Pemerintah Tender Offer Delapan Seri Global Bond yang Segera Jatuh Tempo


Uang Rupiah. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Pemerintah kembali melakukan transaksi liability management di pasar global dengan skema tender offer untuk membeli kembali delapan seri global bond yang dimiliki oleh investor.
Antusiasme investor global untuk berpartisipasi dalam transaksi ini tercermin dari jumlah instruksi tender yang diterima dari seluruh seri yang totalnya mencapai USD 2,68 miliar.
Pemerintah pun memutuskan untuk melakukan pembelian kembali global bond senilai USD 1,16 miliar dengan total pembayaran tunai atau cash consideration sebesar USD 1,24 miliar.
Baca Juga:
Saat Satgas Mulai Menagih Hutang Para Obligator BLBI
Secara rinci, hasil transaksi tender offer empat dari delapan seri tersebut meliputi seri global bonds 3,75 persen yang jatuh tempo pada 2022 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 515,19 juta dan faktor pronata 100 persen.
Kemudian seri global bonds 3,375 persen yang jatuh tempo pada 2023 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 239,05 juta dan faktor pronata 75,9 persen.
Seri global bonds 5,375 persen persen yang jatuh tempo pada 2023 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 180,78 juta dan faktor pronata 100 persen.
Seri global bonds 4,45 persen yang jatuh tempo pada 2024 dengan jumlah pokok yang diterima untuk pembelian kembali sebesar USD 223,88 juta dan faktor pronata 100 persen.
"Antusiasme investor global untuk berpartisipasi pada transaksi ini tercermin dari jumlah instruksi tender yang diterima," tulis keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (21/9).
Transaksi liability management untuk Surat Berharga Negara dalam valuta asing di pasar global merupakan bagian dari upaya pengelolaan portofolio instrumen pembiayaan APBN.
Pemerintah mengklaim, berhasil mencapai tujuan pelaksanaan transaksi liability management yakni memperpanjang maturity profile instrumen global bond serta menghemat biaya utang dari penurunan beban bunga dengan memanfaatkan suku bunga pasar yang relatif rendah.

Pemerintah juga telah berhasil melakukan pricing atas global bond dalam denominasi dolar AS dengan format SEC Shelf Registered pada rangkaian transaksi liability management ini.
Nominal global bond yang diterbitkan adalah sebesar USD 1,25 miliar dalam dua seri yaitu re-tap atas INDON 2,150 persen 07/28/2031 atau seri RI0731 sebesar USD 600 juta dan penerbitan baru untuk tenor 40 tahun sebesar USD 650 juta.
Transaksi ini merupakan penerbitan dengan format SEC Registered yang kesepuluh dalam mata uang dolar AS dan sebagai langkah menjaga likuiditas pasar sekunder global bond dengan menyediakan instrumen yang dapat diperdagangkan oleh para investor global.
"Selain untuk tujuan pembiayaan APBN secara umum, hasil neto dari penerbitan ini akan digunakan untuk membeli kembali sejumlah global bond Pemerintah melalui transaksi tender offer," tulis Kemenkeu. (Asp)
Baca Juga:
Hutang Menggunung, Pemerintah Perlu Siapkan Skenario Jatuh Tempo
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
![[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030](https://img.merahputih.com/media/53/a4/8f/53a48f1d0a1405335633c9c85aa559d5_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi](https://img.merahputih.com/media/6e/a5/01/6ea501ad0a4297cd655fd7c9a7a9ef1f_182x135.jpg)
Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Rasio Utang Indonesia Diklaim Terendah Dibanding Negara Anggota G20, Stabilitas Ekonomi Nasional Terjaga

Pemerintah Serap Dana Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun

Pemerintah Serap Duit Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun

Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi
