Satelit JUICE Meluncur ke Jupiter


Misi JUICE akhirnya meluncur. (foto: Youtube_ESA)
ROKET Ariane 5 sukses meluncurkan pesawat angkasa luar Eropa, Jumat (14/3). Seperti dikabarkan Spacenews, roket itu mengangkasa dari spaceport di Kourou, Guayana Prancis, pukul 08.14 waktu setempat. Peluncuran itu terlaksana setelah ditunda sehari sebelumnya karena kondisi cuaca yang menunjukkan adanya risiko petir pada misi yang bertujuan menentukan apakah bulan-bulan di Jupiter dapat menopang kehidupan.
Perjalanan delapan tahun dari Bumi untuk mencapai bulan-bulan utama Jupiter merupakan salah satu misi organisasi yang paling ambisius. Misi itu didasari adanya bukti kuat bahwa dunia es bulan-bulan seperti Callisto, Europa, dan Ganymede menyimpan lautan air cair di kedalaman.
BACA JUGA:
Proyek ini dikenal sebagai Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE). Misi ini tidak berusaha mendeteksi kehidupan. Namun, proyek ini dapat membantu menentukan apakah kondisi di lautan tersembunyi bulan setidaknya memiliki peluang untuk mendukung kehidupan organisme mikroba sederhana.
"Ini bukan ide gila," kata Direktur Sains ESA Profesor Carole Mundell, seperti dilansir BBC News. Menurutnya, di setiap lingkungan ekstrem di Bumi, entah itu keasaman tinggi, radioaktivitas tinggi, suhu rendah, suhu tinggi, kehidupan mikroba ditemukan dalam beberapa bentuk.
"Jika kamu melihat lubang (vulkanis) di dasar lautan Bumi, ini bahkan terlihat seperti dunia asing. Tidak ada alasan kehidupan mikroba itu tidak dapat ada di tempat lain. Jika kita memiliki kondisi serupa, dan kondisi itulah yang kami ingin pelajari dengan proyek JUICE," lanjutnya.
BACA JUGA:
Misi ini seharusnya diluncurkan pada Kamis (13/4) dengan roket Ariane-5 dari Kourou, Guyana Prancis, pada pukul 09.15 waktu setempat. Pesawat ruang angkasa tersebut membawa total 10 instrumen yang mencakup berbagai kamera, detektor partikel, radar untuk memetakan fitur bawah permukaan, serta alat untuk membuat peta medan permukaan 3D.
"Jika kita menemukan bukti adanya kehidupan di bulan Saturnus atau Jupiter, hampir pasti itu berasal dari kehidupan yang independen," kata astronom Profesor Sir Martin Rees.
View this post on Instagram
Menurutnya, hal itu akan membawa pesan penting bahwa kehidupan, jika itu dimulai dua kali, secara terpisah, di tata surya kita bukanlah kebetulan yang langka. "Hampir pasti ada di satu miliar tempat di galaksi kita. Itu benar-benar mengubah cara hidup kita dalam melihat semesta," pungkasnya.(dsh)
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
