Penderita COVID-19 Terus Meningkat, PSBB di Jakarta Layak Diperpanjang

Anggota DPD RI Fahira Idris dilaporkan ke polisi (MP/Asropih)
Merahputih.com - Anggota DPD RI Fahira Idris mendesak pemerintah memperpanjang penerapan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Hal tersebut perlu dilakukan jika belum ada gejala penurunan warga yang terinfeksi virus Covid-19 malah cenderung makin meningkat.
Dia menuntut adanya kepaduan sikap antara pemerintah pusat dan daerah agar PSBB tersebut dapat berjalan maksimal. Dia mengatakan, pemerintah pusat juga harus mendengarkan dan mengakomodasi strategi pemerintah daerah agar PSBB benar-benar mampu menurunkan angka penularan.
Baca Juga:
Fahira Idris Dipolisikan karena Diduga Sebarkan Hoaks Virus Corona
Menurut Fahira, sebagai penanggungjawab dan pelaksana PSBB, pemerintah daerah berharap kebijakan tersebut dapat memutus rantai penularan Covid-19 dan berhasil secara kualitatif dan kuantitatif. Namun, sambung dia, jika selama 14 hari penerapan, belum ada gejala penurunan jumlah infeksi maka artinya ada hambatan.
"Salah satunya masih terjadi ruang interaksi antarwarga," katanya kepada wartawan, Selasa (21/4).
Faktor lain yang juga perlu mendapat perhatian kenapa PSBB perlu diperpanjang adalah karena dalam konteks global indikasi penurunan penularan Covid-19 juga belum terjadi.
"Itulah kenapa ada opsi perpanjangan jika selama 14 hari jika masih terdapat bukti penyebaran," kata Fahira.
Fahira mengungkapkan, kebijakan PSBB di mana masyarakat masih dapat melaksanakan aktivitas tetapi dibatasi secara ketat tidak serta merta langsung dapat memutus rantai penularan pandemi Covid-19 terutama di daerah zona merah seperti Jakarta.
Jika nanti di Jakarta PSBB diperpanjang, ruang-ruang di mana terjadinya interaksi warga harus mendapat perhatian untuk dievaluasi terutama di sektor transportasi umum terutama yang jalurnya melintasi Jabodetabek seperti KRL.
"Juga jika masih ada perusahaan (di luar sektor yang dikecualikan) masih mewajibkan pekerja masuk kantor,” ujarnya.
Menurut Fahira, kebijakan PSBB yang masih mengakomodasi pergerakan masyarakat akan berjalan baik selama para pemangku kepentingan terkait baik yang ada di Pusat maupun daerah saling mengerti dan mendukung satu sama lain.
"Pemerintah daerah yang saat ini berstatus PSBB misalnya DKI Jakarta dan beberapa daerah di Jawa Barat (Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Kota Bekasi, dan Kota Depok) harus di dengar dan diakomodasi strateginya agar PSBB ini benar-benar mampu menurunkan angka penularan," jelasnya.

Fahira menambahkan, sebagai penanggungjawab dan pelaksana PSBB, DKI Jakarta dan daerah lainnya tentu ingin PSBB sebagai satu-satunya opsi yang dibolehkan Pemerintah, memutus rantai penularan COVID-19 berhasil secara kualitatif dan kuantitatif.
Namun, lanjut senator asal DKI Jakarta itu, jika selama 14 hari penerapan, belum ada gejala penurunan warga yang terinfeksi virus Covid-19 artinya ada hambatan salah satunya masih terjadi ruang interaksi antarwarga.
Ruang interaksi inilah yang harus segera diurai di mana diantaranya daerah membutuhkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat.
"Karena jika persoalan ini tidak segera diurai, sebesar apapun energi yang dikeluarkan pemerintah daerah selama PSBB dikhawatikan tidak akan berdampak signifikan menurunkan angka penularan,” pungkas Fahira.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperkirakan pemberlakuan PSBB di Jakarta akan diperpanjang. Menurutnya, waktu 14 hari untuk PSBB belum cukup untuk menghentikan laju penyebaran virus corona.
"Hampir pasti PSBB diperpanjang, oleh sebab itu, ini sebagai satu fase. Ini fase pertama, ini minggu pertama," kata Anies dalam rapat virtual bersama Tim Pengawas DPR Penanggulangan Covid-19, Kamis (16/4).
Baca Juga:
Fahira Idris Sebut Pansus Banjir Terlihat Kontraproduktif Jika Dipolitisir
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan terjadi penambahan kasus baru pasien positif Corona pada Senin, 20 April 2020.
“Sebanyak 185 orang, sehingga total menjadi 6.760 kasus. Terdapat 61 orang pasien sudah sembuh, sehingga total menjadi 747 kasus. Terdapat 8 kasus pasien yang meninggal dari konfirmasi Covid-19 positif sehingga menjadi 590 orang,” kata Yurianto. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
