Pandemi COVID-19, Keuntungan Layanan Digital Bank Mandiri Syariah Naik


Layanan digital bank. (Foto: Mandiri Syaria).
MerahPutih.com - PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil mencatatkan pertumbuhan positif selama semester I 2020 (audited). Mandiri Syariah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp719 miliar per Juni 2020 naik signifikan 30,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba ditopang pendapatan margin dan FBI yang antara lain disumbang dari layanan digital.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menyampaikan, fokus strategi yang customer centric dan customer solutions berhasil menopang kinerja Mandiri Syariah selama pandemi dan mencatatkan pertumbuhan positif dan berkelanjutan.
Laba yang berhasil dibukukan Mandiri Syariah juga ditopang keberhasilan dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK) yang mendorong peningkatkan aset dan komposisi low cost fund, juga keberhasilan dalam menurunkan angka non performing financing (NPF) dan penyaluran pembiayaan secara selektif dan berkualitas.
Baca Juga:
Buat Belajar Daring, 1,3 Juta Kartu Perdana Berkuota 10 GB Dibagikan Telkomsel
Mandiri Syariah telah mencatat dana pihak ketiga (DPK) di angka Rp101,78 triliun, mengalami pertumbuhan 16,52 persen dari Rp87,36 triliun per Juni 2019. Dari total dana tersebut, porsi low cost fund mencapai hingga 57,93 persen yang dikontribusi oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 72,11 persen dari total low cost fund.
Pertumbuhan DPK tersebut juga mendorong aset Mandiri Syariah per akhir Juni 2020 mencapai Rp114,40 triliun atau naik 13,26 persen dari Juni 2019 yang sebesar Rp101,01 triliun.
Direktur Finance, Strategy dan Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho mengatakan, hingga akhir Juni 2020 menegaskan, pencapaian ini memperkuat posisi Mandiri Syariah sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.
Dari sisi pembiayaan sampai dengan akhir Juni 2020 tercatat sebesar Rp75,61 triliun, tumbuh 5,8 persen dari Juni 2019 yang sebesar Rp71,47 triliun dengan non performing financing (NPF) hanya 1,21 persen per Juni 2019 menjadi 0,88 persen per Juni 2020. Sementara, NPF Gross turun dari 2,89 persen di Juni 2019 menjadi 2,57 persen per Juni 2020.
Selama masa pandemi ini, transaksi Mandiri Syariah Mobile dan Internet Banking Mandiri Syariah meningkat signifikan. Fee based income (FBI) layanan digital naik signifikan 35,83 persen, dari Rp107,87 miliar per Juni 2019 menjadi Rp146,52 miliar pada Juni tahun ini.
Kontribusi fee based income (FBI) layanan digital terbesar datang dari mobile banking yang melonjak 65,38 persen yoy dari Rp17,29 miliar per Juni 2019 menjadi Rp28,60 miliar per Juni 2020.

Hingga Juni 2020, user dan transaksi melalui Mandiri Syariah Mobile (MSM) juga terus naik mencapai 1,25 juta user, naik 93,89 persen (year on year) dengan jumlah transaksi melonjak hingga 19,49 juta transaksi. Termasuk transaksi buka rekening online (burekol) dengan mencatatkan 18.000 pembukaan rekening per bulan atau ningkat 36 persen.
Sebagai bentuk dukungan pada nasabah terdampak Covid-19, Mandiri Syariah memberikan solusi dengan membentuk pola dan skema restrukturisasi bersama bagi nasabahnya. Hingga saat ini Mandiri Syariah telah memberikan restrukturisasi pembiayaan senilai Rp7,1 triliun kepada lebih dari 29.000 nasabah di seluruh Indonesia, di mana 42 persen diantaranya merupakan nasabah segmen UMKM.
“Tidak dapat dipungkiri pandemi ini menjadi tantangan bagi semua pihak. Debitur, kreditur, bank, para nasabah kami, perusahaan besar atau kecil tidak terkecuali. Oleh karena itu, di tengah kondisi ini, kami yakin bahwa untuk Mandiri Syariah bisa survive dan sustain, maka kami harus menjaga nasabah survive dan sustain juga,” katanya.
Baca Juga:
KSPI Beberkan Sejumlah Mudarat dalam Omnibus Law
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
DPR Bongkar Akal-akalan Komisaris BUMN yang Dapat Bonus Miliaran, Dukung Langkah Prabowo Habisi Tantiem

Legislator Dorong Rasionalisasi BUMN untuk Cegah Pemborosan

Kementerian BUMN Matangkan Regulasi Libur Pegawai Selama 3 Hari Dalam Sepekan

Erick Klaim Dividen BUMN Lebih Besar Dibandingkan Penyertaan Modal Negara
