Pemerintah Kembali Serap Surat Utang Rp22 Triliun


Ilustrasi Uang. (Foto: Antara).
MerahPutih.com - Pemerintah menyerap dana Rp22 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN), yang bakal digunakan untuk memenuhi pembiayaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Paling tidak, total penawaran masuk Rp72,78 triliun dan lelang ini sedikit melebihi target indikatif yang ditetapkan Rp20 triliun. Sebelumnya, dalam lelang tujuh seri SUN pada Selasa (14/7), pemerintah menyerap dana sebesar Rp22 triliun dari penawaran masuk mencapai Rp61,16 triliun.
Rinciannya, untuk seri SPN03201029, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,28 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,48286 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 1 Juli 2021 ini mencapai Rp0,8 triliun.
Baca Juga:
Jokowi: Pacu Anak Buah Kita Tempuh Jalan Lebih Cepat, 'Short Cut' dan 'Goal Oriented'
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,43 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 3,5 persen.
Untuk seri SPN12210429, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,7444 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 29 April 2021 ini mencapai Rp3,44 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,7 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4 persen.
Untuk seri FR0081, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,22 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,944 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025 ini mencapai Rp17,47 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,5 persen ini mencapai 5,93 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,1 persen.
Untuk seri FR0082, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,81 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2030 ini mencapai Rp21,35 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 6,79 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,95 persen.
Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,45 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,28099 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 ini mencapai Rp10,28 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,26 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,43 persen.
Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,40073 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini mencapai Rp8,09 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,38 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,5 persen.
Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,45291 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp11,32 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 7,42 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,6 persen.
Baca Juga:
Gedung DPRD DKI Jakarta Ditutup
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Masih Dalam Tekanan, Defisit Anggaran Negara Bakal Capai 2,78 Persen di 2025

Rasio Utang Indonesia Diklaim Terendah Dibanding Negara Anggota G20, Stabilitas Ekonomi Nasional Terjaga

Pemerintah Serap Dana Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun

Pemerintah Serap Duit Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun

Defisit Anggaran Sudah Capai Rp 104 Triliun, Menkeu: Tidak Jebol APBN-nya

Sri Mulyani Pastikan Defisit ABPN Tidak Jebol, Minta Rakyat Jangan Khawatir

Alarm Defisit APBN Berbunyi: Penerimaan Pajak Anjlok, DPR Desak Pemerintah Benahi Sistem Coretax!

Negara Alami Defisit di Awal Tahun, Sinyal Keras Indonesia Hadapi Tekanan Berat

Bank Pembangunan Asia Beri Pinjaman Rp 7,5 Triliun Buat Matiin PLTU

Kemenkeu Yakin Defisit Anggaran 2024 Tidak Melebar
