Pegiat Lingkungan Penjaga Karst Citatah Raih Kalpataru dari KLHK


Aktivitas penambangan batu kapur di kawasan Karst Citatah, Desa Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww/18)
MerahPutih.com - Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC) Bandung Barat mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI pada 2021. FP2KC Bandung Barat dinilai berhasil jadi pelindung karst dengan menghadirkan alternatif pengelolaan gunung batu gamping Citatah tanpa harus dirusak. Rencananya, penghargaan Kalpataru akan diserahkan pada 14 Oktober 2021.
Penghargaan Kalpataru tahun ini melengkapi penghargaan yang sama pada tahun lalu di mana Yayasan Bening Saguling yang juga berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat mendapatkan penghargaan serupa.
Baca Juga:
KLHK Rilis Film Pendek 'Bude Jo Belajar Kelola Sampah'
"Alhamdulillah Jabar dapat Kalpataru lagi. Ikut senang karena penerima merupakan hasil usulan DLH Jabar untuk mengikuti penilaian penghargaan Kalpataru," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar Prima Mayaningtyas, Senin (20/9).
Prima menuturkan, pihaknya akan terus memfasilitasi, membina, dan mendorong masyarakat untuk ikut mengelola lingkungan dengan baik. Para peraih Kalpataru ini nantinya dapat menjadi agen perubahan dan memberi contoh kepada masyarakat bagaimana kolaborasi dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan.
Terkait karst Citatah, Prima mengatakan, Jabar sudah menyusun master plan Kawasan Bentang Alam Karst bersama Badan Geologi. Dalam master plan akan difasilitasi pengembangan kawasan ekowisata Citatah melalui kaidah lingkungan yang terencana. Contohnya, memberikan pelatihan kader konservasi, kampung ekowisata.

"Sudah cukup banyak upaya pembinaan yang dilakukan bersama kader di sana agar pemanfaatan sesuai dengan kaidah konservasi. Keberhasilan ini dapat direplikasi di tempat lain," katanya.
Ekowisata, Kampung Cidadap, Desa Padalarang, berlokasi tidak jauh dari Situ Ciburuy. Warga tinggal di kawasan kart, yang hingga saat ini masih terancam oleh penambangan kapur.
Kawasan karst cukup luas. Meliputi bukit Pasir Pawon, Tebing Masigit, Tebing Hawu dan Pabeasan, Stone Garden, Kawasan Pegunungan Sanghyang, dan Karang Panganten. Beberapa kawasan sudah dikelola oleh FP2KC untuk ekowisata, seperti menghadirkan wisata ekstrem Hammock, panjat tebing, camping, dan lainnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Ketua DPR Dorong KLHK Bentuk Gugus Tugas Cegah Karhutla
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau

Dianggap Jadi Pemicu Banjir Jabodetabek, Puluhan Vila di Puncak Disegel

WWF Indonesia Kampanyekan Beyond Wildlife, Upaya Mengaungkan Aksi Penyelamatan Bumi

Hashim Djojohadikusumo Terima Penghargaan dari Kementerian LHK

Akhirnya, Teka-teki Kejaksaan Agung Geledah Kantor KLHK 14 Jam Terjawab

Kejaksaan Agung Geledah Kantor KLHK Terkait Kasus Dugaan Korupsi Baru

KLHK Minta Laporan Sejumlah Industri soal Kewajiban Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai

PLTU Bukan Penyebab Utama Buruknya Udara Jakarta

Dunia Butuh Solusi untuk Polusi Plastik

KLHK Diminta Lakukan Kajian Pencegahan dan Pengendalian Udara Jakarta yang Buruk
