Penertiban PKL di Tanah Abang Ricuh, Ini Temuan Ombudsman DKI Jakarta
Ketua Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya, Teguh Nugroho . Foto: ist
MerahPutih.Com - Kericuhan antara Satpol PP dan pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang menunjukan masih bercokolnya premanisme di kawasan grosir terbesar Indonesia tersebut.
Berdasarkan temuan Ombudsman Perwakilan DKI Jakarta, kericuhan tersebut diduga kuat adanya tindakan premanisme.
Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya, Teguh Nugroho menduga kericuhan yang terjadi beberapa waktu lalu di Tanah Abang karena para PKL sudah membayar iuran ke preman.
Karena sudah membayar, ia diduga tak terima lantaran harus ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.
"Kan preman ada potensi kehilangan pendapatan dari pedagang ini, nah kemudian muncul pedagang baru di jalan Jatibaru yang kemudian mengklaim sebagai PKL Jati baru. Padahal waktu kami verifikasi orang-orang ini enggak ada," kata Teguh saat dihubungi, Senin (21/1).
Menurut Teguh, preman itu kesal lantaran pendapatannya menurun setelah Pemprov DKI Jakarta mendirikan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM).
Setelah 446 pedagang pindah ke JPM. Para PKL yang tersisa sekitar 149 pedagang itu pasti sulit ditertibkan Satpol PP karena beralasan telah bayar uang sewa pada preman setempat.
"Nah, jadi bisa bayangkan dari dulu yang ada 500 pedagang yang bayar ke preman sekarang mereka bayar ke PD sarana jaya. Merela bayarnya 50 ribu satu orang per hari. 500 x 50 ribu orang saja sudah 25 juta perhari," jelasnya.
Lebih lanjut, Teguh menduga para preman ikut mengkompori para PKL agar mereka terus bertahan di sana. Sebab, jika mereka kabur maka preman itu akan kehilangan penghasilan.
"Nah update data terbaru kami belum tahu lagi. Tapi yang lama - lama itu. Bisa dibayangkan jadi sekarang ada penambahan dri warga yang tidak mau masuk ke blok F aja ada 149 orang," ungkapnya.
Seperti diketahui, Terjadi insiden kericuhan antara PKL dan petugas satpol PP di kawasan Tanah Abang, Kamis (17/1) kemarin pukul 10.00 WIB.
Keributan itu terjadi lantaran para PKL tak terima lapak dagangannya ditertibkan petugas. Atas peristiwa itu, polisi mengamankan tiga orang yang diduga provokator dalam kericuhan tersebut.
Info yang berhembus juga pada Minggu (20/1) kemarin kericuhan kembali pecah saat Satpol PP DKI melakukan penertiban di Pasar Tanah Abang dengan PKL.(Asp)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Real Madrid Berambisi Boyong Gelandang City Seharga Rp1,2 Miliar
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Ombudsman Minta Konsep Asrama Sekolah Rakyat SD Dievaluasi, Banyak Siswa tak Betah
2.061 Satpol PP Siap Pasang Badan Bareng TNI-Polri Jaga Natal di Jakarta Demi Rasa Aman Warga
Gubernur Pramono Beri Tenggat 3 Hari untuk Satpol PP Tertibkan Atribut Parpol
Gubernur Pramono Gerah Lihat Bendera Parpol Lama Terpasang di Jakarta, Perintahkan Satpol PP Lakukan Penertiban
Ombudsman Ungkap Kerugian Tata Kelola Beras Rp 3 T, DPR Tuntut Reformasi Sistem Nasional
Viral Bakso Remaja Gading Solo Non-Halal, Begini Respons Pemilik Warung
3 Depot Air Isi Ulang di Jaksel Ditutup Satpol PP, Ada Kandungan E Coli
Satpol PP DKI Tindak Pengunjung yang Berbuat tak Pantas di Wisata Malam Ragunan
Penegakan Hukum Kawasan Tanpa Rokok Jakarta Dipegang Satpol PP
Keadilan Restorative Hanya Buat Tindak Pidana Ringan, Tapi Korban Harus Diperhatikan