Penelitian Terbaru Ungkap Penurunan Perilaku Seksual Kaum Muda AS


Kelompok dewasa muda dan remaja AS melakukan hubungan seksual lebih sedikit daripada orang muda sebelumnya. (Freepik/Jcomp)
DEBBY Herbenick, peneliti di Indiana University School of Public Health, Amerika Serikat, menemukan kesimpulan mengejutkan tentang perilaku seksual kelompok dewasa muda dan remaja AS. Mereka ternyata melakukan hubungan seksual lebih sedikit daripada kelompok muda masa sebelumnya. Remaja bahkan lebih jarang melakukan masturbasi. Demikian penelitian Debby dalam Archives of Sexual Behavior.
Kelompok dewasa muda terdiri dari lelaki dan perempuan berusia 18-24 tahun. Dalam kategori ini, mereka yang tidak melakukan hubungan seksual pada periode sebelumnya, meningkat dari 24 persen menjadi 28 persen. Perubahan serupa tercatat untuk hubungan seksual oral dan jenis lain.
Selain itu, remaja yang melaporkan tidak melakukan masturbasi atau seks dengan pasangan juga meningkat. Pada 2009, ada 29 persen laki-laki dan 50 persen perempuan, sementara pada 2018 sebanyak 43 persen laki-laki dan 74 persen perempuan.
Ada kenyataan serius di sebalik tren ini. Saat ini, setengah dari kelompok dewasa muda tinggal bersama orangtua akibat tekanan ekonomi. Ini mengurangi jumlah pasangan muda yang hidup bersama dan membatasi privasi bagi mereka yang tinggal bersama orangtua. Ini menyebabkan kesempatan berhubungan seksual lebih tertutup.
Baca juga:
Berikan Pemahaman dan Edukasi tentang Seksual pada Anak agar Terhindar dari Pelecehan Seksual

Kelompok dewasa muda saat ini memiliki tingkat pengangguran dan setengah pengangguran yang sangat tinggi. Mereka hanya punya sedikit penghasilan sehingga berakibat pula kepada lebih sedikitnya ongkos buat kencan. Pada akhirnya, ini berujung kepada minimnya kesempatan berhubungan seksual.
Marty Klein, terapis seks bersertifikat dan psikoterapis berlisensi di AS, mengatakan bahwa lebih sedikit anak muda saat ini yang berkeinginan memiliki pasangan daripada anak muda pada 15 tahun lalu.
"Kelompok persahabatan dulunya adalah tempat dimana remaja dan dewasa muda menemukan orang untuk berkencan. Sekarang, mereka lebih cenderung bergaul dalam kelompok tanpa banyak keinginan terlibat dalam hubungan romansa," ujarnya.
Pemikiran banyak anak muda sekarang tentang seksualitas yang berhubungan dengan identitas dan orientasi gender mungkin ikut mempengaruhi perilaku seksual mereka. "Bagi banyak orang, seks bukan lagi sekadar tentang apa yang dilakukan atau bahkan bagaimana perasaan kamu, tetapi tentang siapa dirimu sebenarnya, sebuah topik yang sering dipertentangkan kaum muda. Bagi orang yang bertanya-tanya tentang identitas mereka sendiri, terlibat dalam perilaku seksual benar-benar bisa menakutkan," sebut Klein dalam Psychology Today (2/8).
Baca juga:

Masuk ke internet
Anak muda masa kini merupakan generasi yang lahir di tengah kecanggihan teknologi digital dan mereka melakukan hubungan seks lebih sedikit daripada teman sebaya pada generasi sebelumnya. Karena itulah, dampak internet dan ponsel cerdas terhadap pola pacaran dan seksual tidak dapat diabaikan.
Menurut Klein, orang begitu terbiasa dengan kepuasan instan dari internet sehingga percakapan langsung dengan orang lain jadi tidak menarik. "Kaum muda mungkin kurang nyaman dengan percakapan tatap muka. Bagi sebagian orang, berkencan tidak memberikan jaminan keterlibatan berkelanjutan seperti yang didapatkan dari internet dan ponsel pintar," katanya.
Selain itu, anak muda sekarang juga umumnya kurang ingin tahu tentang seks dibandingkan anak muda dulu. Generasi muda sebelumnya merasa bahwa sebagian besar perilaku seksual itu misterius. Klein berpendapat, dewasa muda saat ini memperoleh gambaran perilaku seksual secara keliru. Mereka telah melihat semuanya melalui pornografi. Hal itu mengakibatkan mereka kurang penasaran dan kurang termotivasi untuk mencoba.
Selama ratusan tahun, kita telah melihat bagaimana perilaku sehari-hari (termasuk perilaku seksual) berubah sebagai respons terhadap gangguan teknologi baru. Kita dapat melihat dampak dari ponsel pintar dan internet pada banyak aspek kehidupan, termasuk membesarkan anak, berbelanja, dan konsumsi berita.
"Survei menunjukkan bahwa orang Amerika — Jerman, Jepang, dan lainnya — yang lebih jarang berhubungan seks dan masturbasi adalah bukti kuat bahwa seksualitas kita tidak menjadi pengecualian," tutup Klein. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Restorative Justice Kasus Kekerasan Seksual di Karawang: Gadis 19 Tahun Dinikahi Pemerkosanya Lalu 'Dibuang' Sehari Kemudian

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Gerak Cepat Bareskrim Berantas Grup Inses Online, Legislator Soroti Pentingnya Perlindungan Anak dan Perempuan
