Pemkot Berharap Kemenkop Kembali Beri Permodalan kepada UMKM Bandung


Kepala Dinas KUKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman, Kamis (15/7). (Foto: MP/Humas Bandung)
MerahPutih.com - Pelaku UMKM di Bandung juga tak lepas dari dampak ekonomi yang ditimbulkan pandemi COVID-19. Terlebih saat ini Kota Bandung sedang melaksanakan pembatasan sosial PPKM Darurat.
Dalam kondisi tersebut, Pemerintah Kota Bandung belum bisa memberikan bantuan permodalan karena adanya keterbatasan anggaran. Meski demikian, Dinas KUKM sebelumnya telah membantu memfasilitasi para pelaku UMKM untuk bisa mendapat bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM)
Seperti yang dilakukan pada tahun 2020 lalu, sebanyak 240 ribu lebih pelaku UMKM Kota Bandung berhasil mendapat bantuan Rp 2,4 juta dari Kemenkop UKM, dan Kota Bandung menjadi penerima terbanyak se-Indonesia.
Baca Juga:
“Tahun 2021, kami tetap memfasilitasi bantuan dari kementdrian yang sekarang besarannya Rp 1,2 juta. Kami sudah mengusulkan 120 ribu pelaku usaha. Kami tengah rekapitulasi jumlah yang disetujuinya,” ungkap Kepala Dinas KUKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman, Kamis (15/7).
“Tahun 2020 ada juga bantuan modal dengan Baznas sebesar Rp 2,5 juta. Sampai saat ini terus dievaluasi,” imbuhnya.
Di samping itu, Dinas KUKM juga tengah mengajukan proposal ke Kemenkop UKM untuk mendapatkan bantuan dana hibah usaha sebesar Rp 3-15 juta.
“Kami berhasil mengumpulkan 179 proposal. Ini pengajuannya harus bentuk proposal karena dananya cukup besar sampai Rp 15 juta,” tuturnya.

Di samping itu, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Kota Bandung telah menyiapkan berbagai strategi demi menjaga keberlangsungan UMKM selama masa pandemi COVID-19. Pasalnya, sejak awal pandemi UMKM menjadi sektor yang cukup terdampak.
Sejumlah upaya tersebut di antaranya melalui UMKM Recovery Center, memfasilitasi pelatihan digital marketing, membangun sarana Salapak (Sarana Layanan Pemasaran UMKM), hingga memfasilitasi bantuan dari pemerintah pusat.
Atet Dedi Handiman mengungkapkan, UMKM Recovery Center adalah sebuah wadah untuk memfasilitasi UMKM terdampak.
Mulai dari pembiayaan, pemasaran, cara melakukan pergeseran usaha dan pendampingan-pendampingan agar bisa beradaptasi dalam situasi dan kondisi seperti saat ini.
“Kita sudah menggenjot pelatihan digital marketing bersama berbagai stakeholder, tentang cara memasarkan produk tanpa harus kontak dengan pelanggan, itu sudah kami lakukan,” paparnya Atet Dedi Handiman.
Baca Juga:
Kapolri Klaim PPKM Darurat Mampu Turunkan Mobilitas di Bandung
Dinas KUKM juga mendirikan Salapak yang berlokasi di Jalan Ir H Djuanda No 10A Kota Bandung. Salapak bukan hanya sekadar galeri untuk menampilkan produk-produk UMKM. Sebab, di sana diajarkan cara memasarkan produk UMKM agar bisa tembus hingga ke kancah internasional.
“Kami mempraktekkan mix marketing yang optimal dan menjadi kamus pemasaran baik lokal, regional, dan ekspor,” terangnya.
“Salapak ini dikelola oleh pelaku UMKM, menjadi tempat inkubator bisnis sehingga ketika mereka mempunyai kemampuan pemasaran yang cukup kita akan lepas ke marketplace yang cukup besar,” tambahnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Gedung Kimia Farma dan Asrama Universitas Telkom Bandung Jadi RS Darurat
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
