Pemerintah Tender Offer Delapan Seri Global Bond yang Segera Jatuh Tempo

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 September 2021
Pemerintah Tender Offer Delapan Seri Global Bond yang Segera Jatuh Tempo

Uang Rupiah. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pemerintah kembali melakukan transaksi liability management di pasar global dengan skema tender offer untuk membeli kembali delapan seri global bond yang dimiliki oleh investor.

Antusiasme investor global untuk berpartisipasi dalam transaksi ini tercermin dari jumlah instruksi tender yang diterima dari seluruh seri yang totalnya mencapai USD 2,68 miliar.

Pemerintah pun memutuskan untuk melakukan pembelian kembali global bond senilai USD 1,16 miliar dengan total pembayaran tunai atau cash consideration sebesar USD 1,24 miliar.

Baca Juga:

Saat Satgas Mulai Menagih Hutang Para Obligator BLBI

Secara rinci, hasil transaksi tender offer empat dari delapan seri tersebut meliputi seri global bonds 3,75 persen yang jatuh tempo pada 2022 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 515,19 juta dan faktor pronata 100 persen.

Kemudian seri global bonds 3,375 persen yang jatuh tempo pada 2023 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 239,05 juta dan faktor pronata 75,9 persen.

Seri global bonds 5,375 persen persen yang jatuh tempo pada 2023 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 180,78 juta dan faktor pronata 100 persen.

Seri global bonds 4,45 persen yang jatuh tempo pada 2024 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 223,88 juta dan faktor pronata 100 persen.

"Antusiasme investor global untuk berpartisipasi pada transaksi ini tercermin dari jumlah instruksi tender yang diterima," tulis keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (21/9).

Transaksi liability management untuk Surat Berharga Negara dalam valuta asing di pasar global merupakan bagian dari upaya pengelolaan portofolio instrumen pembiayaan APBN.

Pemerintah mengklaim, berhasil mencapai tujuan pelaksanaan transaksi liability management yakni memperpanjang maturity profile instrumen global bond serta menghemat biaya utang dari penurunan beban bunga dengan memanfaatkan suku bunga pasar yang relatif rendah.

Dolar. (Foto: Antara)
Dolar. (Foto: Antara)

Pemerintah juga telah berhasil melakukan pricing atas global bond dalam denominasi dolar AS dengan format SEC Shelf Registered pada rangkaian transaksi liability management ini.

Nominal global bond yang diterbitkan adalah sebesar USD 1,25 miliar dalam dua seri yaitu re-tap atas INDON 2,150 persen 07/28/2031 atau seri RI0731 sebesar USD 600 juta dan penerbitan baru untuk tenor 40 tahun sebesar USD 650 juta.

Transaksi ini merupakan penerbitan dengan format SEC Registered yang kesepuluh dalam mata uang dolar AS dan sebagai langkah menjaga likuiditas pasar sekunder global bond dengan menyediakan instrumen yang dapat diperdagangkan oleh para investor global.

"Selain untuk tujuan pembiayaan APBN secara umum, hasil neto dari penerbitan ini akan digunakan untuk membeli kembali sejumlah global bond Pemerintah melalui transaksi tender offer," tulis Kemenkeu. (Asp)

Baca Juga:

Hutang Menggunung, Pemerintah Perlu Siapkan Skenario Jatuh Tempo

#Utang Negara #Utang Pemerintah #Surat Berharga Negara #Pemulihan Ekonomi #Ekonomi Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Sempat Gelar Rapat Terbatas, Prabowo Minta Airlangga dan Rosan Bereskan Utang Whoosh
Presiden RI, Prabowo Subianto, meminta Airlangga dan Rosan Roeslani untuk menyelesaikan perkara utang Whoosh.
Soffi Amira - Kamis, 30 Oktober 2025
Sempat Gelar Rapat Terbatas, Prabowo Minta Airlangga dan Rosan Bereskan Utang Whoosh
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia tak Mampu Lunasi Utang Whoosh, China Ambil Alih Kepemilikan Natuna Riau
Indonesia disebut tak mampu melunasi utang kereta Whoosh. China pun akan mengambil alih kepemilikan pulau Natuna Utara, Riau, sebagai jaminannya.
Soffi Amira - Jumat, 24 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia tak Mampu Lunasi Utang Whoosh, China Ambil Alih Kepemilikan Natuna Riau
Indonesia
Danantara Ingin Investasikan Duit di Pasar Saham, Saat Ini Masih di Surat Berharga Negara
Fokus Danantara Indonesia saat ini salah satunya adalah memperdalam pasar saham Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 16 Oktober 2025
Danantara Ingin Investasikan Duit di Pasar Saham, Saat Ini Masih di Surat Berharga Negara
Indonesia
Rencana Utang Kereta Cepat 'Numpang' APBN Bikin BUMN Sehat Jadi 'Sakit', DPR Minta Jangan Korbankan Duit Rakyat Buat Whoosh
Perusahaan BUMN yang awalnya sehat kini terbebani kewajiban membayar utang Rp2 triliun per tahun akibat proyek kereta cepat
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Rencana Utang Kereta Cepat 'Numpang' APBN Bikin BUMN Sehat Jadi 'Sakit', DPR Minta Jangan Korbankan Duit Rakyat Buat Whoosh
Indonesia
Menkeu Purbaya Sarankan Danantara Bayar Utang Whoosh Rp 2 Triliun Per Tahun dari Dividen BUMN
Menurut Purbaya, selama struktur pembayarannya jelas, tidak akan ada masalah terkait kewajiban utang Whoosh.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Sarankan Danantara Bayar Utang Whoosh Rp 2 Triliun Per Tahun dari Dividen BUMN
Indonesia
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Jumlah uang beredar kemudian mulai melandai sejak Mei, yang juga mempengaruhi perlambatan kinerja ekonomi setelah periode itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Indonesia
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 masih berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 3 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia dikabarkan bakal bangkrut pada 2030, karena utang yang semakin menumpuk. Apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi
Presiden RI, Prabowo Subianto, kabarnya ingin melunasi utang rakyat Indonesia dengan uang pribadinya. Namun, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Selasa, 19 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi
Indonesia
Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi
Presiden RI, Prabowo Subianto, berencana menarik utang Rp 781,87 triliun pada 2026. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi setelah pandemi COVID-19.
Soffi Amira - Selasa, 19 Agustus 2025
Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi
Bagikan