Kesehatan

Peneliti Ungkap Korelasi Gorengan dengan Depresi

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 28 April 2023
Peneliti Ungkap Korelasi Gorengan dengan Depresi

Walau menjadi makanan favorit banyak orang, gorengan ternyata memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental. (Foto: Pexels/Rodnae Productions)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GORENGAN atau makanan yang digoreng tampaknya sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang sulit dilepaskan dari orang Indonesia. Menikmati kopi bersama teman sembari mengobrol, maka gorengan menjadi pendampingnya.

Ingin makan di restoran cepat saji? Menu makanan yang digoreng juga tersedia dan menjadi favorit.

Apalagi saat waktu berpuasa kemarin, pedagang gorengan serta pedagang takjil yang menawarkan menu ini langsung diserbu jelang berbuka puasa.

Mayoritas publik mengetahui bahwa sebenarnya makan gorengan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik, khususnya dari sisi kolesterolnya. Namun, penelitian yang belum lama ini dipublikasikan, ternyata mengungkap “sisi jahat” lain dari gorengan.

Selain kesehatan fisik, keseringan makan gorengan juga berdampak pada kesehatan mental.

Baca juga:

Meski Gorengan Paling Dirindukan, Dokter Sarankan Awali Buka Puasa Minum Air Putih

gorengan

Riset dari peneliti di Tiongkok ini menunjukan bahwa potensi seseorang menderita depresi dapat meningkat tujuh persen jika rutin konsumsi gorengan. (Foto: Pexels/Chan Walrus)

Penelitian dampak negatif gorengan terhadap kesehatan mental ini dilakukan oleh para peneliti di Hangzhou, Tiongkok.

Berdasarkan riset mereka, mengonsumsi gorengan, khususnya kentang goreng seperti french fries berpotensi meningkatkan gangguan kecemasan sebanyak 12 persen dan depresi sebanyak tujuh persen bila dibandingkan mereka yang tak mengonsumsi gorengan. Potensi ini lebih kuat di generasi muda, khususnya pemuda.

Pada hasil riset yang dipublikasikan pada awal pekan ini di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) terungkap bahwa awal penelitian ini memang dilihat dari dampak gorengan itu sendiri.

Makanan ini diketahui mampu meningkatkan potensi obesitas, tekanan darah tinggi, dan dampak kesehatan lainnya. Dari sinilah mereka ingin melihat apakah ada potensi dampak negatif terhadap kesehatan mental.

Baca juga:

Makan Gorengan Boleh Saja, Tapi Ada Syaratnya

kentang goreng
Di antara gorengan, kentang goreng disebut menjadi yang paling berpotensi meningkatkan gangguan kesehatan mental. (Foto: Pexels/Dzenina Lukac)

Sebagaimana dilansir dari CNN (24/4), riset yang dilakukan selama hampir 12 tahun itu melibatkan 140.728 partisipan yang memang menyukai mengonsumsi gorengan.

Setelah mengecualikan partisipan yang memang terdiagnosa mengalami depresi dalam dua tahun pertamanya, data dari penelitian ini pun berhasil dikompilasi setelah 11,3 tahun.

Setelah belasan tahun riset, ditemukanlah fakta bahwa ada 8.294 partisipan yang mengalami gangguan kecemasan dan 12.735 yang mengalami depresi.

Setidaknya terdapat potensi gangguan kesehatan mental yang meningkat dua persen bagi mereka yang gemar mengonsumsi kentang goreng.

Kemudian, penelitian jini juga mengungkapkan bahwa mereka yang masuk kategori pemuda menjadi yang paling sering mengonsumsi gorengan lebih dari satu porsi secara teratur.

Walaupun demikian, penulis utama dari riset ini, Yu Zhang, mengungkapkan bahwa kamu yang memang gemar makan gorengan tak perlu panik.

Peneliti dari Universitas Zhejiang itu hanya berpesan agar kamu lebih berusaha menjaga gaya hidup sehat dan cukup mengurangiporsi serta intensitas makan gorengan.

Dia menambahkan, langkah ini memiliki dampak yang positif untuk kesehatan diri, khususnya dari sisi mental. (aru)

Baca juga:

Seberapa Aman Buka Puasa dengan Gorengan?

#Kesehatan #Makanan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan