Penelitian: Ubur-ubur Sisir Hewan Paling Tua di Dunia


Studi meyakini bahwa ubur-ubur sisir (comb jelly) memisahkan diri lebih awal daripada spons. (nat geo)
MENGUTIP News Scientist, studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti telah menemukan bukti baru. Mereka melihat pola gen pada kromosom ubur-ubur sisir (comb jelly), spons, dan kelompok hewan lainnya.
Pola gen ini disebut 'synteny' dan cenderung lebih stabil selama periode evolusi yang panjang. Tim peneliti membandingkan pola synteny antara ubur-ubur sisir, spons, dan kelompok hewan lainnya.
Baca Juga:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ubur-ubur sisir memiliki pola synteny yang mirip dengan nenek moyang bersel tunggal, tetapi tidak dengan spons dan kelompok hewan lainnya. Ini menunjukkan bahwa ubur-ubur sisir memisahkan diri sebelum perubahan pola synteny yang terjadi pada kelompok hewan lainnya.
Namun, beberapa ahli biologi mengingatkan bahwa ada cara lain untuk menentukan pola synteny dan pola yang ditemukan mungkin saja kebetulan. Meskipun demikian, penemuan ini memiliki implikasi penting dalam pemahaman evolusi neuron, otot, dan sistem organ lain pada hewan. Misalnya, jika ubur-ubur sisir memisahkan diri lebih dulu, itu berarti neuron berevolusi secara independen pada ubur-ubur sisir dan kelompok hewan lainnya.
Namun, perdebatan antara spons dan ubur-ubur sisir belum sepenuhnya terpecahkan. Diperlukan lebih banyak penelitian dan data untuk mengkonfirmasi temuan ini dan meyakinkan semua pihak.
Baca Juga:
Empat Danau di Indonesia Tempat Tinggal Ubur-ubur Tak Bersengat
“Memperdebatkan kedua belah pihak, spons atau ubur-ubur sisir yang duluan membelah diri ini seperti pertandingan ping-pong, bahkan rasanya kaya membenturkan kepala ke dinding berkali-kali,” kata Darrin Schultz dari Universitas Wina di Austria.
Meskipun studi baru menyatakan bahwa ada kemungkinan ubur-ubur sisir menjadi yang pertama, tetapi menurut Kenneth Halanych dari University of North Carolina Wilmington masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait ini.
“Tidak ada satu studi pun yang dapat sepenuhnya menyelesaikan perdebatan spons versus ubur-ubur sisir. Selama 150 hingga 200 tahun, orang selalu menganggap bunga karang berada di dekat pangkal pohon. Kamu memerlukan banyak sumber data terkuat untuk benar-benar meyakinkan orang,” tutupnya. (kmp)
Baca Juga:
Lihat Nih Kehidupan di Bawah Laut Dalam yang Bikin Penasaran
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
