Pandemi Corona Belum Berakhir, Omset Penjualan Batik di Pasar Klewer Solo Turun Drastis

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 03 Oktober 2020
Pandemi Corona Belum Berakhir, Omset Penjualan Batik di Pasar Klewer Solo Turun Drastis

Hari Batik Nasional di Solo, Jawa Tengah tak mampu mendongkrak penjualan batik di Pasar Klewer akibat COVID-19, Jumat (2/10). (MP/Ismail)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kemeriahan Hari Batik Nasional (HBN) ke-12 atau 2 Oktober 2020 di Solo tidak nampak sama sekali di Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/10). Tidak ada seremonial event besar untuk memperingati Hari Batik Nasional tahun ini.

Pemandangan ini tampak berbalik 100 persen pada peringatan Hari Batik Nasional Ke-11 pada 2019 lalu. Di mana, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara, Iriana Jokowi datang khusus di Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, untuk membuka acara peringatan Hari Batik Nasional.

Hal tersebut yang kemudian membuat geliat pengrajin batik dan penjual batik ikut terdongrak penjualannya. Namun, tidak berlaku pada tahun ini. Lesunya ekonomi nasional akibat dihantam wabah COVID-19 berkepanjagan sejak Maret lalu sampai sekarang membuat banyak pengrajin batik dan penjual terpukul.

Baca Juga

Pandemi COVID-19 Ancam Keberadaan Badak Afrika

Omset penjualan pedagang batik turun drastis. Pembatik dan pengrajin mengalami sepi orderan akibat banyak warga memilih mengencangkan ikat pinggangnya.

Kondisi itu dirasakan salah seorang pedagang batik di Pasar Klewer Solo, Ariyati (45). Ia mengaku sejak dihantam pagebluk corona Pasar Klewer yang merupakan sentra batik terbesar di Solo lesu dan limpung.

"Jumlah pembeli batik dari luar kota yang biasanya kulaan (membeli barang untuk dijual lagi) di Pasar Klewer sekarang menyusut drastis," kata Ariyati pada MerahPutih.com, Jumat (2/10).

Hari Batik Nasional di Solo, Jawa Tengah tak mampu mendongkrak penjualan batik di Pasar Klewer akibat COVID-19, Jumat (2/10). (MP/Ismail)
Hari Batik Nasional di Solo, Jawa Tengah tak mampu mendongkrak penjualan batik di Pasar Klewer akibat COVID-19, Jumat (2/10). (MP/Ismail)

Ia mengakui dampak COVID-19 sangat dirasakan hampir semua pedagang di Pasar Klewer. Dengan kondisi seperti sekarang orang pasti mengutamakan kesehatan dan mengeluarkan uang untuk membeli makan dibandingkan sandang atau pakaian batik.

"Kondisi normal, saya bisa mendapatkan untung sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta per hari. Sekarang uang Rp1 juta selama sepekan saja sangat sulit," kata dia.

Dampak sepinya pembeli, ia pun harus mengajukan restrukturisasi kredit di bank karena tidak mampu membayar utang bank akibat sepinya pembeli. Ia tidak mengetahui sampai kapan kondisi lesunya Pasar Klewer berakhir.

"Peringatan Hari Batik Nasional tahun ini juga tidak mampu mendongkrak penjualan. Berbeda dengan tahun lalu ramai pembeli," tutur dia.

Keluhan sama dirasakan Widi Suratno (51). Ia mengaku harus merumahkan beberapa karyawannya di toko karena tidak mampu lagi mengaji mereka akibat sepinya penjualan di Pasar Klewer Solo. Hari Batik Nasional tahun ini juga tidak berpihak pada pedagang batik di Pasar Klewer.

"Saya tidak tahu sampai kapan seperti ini. Saya berharap wanah corona ini segera hilang supaya pembeli dari luar kota mau belanja lagi di Solo," kata Widi.

Hari Batik Nasional di Solo, Jawa Tengah tak mampu mendongkrak penjualan batik di Pasar Klewer akibat COVID-19, Jumat (2/10). (MP/Ismail)
Hari Batik Nasional di Solo, Jawa Tengah tak mampu mendongkrak penjualan batik di Pasar Klewer akibat COVID-19, Jumat (2/10). (MP/Ismail)

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi mengatakan penurunan omset terjadi di seluruh pasar tradisional di Solo. Hanya saja tingkat penurunan bervariasi tergantung jenis komoditas yang diperdagangkan.

“Untuk pasar-pasar yang jenis komoditasnya kebutuhan sehari-hari kira-kira turun sampai 30 persen. Tapi untuk pasar dengan jenis komoditas yang tidak harus dibeli setiap hari seperti pakaian di Pasar Klewer penurunan penjualan bisa 70 sampai 90 persen,” kata Heru.

Baca Juga

Cara Stylish Pakai Batik

Ia mengakui Pasar Klewer memang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Pasar itu, terangnya, mengandalkan penjualan grosir. Sementara Pemerintah melarang kegiatan yang melibatkan orang banyak.

“Mereka ini kan mengandalkan orang beli seragam untuk acara nikahan, seragam seminar. Kalau kegiatan-kegiatan itu dilarang, otomatis tidak ada yang beli. Sekarang mereka hanya mengandalkan pembeli eceran," tutup dia. (Ismail/Jawa Tengah)

#Hari Batik Nasional #Selamat Hari Batik #Solo
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Olahraga
Kisah Basral, Atlet Skateboard Peraih Emas SEA Games, Pernah Beli Papan Rp 5.000 buat Latihan
Bakat skateboard Basral sudah muncul sejak duduk di SD. Ia kemudian mengasah skill dengan berlatih dan konsisten dengan mengikuti lomba.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
Kisah Basral, Atlet Skateboard Peraih Emas SEA Games, Pernah Beli Papan Rp 5.000 buat Latihan
Indonesia
Kantor Persewaan Truk di Sukoharjo Terbakar, 2 Mobil Hangus
Kebakaran terjadi sekitar pukul 17.45 WIB. Penyebab kebakaran masih belum dapat diketahui.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
Kantor Persewaan Truk di Sukoharjo Terbakar, 2 Mobil Hangus
Indonesia
Penumpang Pesawat Adi Soemarmo Solo Diprediksi Naik 4 Persen selama Nataru
InJourney Airports memastikan kesiapan penuh 37 bandara untuk melayani perjalanan udara masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
Penumpang Pesawat Adi Soemarmo Solo Diprediksi Naik 4 Persen selama Nataru
Indonesia
2 Mahasiswa Gugat Larangan Rangkap Jabatan Menteri ke MK
Keduanya merupakan putra dari advokat yang juga Ketua Masyarakat Antikorupsi Indonesia (Maki), Boyamin Saiman.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
2 Mahasiswa Gugat Larangan Rangkap Jabatan Menteri ke MK
Indonesia
Fadli Zon Dijadwalkan Resmikan Songgobuwono Keraton Solo, 2 Kubu Keraton Bertemu
Menteri dijadwalkan meresmikan Panggung Songgobuwono itu pada Selasa (16/12).
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
Fadli Zon Dijadwalkan Resmikan Songgobuwono Keraton Solo, 2 Kubu Keraton Bertemu
Indonesia
PB XIV Purbaya Tertibkan Aset Keraton Solo, Ganti 10 Gembok Pintu
Dilakukan untuk memperlancar kerja dari Bebadan Keraton Kasunanan Surakarta yang dibentuk raja baru-baru ini.
Dwi Astarini - Senin, 15 Desember 2025
PB XIV Purbaya Tertibkan Aset Keraton Solo, Ganti 10 Gembok Pintu
Indonesia
Bengkel Motor Satu Lantai di Solo Terbakar, Warga Geger
Dari keterangan pemilik ruko, disebutkan ada ledakan di lantai bawah sebelum api muncul.
Dwi Astarini - Kamis, 11 Desember 2025
Bengkel Motor Satu Lantai di Solo Terbakar, Warga Geger
Indonesia
Belasan ASN Solo Terjaring Razia Kendaraan di Balai Kota, Telat Bayar Pajak
Kegiatan ini bisa meningkatkan kedisiplinan ASN dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
Dwi Astarini - Kamis, 11 Desember 2025
Belasan ASN Solo Terjaring Razia Kendaraan di Balai Kota, Telat Bayar Pajak
Indonesia
Dinkes Solo Lakukan Inspeksi Jelang Nataru, Temukan Makanan Kedaluwarsa di Pasar
Pelaku usaha diminta untuk tidak menjual produk terkait dan menarik produk terkait agar tidak dipajang di instalasi.
Dwi Astarini - Senin, 08 Desember 2025
Dinkes Solo Lakukan Inspeksi Jelang Nataru, Temukan Makanan Kedaluwarsa di Pasar
Indonesia
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Purbaya yang duduk di shaf depan langsung menghampiri kakaknya, Hangabehi, yang sama-sama berada di shaf depan.
Dwi Astarini - Sabtu, 06 Desember 2025
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Bagikan