PBB Kecam Aksi Eksekusi Tahanan, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Lakukan Kejahatan Perang

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Selasa, 04 Februari 2025
PBB Kecam Aksi Eksekusi Tahanan, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Lakukan Kejahatan Perang

Arsip foto - Asap membubung ke langit di Kiev, Ukraina (27/2/2022). ANTARA/Xinhua/Lu Jinbo/aa.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan keprihatinan mendalam atas meningkatnya eksekusi terhadap tentara Ukraina yang ditangkap oleh pasukan Rusia.

Laporan terbaru dari Misi Pemantauan HAM PBB di Ukraina, yang dirilis Senin lalu, mencatat bahwa sejak Agustus 2024, sebanyak 79 eksekusi terjadi dalam 24 insiden terpisah.

“Banyak tentara Ukraina yang telah menyerah atau berada dalam tahanan pasukan Rusia ditembak mati di tempat,” ungkap laporan tersebut, seperti diberitakan Aljazeera, Senin (3/2).

Tim pemantau PBB mengumpulkan bukti berupa foto dan rekaman dari sumber Ukraina maupun Rusia yang menunjukkan jasad para korban. Mereka juga melakukan wawancara dengan saksi serta menganalisis lokasi kejadian untuk memastikan kejadian ini terjadi di wilayah operasi pasukan Rusia.

Baca juga:

Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran di Kilang Minyak Rusia

Tak hanya itu, laporan tersebut juga mencatat adanya eksekusi terhadap seorang tentara Rusia yang terluka dan tidak berdaya oleh pasukan Ukraina.

Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022, kedua negara terus saling tuduh melakukan kejahatan perang, termasuk pembunuhan terhadap tentara yang telah ditangkap.

Danielle Bell, kepala misi PBB, menegaskan bahwa kejadian-kejadian ini bukan terjadi begitu saja. Ia menyebutkan bahwa sebelumnya, sejumlah tokoh publik di Rusia secara terbuka menyerukan perlakuan kejam, bahkan eksekusi terhadap tentara Ukraina.

“Ketika pernyataan seperti itu dikombinasikan dengan undang-undang amnesti yang luas, ada potensi besar untuk mendorong perilaku melanggar hukum,” kata Bell.

Baca juga:

Saat Tentara Korea Utara jadi 'Umpan' Meriam di Garis Depan Perang Ukraina-Rusia, 1.000 Nyawa Melayang

Laporan ini menegaskan bahwa dalam hukum humaniter internasional, perintah untuk "tidak ada yang selamat" setelah perang dilarang keras. Instruksi untuk tidak memberikan ampunan kepada lawan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan dikategorikan sebagai kejahatan perang.

“Semua dugaan eksekusi terhadap tentara Ukraina yang telah ditangkap, serta pernyataan publik yang mendukung atau membenarkan tindakan tersebut, harus segera diselidiki,” tegas Bell. (ikh)

#Ukraina #Rusia
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Dunia
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
“Rencana ini tidak memaksa Ukraina mengakui Krimea dan Donbas sebagai wilayah Rusia.”
Wisnu Cipto - Kamis, 20 November 2025
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Dunia
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Pabrik Elektromekanis Kizlyar dijatuhi sanksi Uni Eropa pada 2024 karena memproduksi peralatan pesawat untuk militer Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
 Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Dunia
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer Amerika Serikat untuk memulai lagi proses pengujian senjata nuklir setelah 33 tahun dihentikan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Dunia
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya telah berhasil melakukan uji coba drone bawah laut bertenaga nuklir, Poseidon
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Indonesia
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia mengenai Ekstradisi menjadi UU.
Wisnu Cipto - Kamis, 02 Oktober 2025
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Putin menegaskan, akan mengenang pengorbanan pasukan Korea Utara yang dikerahkan untuk perang Moskow di Ukraina.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Bagikan