Kesehatan

Digitalisasi Layanan Kesehatan Buka Akses bagi Perempuan untuk Mendapatkan Kontrasepsi

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 02 Oktober 2021
Digitalisasi Layanan Kesehatan Buka Akses bagi Perempuan untuk Mendapatkan Kontrasepsi

Derasnya arus informasi sebabkan perempuan salah pilih kontrasepsi (Sumber: Orchid Baby Wear)

Ukuran:
14
Audio:

KEMUNCULAN pandemi COVID-19 memengaruhi pengendalian pada reproduksi perempuan. Jutaan perempuan telah kehilangan akses dalam perencanaan keluarga atau kontrasepsi dan melindungi kesehatan mereka. Hal tersebut tentu memperluas ketidaksetaraan gender yang ada dan berdampak pada keberlanjutan sosial-ekonomi secara jangka panjang.

COVID-19 telah berdampak pada akses perempuan ke layanan kesehatan dan menyoroti peran penting teknologi digital dan kolaborasi dalam membentuk pemberdayaan masa depan kesehatan perempuan dan keluarga berencana.

BACA JUGA:

Ilmuwan Prediksi Umur Maksimum Manusia Pada Abad Ini

“Kami telah mengamati tiga poin keterlambatan utama yang semakin diperparah wabah, menyebabkan peningkatan kehamilan yang tidak direncanakan,” ujar Direktur Program dan Kinerja, East South East Asia and Oceania Region (ESEAOR), Malaysia, International Planned Parenthood Federation Dr Jameel Zamir saat berbicara pada sesi satu panel Virtual Roundtable World Contraception Day 2021, pekan lalu.

baby and mom

Kehamilan melonjak di masa pandemi (Sumber: Orchid Baby Wear)

Tiga keterlambatan yang dimaksud Zamir meliputi keterlambatan perempuan dalam mendapatkan informasi keluarga berencana, keterlambatan perempuan untuk dapat mengakses fasilitas medis secara fisik, dokter dan obat-obatan karena pembatasan gerakan, dan keterlambatan dalam mendapatkan dan menjalankan kembali layanan kesehatan.

“Di lapangan, saya telah melihat masalah rantai pasokan, fasilitas kesehatan yang kewalahan dan perempuan takut mencari perawatan kesehatan. Ketika akses ke keluarga berencana terganggu, seluruh keluarga berjuang untuk mengatasinya," lanjutnya.

Pembatasan pergerakan mendorong lonjakan perempuan untuk mencari informasi lebih lanjut secara daring tentang perawatan kesehatan dan keluarga berencana. Hambatan seperti kesalahpahaman dan stigma budaya dan sosial, juga menjadi tantangan.

“Pendidikan menjadi satu-satunya cara untuk mendorong profesional kesehatan menjadi lebih paham secara digital dan menerjemahkan apa yang mereka lakukan dalam konsultasi tatap muka ke platform daring. Ini akan membantu memutus siklus informasi yang salah secara daring yang dapat menyebabkan banyak perempuan muda membuat pilihan kontrasepsi berdasarkan informasi yang salah," tambah OBGYN & Digital Thought Leader, President of Quezon City Medical Society District IV (Filipina) Dr Michelle Dado.

baby

Digitalisasi layanan kesehatan bantu perempuan dalam pemilihan kontrasepsi. (Sumber: Orchid Baby Wear)

Seiring dengan berkembangnya platform daring, ditambah pandemi, digitalisasi layanan kesehatan menjadi lebih cepat dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para ahli menjelaskan bagaimana teknologi telah menjadi faktor penting dalam pemulihan dan ketahanan sistem kesehatan saat ini untuk memperluas akses perempuan ke solusi perawatan kesehatan dan keluarga berencana.

“Wilayah kita yang beragam ini memiliki salah satu tingkat kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi paling tinggi, tapi tingkat prevalensi kontrasepsi terendah. Statistik ini mengkhawatirkan. Di sisi lain, ini merupakan wilayah yang paling cepat berkembang secara digital, dan platform digital menjadi alat yang dapat membawa tiga elemen kunci untuk memberdayakan perempuan: dukungan pra dan pasca kontrasepsi, akses ke informasi dan kontrasepsi, dan privasi,” kata Honorary Treasurer & Chairman of Health Technologies, Devices & Innovation Chapter, Malaysian Pharmacists Society Jack Shen Lim saat berbicara pada panel ahli ketiga di acara yang sama.

“Dengan segala sesuatu di satu platform lokal yang dapat diakses orang secara nyaman dan privat di rumah mereka, kami dapat secara dramatis meningkatkan akses perempuan ke perawatan kesehatan dan kontrasepsi. Itu mengurangi tingkat kehamilan yang tidak direncanakan,” ujarnya.(Avia)

BACA JUGA:

Hidup Sehat Menyambut 2022 Versi WHO

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan