Pemprov Jabar Siapkan Program Atasi Kekeringan Agar Harga Beras Tetap Stabil


-Pekerja saat mengangkat beras dari gudang Bulog (HO/Antara)
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi Jawa Barat secara tahunan (year on year/YoY) per Juni 2024 turun ke angka 2,38 persen. Pada Maret 2024 inflasi di Jabar mencapai 3,48 persen, kemudian turun pada April 2024 menjadi 3,07 persen, kemudian kembali turun pada Mei 2024 menjadi 2,78 persen, dan pada Juni 2024 menjadi 2,38 persen.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengaku berupaya mengantisipasi kekeringan untuk mengendalikan laju inflasi daerah itu di posisi 2,5 persen pada akhir tahun 2024.
Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin menyebutkan, sampai dengan bulan Juni 2024 ini, inflasi di Jawa Barat masih dalam target yang diinginkan, namun Jabar diperingatkan untuk mewaspadai dan mengawasi dampak kekeringan.
"Inflasi masih target. Tapi tadi dalam paparan Kepala BPS, kami harus bekerja lebih keras mengatasi musim kering ini, karena diperkirakan akan terjadi kemarau," katanya.
Baca juga:
Sigaret Kretek Mesin dan Tarif Angkutan Udara Penyumbang Inflasi Terbesar di Juni 2024
Ia mengatakan, saat musim kemarau, harga beras, cabai dan beberapa produk akan berpengaruh pada inflasi.
"Ini harus kami waspadai," kata Bey di Kantor BPS Jabar di Bandung, Senin (1/7).
Ia mengatakan, mengantisipasi kekeringan itu, Pemerintah Jawa Barat, akan bekerja sama dengan Bulog untuk memastikan persediaan beras dan bantuan pangan.
"Intinya kami ingin masyarakat dapat harga yang wajar. Beberapa skema juga disiapkan untuk mengantisipasi, tapi sudah ada satgas juga. Jadi barang tersedia," ujarnya.
Baca juga:
BI Perbanyak Titik Pembayaran Digital Buat Tekan Inflasi
Terkait dengan adanya tiga kota/kabupaten yang mengalami inflasi cukup tinggi, salah satunya Kota Bekasi, pihaknya segera melakukan evaluasi dan koordinasi.
Kepala BPS Jawa Barat Marsudijono mengatakan angka inflasi kali ini jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya. Meski inflasi cenderung turun, kewaspadaan tetap perlu dilakukan supaya angkanya tetap terkendali hingga Desember 2024.
"Kalau cuaca sudah diprediksi, disiapkan pompanisasi dari program pemerintah. Supaya produksi gabah tetap stabil," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Prakiraan Cuaca Indonesia 10–14 Agustus 2025: Hujan Masih Mengintai di Tengah Musim Kemarau

Sudah Satu Bulan Kebakaran Hutan dan Lahan Terjadi di Riau, Status Tanggap Darurat Diperpanjang

BNPB Pantau Kondisi Kekeringan di Indonesia, Ribuan Liter Air Dikirim ke Berbagai Desa

Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi

Puncak Kemarau, Satuan Tugas Desk Penanganan Karhutla Siaga Hingga Agustus

Jawa Tengah Mulai Dilanda Kekeringan, Warga Mulai Memohon Bantuan Air Bersih

Alasan Suhu di Bali Terasa Kering dan Dingin Sampai Agustus 2025

Curah Hujan Tinggi Sampai 200 Milimeter Berpotensi Terjadi di Tengah Musim Kemarau Ini
