lembaga. Tapi tugasnya hanya membantu," kata Trubus.
Baca Juga:
Anies Enggan Komentari Anggaran TGUPP Naik Rp21 Miliar Dalam Usulan KUA-PPAS
Ia mengatakan, seharusnya yang berhak mengevaluasi kinerja Pemprov DKIbadalah DPRD, bukan TGUPP.
"Ada tugas "mengevaluasi kinerja Pemprov" itu harusnya ranah DPRD DKI Jakarta. Kenapa TGUPP mengevaluasi? Akhirnya tumpang tindih enggak karuan," pungkas Trubus.(Knu)
Baca Juga:
DPRD DKI Anggap TGUPP Bentukan Anies Tak Berguna, Ini Alasannya
Bagikan
Berita Terkait
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Bandara di Morowali tak Diawasi Bea Cukai dan Imigrasi, Pengamat: Jangan Sampai Jadi Lokasi Transaksi Ilegal
[HOAKS atau FAKTA]: Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Pede Bisa Raih 68 Persen Suara
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Sebut Sehebat Apapun Prabowo, Tetap Rusak Bila Sekelilingnya Orang-Orang Munafik yang Gila Jabatan
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Anies Baswedan Doakan Prabowo di Usia ke-74: Semoga Diberi Petunjuk dan Ketetapan Hati dalam Memimpin Bangsa
Keracunan Makan Bergizi Gratis Masih Terjadi, Pengamat: Banyak yang ingin Cari Untung dari Proyek MBG