Pemerintah Apresiasi Gelaran Cup of Excellence di Indonesia dan Pertama di Asia


Cup of Excellence Indonesia 2021. (Foto Instagram/SCAI
PEMERINTAH, khususnya Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan mengapresiasi gelaran Cup of Excellence (COE) dalam mendukung industri kopi. Indonesia pun menjadi negara pertama di Asia yang menggelar kompetisi COE setelah melewati proses panjang sejak 2018 lalu.
Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) menggelar sesi diskusi daring dengan tajuk Cup of Excellence: What, How, and The Long-Term Benefit, Jumat (13/8). Dalam diskusi ini hadir pula beberapa pembicara yang ahli di bidangnya, seperti Executive Director Alliance of Coffee Excellence Darrin Daniel, Ketua SCAI Daryanto Witarsa, Mantan Duta Besar Indonesia untuk Swedia dan juga Anggota Percepatan dan Revitalisasi Pemulihan Ekonomi Kementerian Luar Negeri Bagas Hapsoro, dan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dedi Sumedi.
COE merupakan kompetisi dengan penghargaan paling bergengsi yang diberikan untuk biji-biji kopi terbaik dari sebuah negara. COE yang dimulai sejak 1999 telah memberikan dampak besar bagi petani di negara penyelenggara.
Baca juga:
Para Juri Nasional yang Terpilih Siap Beri Penilaian di Cup of Excellence

Persaingan begitu ketat dalam memilih biji kopi terbaik yang diproduksi satu negara dalam kurun waktu panen tertentu. Hanya biji kopi yang memiliki nilai tinggi yang bisa maju untuk berkompetisi.
“Ini menjadi sebuah gerakan atau acara baru yang sangat membantu program nasional kita. Saya berharap COE ini bisa berjalan dengan baik dan lancar, membantu para petani, serta menghasilkan biji kopi Indonesia yang luar biasa,” kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dedi Sumedi dalam webinar tersebut, Jumat (13/8).
Dedi mengatakan, kondisi pandemi di tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa di berbagai sektor. Beruntung bidang ekspor sendiri sempat mengalami kenaikan meski kecil.
“Di 2021, tepatnya Januari sampai Juni, ditandai dengan kenaikan yang sangat baik. Alhamdulilah ekspor kita mengalami kenaikan yang cukup besar yakni 30 persen. Khusus untuk kopi, di 2020 ada sekitar 155,6 ribu ton kopi yang di ekspor, sedangkan di 2021 mengalami kenaikan yakni 160 ribu ton,” papar Dedi.
Baca juga:
Cup of Excellence, Ajang Pembuktian Kualitas dan Pengolahan Kopi Terbaik
Lihat postingan ini di Instagram
Senada dengan Dedi, Bagas Hapsoro juga mengapresiasi gelaran COE di Indonesia dan menjadi negara Asia pertama. Bagas mengungkapkan dirinya juga mendapat kabar dari Dubes Lutfi Rauf di Kairo bahwa impor kopi dari Indonesia mengalami kenaikan yakni 6,56 persen. Artinya, kualitas kopi Indonesia memang mampu bersaing di pasar global dan memberikan cita rasa yang nikmat.
“Saya rasa ini forum yang prestisius. Menurut saya keikut sertaan Indonesia dalam Cup of Excellence ini sangat tepat karena jumlah petani kopi kita ini sudah meningkat banyak dan panen kita ini sangat produktif. Kami Kementerian Luar Negeri siap bekerja sama dengan instansi terkait agar kopi kita semakin berjaya. Semoga Cup of Excellence ini bisa berjaya dan kami dukung karena merupakan upaya keberlanjutan untuk menghargai para petani kopi,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Darrin menyampaikan bahwa meski harga kopi sempat mengalami penurunan, ia optimis industri perkopian akan kembali bangkit. Gelaran COE sendiri, lanjutnya, punya standarisasi yang diterapkan, mulai dari pemilihan juri nasional, juri internasional, dan biji kopi itu sendiri.
“Ada banyak alasan mengapa Indonesia harus bergabung dalam program ini, karena kualitas, sejarah, budaya, dan keragaman. Dan dari yang saya lihat, Indonesia ini memiliki oppurtunity untuk bisa speed to market di bidang kopi,” kata Darrin.
Sementara itu Ketua SCAI Daryanto Witarsa menjelaskan bahwa sejak 1999 COE sudah diadakan dan menerapkan standar-standar keterbukaan antara rantai pemasok dari petani sampai ke pembeli. Di tiap event, COE menurunkan auditor untuk mengawasi proses lelang secara ketat.
Evaluasi kopi, lanjut Daryanto, juga dilakukan secara detail dan ketat. Dilakukan dalam tiga tahap, ada juri nasional, juri internasional, dan 20 panel juri dari seluruh dunia. "Hal ini untuk menjaga reputasi kopi di level paling tertinggi," kata Daryanto.
COE saat ini sudah memiliki tujuh juri nasional yang sudah melewati tahap seleksi. Mereka adalah Andika Adjie Sastra, Christian Hidajat, Mia Lakshmi, Rani Kartika, Kristian Batafor, Wiliam Edison, dan Laila Dimyati.
Ada juga tiga juri cadangan yang diurutkan berdasarkan prioritas apabila ada juri terpilh yang berhalangan, yakni Said Eko Ruliansyah, Eriex Yohanes Prasetyo, dan Shirley Wirawan.
Gelaran COE tahun ini akan dihelat di Bandung, Jawa Barat dengan tahap awal penerimaan kopi peserta pada 2 Agustus 2021. Ajang lelang COE akan berlangsung ada 23 November sedangkan National Winner pada 22 November sampai 3 Desember 2021. (and)
Baca juga:
Pertama Di Asia, Cup of Excellence Siap Digelar di Indonesia Tahun ini
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Bersiap! Indonesia Resmi jadi Tuan Rumah World of Coffee 2025

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Jakarta International Coffee Conference Dukung Perkembangan Hulu dan Hilir Industri Kopi

5 Finalis Siap Bersaing di Final Indonesia Latte Art Championship 2023

Mandie Soengkono Raih Juara 2 di 2023 World Cup Tasters Championship

Rampung, Ini Para Pemenang Kompetisi di Indonesia Coffee Festival 2023

Persaingan Ketat Semifinal IBC, IBRC, dan ICTC di Indonesia Coffee Festival 2023

Ketua SCAI: Indonesia Coffee Festival Jadi Momen Pertemuan Pelaku Bisnis

Indonesia Coffee Festival 2023 Resmi Dibuka

Gelaran Kopi Terbesar Indonesia Coffee Festival Siap Digelar Akhir Pekan Ini
