Sains

Satelit JUICE Meluncur ke Jupiter

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 17 April 2023
Satelit JUICE Meluncur ke Jupiter

Misi JUICE akhirnya meluncur. (foto: Youtube_ESA)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

ROKET Ariane 5 sukses meluncurkan pesawat angkasa luar Eropa, Jumat (14/3). Seperti dikabarkan Spacenews, roket itu mengangkasa dari spaceport di Kourou, Guayana Prancis, pukul 08.14 waktu setempat. Peluncuran itu terlaksana setelah ditunda sehari sebelumnya karena kondisi cuaca yang menunjukkan adanya risiko petir pada misi yang bertujuan menentukan apakah bulan-bulan di Jupiter dapat menopang kehidupan.

Perjalanan delapan tahun dari Bumi untuk mencapai bulan-bulan utama Jupiter merupakan salah satu misi organisasi yang paling ambisius. Misi itu didasari adanya bukti kuat bahwa dunia es bulan-bulan seperti Callisto, Europa, dan Ganymede menyimpan lautan air cair di kedalaman.

BACA JUGA:

Planet Mana yang Paling Ingin Dikunjungi Manusia?


Proyek ini dikenal sebagai Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE). Misi ini tidak berusaha mendeteksi kehidupan. Namun, proyek ini dapat membantu menentukan apakah kondisi di lautan tersembunyi bulan setidaknya memiliki peluang untuk mendukung kehidupan organisme mikroba sederhana.


"Ini bukan ide gila," kata Direktur Sains ESA Profesor Carole Mundell, seperti dilansir BBC News. Menurutnya, di setiap lingkungan ekstrem di Bumi, entah itu keasaman tinggi, radioaktivitas tinggi, suhu rendah, suhu tinggi, kehidupan mikroba ditemukan dalam beberapa bentuk.


"Jika kamu melihat lubang (vulkanis) di dasar lautan Bumi, ini bahkan terlihat seperti dunia asing. Tidak ada alasan kehidupan mikroba itu tidak dapat ada di tempat lain. Jika kita memiliki kondisi serupa, dan kondisi itulah yang kami ingin pelajari dengan proyek JUICE," lanjutnya.

BACA JUGA:

Super-Earth Ancam Eksistensi Bumi


Misi ini seharusnya diluncurkan pada Kamis (13/4) dengan roket Ariane-5 dari Kourou, Guyana Prancis, pada pukul 09.15 waktu setempat. Pesawat ruang angkasa tersebut membawa total 10 instrumen yang mencakup berbagai kamera, detektor partikel, radar untuk memetakan fitur bawah permukaan, serta alat untuk membuat peta medan permukaan 3D.


"Jika kita menemukan bukti adanya kehidupan di bulan Saturnus atau Jupiter, hampir pasti itu berasal dari kehidupan yang independen," kata astronom Profesor Sir Martin Rees.


Menurutnya, hal itu akan membawa pesan penting bahwa kehidupan, jika itu dimulai dua kali, secara terpisah, di tata surya kita bukanlah kebetulan yang langka. "Hampir pasti ada di satu miliar tempat di galaksi kita. Itu benar-benar mengubah cara hidup kita dalam melihat semesta," pungkasnya.(dsh)

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan