Kesehatan

Pasien COVID-19 Varian Delta Bisa Menyebarkan Virus 2 Hari sebelum Merasakan Gejala

annehsannehs - Senin, 30 Agustus 2021
Pasien COVID-19 Varian Delta Bisa Menyebarkan Virus 2 Hari sebelum Merasakan Gejala

Ilustrasi COVID-19. Foto: Daniel Roberts/Pixabay

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBUAH studi menyimpulkan bahwa orang yang terkena coronavirus varian Delta menyebarkan virus tersebut dua hari sebelum mereka mengalami gejala. Studi yang dipublikasikan pada Nature ini menyatakan bahwa varian Delta jauh lebih kuat dari coronavirus sebelumnya.

Sebenarnya, penularan presimptomatik ini sudah terjadi pada coronavirus varian sebelumnya, tetapi tenggat waktu penyebarannya hanya satu hari sebelum merasakan gejala. Sedangkan dengan varian Delta, virus bisa disebarkan dua hari sebelum adanya gejala.

Ilustrasi COVID-19. Foto: fernando zhiminaicela/Pixabay
Ilustrasi COVID-19. Foto: fernando zhiminaicela/Pixabay

Maka dari itu, penelitian ini menganggap bahwa 75% kasus infeksi varian Delta terjadi selama fase presimptomatik.

"Delta lebih menular, karena individu yang terinfeksi membawa dan menyebarkan lebih banyak virus daripada versi yang sebelumnya," ungkap direktur medis Gugus Tugas COVID-19 DispatchHealth Dr Stefen Ammon kepada Healthline.

Baca juga:

TikTok dan Facebook Kewalahan Tangani Info Ivermectin ...

Ia juga menambahkan bahwa penularan COVID-19 sebelumnya serupa dengan flu biasa. Tetapi, varian Delta lebih menular lagi ketimbang influenza musiman, cacar, polio, ebola, dan flu burung. Penularan varian Delta dikatakan serupa dengan cacar air.

"Fakta bahwa orang tanpa gejala yang menyebarkan virus bukanlah informasi baru. Kami telah mengetahui bahwa orang bisa menularkan virus sebelum menunjukkan gejala selama lebih dari setahun," ungkap ahli penyakit menular dan spesialis farmasi klinis penyakit menular di Temple University Hospital, Jason Gallagher.

Baca juga:

Menyeramkan! Intip Perbedaan Paru-Paru Pasien COVID-19 yang Belum dan Sudah Vaksin

Meski begitu, Gallagher mengatakan bahwa dua penelitian terbaru menyatakan bahwa mereka yang sudah divaksinasi memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menularkan virus kepada orang lain.

Ilustrasi COVID-19. Foto: Miguel Á. Padriñán/Pixabay
Ilustrasi COVID-19. Foto: Miguel Á. Padriñán/Pixabay

Untuk mengatasi masalah yang ada, solusi yang bisa dilakukan sangat sederhana yaitu back to basic. "Semua orang, yang sudah divaksin maupun belum divaksin, harus menggunakan (dua) masker ketika berada di dalam atau luar ruangan" ungkap ahli epidemiologi di Massachusetts Department of Public Health in the Bureau of Community Health and Prevention, Dr Elizabeth Beatriz, dikutip dari Healthline.

Jika kamu belum mendapatkan vaksin coronavirus, segera daftarkan diri demi melindungi diri sendiri dan orang-orang disekitarmu. (SHN)

Baca juga:

610 Sekolah Siap Gelar Belajar Tatap Muka Besok

#COVID-19 #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan