Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Siap Sokong Transformasi Digital


Adaptasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi kebiasaan baru. (Foto: Unsplash/Cytonn Photography)
BERBAGAI upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong transformasi digital di Indonesia, salah satunya dengan pembangunan-pembangunan infrastruktur. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menjelaskan upaya tersebut telah menyokong percepatan dan pemanfaatan transformasi digital secara nasional.
Sejak 2021, Indonesia memasuki periode percepatan transformasi digital yang artinya adaptasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi kebiasaan baru.
"Saat ini, Indonesia itu menjadi negara pemanfaatan satelit terbesar di Asia paling besar dengan kapasitas terbesar satelit yang digunakan,” kata Johnny dalam acara Asia Tech x Summit Singapore 2022: Technology, Society and The Role of Policy yang berlangsung di Millenia, Singapura, dilansir ANTARA, Rabu (1/6).
Dalam kesempatan itu, ia juga menunjukkan upaya pemerintah pusat memberikan pemerataan infrastruktur untuk mengejar target transformasi digital di Tanah Air. Ia memetakan infrastruktur yang disiapkan mulai dari di darat, laut, dan udara untuk menunjukkan kesiapan Indonesia mengadopsi digitalisasi secara masif.
Baca juga:
Sumber Daya Manusia Minim Tantangan Transformasi Digital

"Banyak yang sudah dilakukan di Indonesia mulai dari pembangunan jaringan tulang punggung yang di darat dan di dasar laut, pembangunan middle mile berupa microwave link dan fiber link. Termasuk dua satelit terbesar yaitu satelit berkapasitas sebesar 300 GBps dan pembangunan Base Tranceiver Station yang merata di seluruh wilayah tanah air termasuk di wilayah 3T," katanya.
Upaya tersebut masih berlanjut dan Kemkominfo menggelar pembangunan infrastruktur digital dalam tiga lapisan di seluruh nusantara.
Baca juga:

Pada lapisan backbone atau jaringan tulang punggung, Indonesia memiliki jaringan serat optik dengan total panjang 469.111 kilometer, termasuk 12.399 kilometer serat optik yang dibangun oleh pemerintah.
Di middle-mile, terdapat sembilan satelit, microwave link, dan jaringan fiber-link yang saat ini digunakan untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi dan digital .
Lapisan ini juga akan didukung oleh Satelit High Throughput 2 x 150 GBps, yaitu SATRIA-I dan Hot Backup Satellite (HBS) dengan kapasitas gabungan 300 GBps.
Sedangkan di lapisan terakhir atau last-mile, dari total 83.218 wilayah pedesaan di Indonesia, Kemkominfo mempersempit kesenjangan digital dengan membangun jaringan 4G Base Transceiver Stations (BTS) di 70.670 wilayah pedesaan.
Di akhir 2022, diharapkan sisa BTS 4G di 12.548 pedesaan dengan cakupan 65 persen wilayah di kawasan timur Indonesia bisa terselesaikan, disusul dengan penambahan 500 ribu BTS baru untuk menguatkan layanan telekomunikasi nasional. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Pekerja Profesional Bidang TIK Minim, Baru 0,8 Persen Dari Total Angkatan Kerja Nasional.

Nike hingga Lenovo Dapat Surat Peringatan dari Kominfo, Terancam Diblokir Karena Tak Penuhi Aturan

Modus Mantan Dirjen Kominfo Habiskan Duit Negara Ratusan Miliar Bangun PDNS Tak Layak hingga Akhirnya ‘Jebol’

Namanya Masuk Dakwaan, Budi Arie Anggap Kasus Judol Sekarang 'Lagu Lama Kaset Rusak'

Dituding Terima Jatah dari Judi Online, Budi Arie Merasa Namanya Dijual

Minta Tak Pedulikan Protes AS, Ekonom Sebut QRIS Jadi Pendorong Ekonomi Digital

Sosok Calon Tersangka Kasus Korupsi PDNS di Kominfo Diungkap Kejaksaan

Kasus Korupsi PDNS Kominfo, Jaksa Temukan Bukti Penting Usai Geledah Sejumlah Lokasi

AS Kritik QRIS-GPN, Legislator Demokrat Dorong Pemerintah Tegakkan Prinsip Kedaulatan Digital
