Pemerintah Serap Utang Rp 15,5 Triliun dari Penjualan SBN Jelang Tutup Tahun
Uang dolar. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Di tengah kondisi pasar yang cukup bergejolak sepanjang tahun, pemerintah telah berhasil menyelesaikan lelang SBN sesuai jadwal yang ditetapkan serta memenuhi kebutuhan pembiayaan yang diperlukan.
Pemerintah menyerap dana Rp 15,5 triliun dari lelang surat berharga negara (SBN) terakhir di 2022 dengan mendapatkan penawaran masuk atau incoming bids sebesar Rp 27,66 triliun.
Baca Juga:
Menteri BUMN Klaim Utang Garuda Susut hingga 50 Persen
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, sikap wait and see pelaku pasar menjelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed pada pekan depan, investor percaya diri dan optimis pada lelang surat utang negara (SUN).
Selain itu, dari pasar domestik, rilis data ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan positif antara lain data inflasi November 2022 yang kembali turun menjadi 5,42 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dari inflasi Oktober 2022 sebesar 5,71 persen (yoy) dan di bawah konsensus pasar sebesar 5,5 persen (yoy).
Pada lelang Selasa ini, Suminto menyebutkan minat investor nonresiden meningkat menjadi Rp 6,93 triliun dari Rp 6,4 triliun pada lelang sebelumnya.
Jumlah penawaran masuk dari investor non residen mayoritas pada seri SUN tenor panjang (lebih dari 10 tahun) yaitu Rp6,48 triliun atau 93,5 persen dari total penawaran masuk investor asing dan dimenangkan sebesar Rp5,77 triliun atau 37,26 persen dari total penawaran yang dimenangkan atau awarded bids.
Seri SUN tenor 6 dan 11 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang dengan jumlah penawaran masuk dan penawaran yang dimenangkan masing-masing sebesar 58,91 persen dari total penawaran masuk dan 42 persen dari total penawaran yang dimenangkan.
Selain itu, lanjut dia, penawaran masuk terbesar pada tenor 11 tahun yaitu Rp9,07 triliun atau 32,78 persen dari total penawaran masuk dan dimenangkan sebesar Rp6,5 triliun atau 42 persen dari total penawaran yang dimenangkan.
Secara umum, biaya pinjaman atau cost of borrowing penerbitan SUN pada lelang ini kembali turun dibanding lelang sebelumnya, tercermin pada imbal hasil rata-rata tertimbang (weighted average yield/WAY) obligasi negara yang dimenangkan turun sebesar 1 basis poin (bps) sampai 61 bps dibandingkan WAY lelang sebelumnya.
Namun, untuk tenor 16 tahun WAY tercatat naik 4 bps. Adapun penurunan terbesar terjadi pada WAY SUN tenor 6 tahun sebesar 61 bps
"Kami menyampaikan terima kasih kepada dealer utama serta seluruh investor yang telah membantu kelancaran pelaksanaan lelang SBN selama tahun 2022," ungkapnya. (Asp)
Baca Juga:
Indonesia Dorong Penghapusan Utang Negara Berkembang dan Miskin
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Punya Solusi Bayar Utang Kereta Cepat
Ternyata, Prabowo Andalkan Duit dari Sini untuk Alokasi Bayar Utang Whoosh
Menko Airlangga Malah Senang Emas Sumbang Inflasi Terbesar, Ini Alasannya
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
Kendalikan Harga, Inflasi Dipantau Setiap Minggu
Menkeu Purbaya Ultimatum Kementerian Lembaga, Dana Tidak Terserap Bakal Digunakan Bayar Utang
Rencana Utang Kereta Cepat 'Numpang' APBN Bikin BUMN Sehat Jadi 'Sakit', DPR Minta Jangan Korbankan Duit Rakyat Buat Whoosh
Menkeu Purbaya Yakin Danantara Bisa Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh, Pakai Dividen BUMN