Fauna

Pandemi COVID-19 Ancam Keberadaan Badak Afrika

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 02 Oktober 2020
Pandemi COVID-19 Ancam Keberadaan Badak Afrika

Bagaimana pandemi COVID-19 mengancam keberadaan badak Afrika. (Foto: Pexels/@Frans Van Heerden)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERBURUAN ilegal satwa langka bukan lagi sebuah hal yang asing. Praktik tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Sayangnya angka kasus ini justru meningkat tajam sejak pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Ancaman ini terutama terjadi bagi konservasi badak di Afrika, demikian laporan laman Lovely Planet.

1. Perburuan badak Afrika selama bertahun-tahun

Pandemi COVID-19 Ancam Keberadaan Badak Afrika
Praktik perburuan ilegal badak sudah berlangsung selama beberapa dekade terakhir. (Foto: Unsplash/@Ashes Sitoula)

Badak Afrika memang sudah jadi incaran pemburu selama beberapa dekade terakhir. Sejak 1910, populasi badak hitam merosot tajam dari 150 ribu menjadi empat ribu saja.

Di sisi lain, populasi badak putih bertumbuh drastis dari hanya 100 ekor saja pada 1985 menjadi 18 ribu saat ini. Akan tetapi jumlah tersebut kembali menurun karena adanya perburuan liar.

Baca juga:

Setengah Juta Hiu Terancam Dibunuh Demi Vaksin COVID-19

Kasus ini disebabkan karena pertama, banyak negara-negara Asia yang menginginkan cula badak karena dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker. Padahal belum ada penelitian maupun dasar ilmiah dari argumen tersebut.

Alasan kedua ialah banyak pemburu yang melakukan perburuan ilegal badak ini demi keuntungan semata. “Satu kilo cula badak harganya sekitar 60-65 ribu dollar AS,” terang James Mwenda, penjaga badak sekaligus ranger di Ol Pejeta Conservancy, Kenya.

Jadi sekilo cula badak bisa seharga Rp896-970 juta rupiah. Berdasarkan data dari Rhino Resource Center, rata-rata berat satu cula badak hitam sekitar 1,5kg, sementara cula badak putih bisa mencapai 2,5kg.

Bisa dibayangkan berapa banyak badak yang akhirnya harus dibunuh karena keegoisan manusia demi mendapatkan uang.

2. Bagaimana pandemi semakin mempeparah perburuan liar

Pandemi COVID-19 Ancam Keberadaan Badak Afrika
Pandemi membuat jumlah wisatawan berkurang dan meningkatkan perburuan ilegal. (Foto: Unsplash/@Danny Wage)

Pada awal April 2020 ketika pandemi baru saja dimulai, Afrika Selatan dan Botswana melaporkan lonjakan insiden perburuan di destinasi wisata populer yang kosong akibat pandemi virus COVID-19.

"Para pemburu jadi lebih mudah (berburu)," ungkap Map Ives, pemandu satwa liar sekaligus mantan pemimpin Konservasi Badak Botswana. Pasalnya lokasi-lokasi wisata tersebut jadi sepi pengunjung sehingga tidak ada yang mengawasi para pemburu liar ini.

Ketika Afrika Selatan memberlakukan lockdown dan larangan perjalanan ketat untuk memerangi penyebaran virus, laporan menunjukkan adanya penurunan perburuan badak. Namun sesaat setelah pembatasan melonggar, para pemburu kembali melanjutkan aksi mereka.

Baca juga:

Lindungi Paus Artinya Selamatkan Krisis Iklim

Lebih lanjut, Mwenda menyampaikan bahwa peluang kerja yang semakin sedikit akibat pandemi meningkatkan daya tarik berburu cula badak secara ilegal.

Tidak hanya itu, penyebaran COVID-19 juga menghambat sumber penghasilan untuk konservasi. Absennya pariwisata jadi masalah besar yang dirasakan Afrika Selatan. Sebelum pandemi, sumbangan dan dana wisata bisa dipergunakan untuk menjaga dan menjalankan konservasi.

"Ketika pendapatan dan pemasukan benar-benar terputus akibat COVID, mempertahankan pekerjaan jadi sebuah tantangan sulit," kata Dr. Andre Uys selaku Manajer Umum Grup Marataba, rumah bagi populasi badak terbesar kedua di taman nasional.

"Kami membutuhkan dana agar bisa mendukung tim kami yang bekerja 24/7 di lapangan untuk menjaga para hewan," tambahnya.

3. Antisipasi dan solusi yang dilakukan

Pandemi COVID-19 Ancam Keberadaan Badak Afrika
Para ranger berharap pandemi mereda sehingga wisatawan bisa kembali datang dan memulihkan konservasi. (Foto: Pexels/@Frans Van Heerden)

Tidak tinggal diam, dalam menghadapi masalah tersebut pemerintah Rwanda melanjutkan komitmen mereka terhadap konservasi satwa liar dengan mengalokasikan dana agar para ranger tetap bekerja.

Leonidas Mpumuje, seorang ranger yang mengepalai program pemantauan badak di Taman Nasional Akagera Rwanda menyebut bahwa pihak taman tetap memberikan gaji sehingga dia dan penjaga lainnya tetap bisa meningkatkan upaya dalam melindungi hewan.

Meski demikian, mereka tetap merasakan kekurangan dana untuk membayar pekerja, peralatan, serta perlengkapan penting lainnya dalam mengawasi badak.

Mpumuje hanya berharap pandemi bisa cepat mereda sehingga wisatawan yang datang dapat memulihkan konservasi. "Kami tidak membutuhkan hewan lain punah," tegasnya.

Mwenda juga menambahkan bahwa kita semua dapat membantu kelestarian konservasi badak ini. Entah dengan menjadi donatur atau memesan perjalanan safari.

Upaya itu dapat membantu organisasi-organisasi ini tetap berdiri dan melanjutkan pekerjaan mereka untuk menjaga agar badak tetap hidup.

Pasalnya setiap dari kita punya tanggung jawab besar untuk memastikan badak mempesona itu tetap ada sampai generasi mendatang. (sam)

Baca juga:

Siripnya Sepanjang Manusia, Ini Ukuran Hiu Megalodon Sebenarnya

#Hewan #Hewan Dilindungi #Hewan Langka #Kerusakan Lingkungan #Pelestarian Lingkungan #Peduli Lingkungan #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

Indonesia
Perburuan Rusa di Taman Nasional Komodo Berujung Baku Tembak, 3 Pemburu Liar Ditangkap
Tim gabungan Kemenhut dan Polisi sempat terlibat baku tembak saat menghadang kelompok pemburu liar di Taman Nasional Komodo.
Soffi Amira - Rabu, 17 Desember 2025
Perburuan Rusa di Taman Nasional Komodo Berujung Baku Tembak, 3 Pemburu Liar Ditangkap
Indonesia
Prabowo Perintahkan Menhut Cabut Izin Perusahaan Perusak Hutan
Presiden RI, Prabowo Subianto, meminta Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, agar mencabut izin perusahaan perusak hutan.
Soffi Amira - Selasa, 16 Desember 2025
Prabowo Perintahkan Menhut Cabut Izin Perusahaan Perusak Hutan
Indonesia
Prabowo Angkat Suara soal Bencana Sumatra: Jangan Tebang Pohon Sembarangan dan Jaga Alam Sebaik-baiknya
Presiden RI, Prabowo Subianto, angkat bicara soal bencana Sumatra. Ia meminta jangan menebang pohon sembarangan dan menjaga alam sebaik-baiknya.
Soffi Amira - Jumat, 12 Desember 2025
Prabowo Angkat Suara soal Bencana Sumatra: Jangan Tebang Pohon Sembarangan dan Jaga Alam Sebaik-baiknya
Indonesia
Soal Kerusakan Hutan, Kemenhut Duga Ada Aktivitas Ilegal yang Jadi Penyebab Bencana Sumatra
Kementerian Kehutanan menduga adanya aktivitas ilegal di hutan, yang menjadi penyebab bencana Sumatra.
Soffi Amira - Senin, 08 Desember 2025
Soal Kerusakan Hutan, Kemenhut Duga Ada Aktivitas Ilegal yang Jadi Penyebab Bencana Sumatra
Indonesia
Sekretaris Kabinet Teddy Akui Kerusakan Lingkungan Perparah Banjir di Sumatera
Ribuan kayu gelondongan berukuran besar, yang sebagian besar tampak seperti dipotong dengan mesin, ikut tersapu banjir bandang di tiga provinsi Sumatera.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 03 Desember 2025
Sekretaris Kabinet Teddy  Akui Kerusakan Lingkungan Perparah Banjir di Sumatera
Indonesia
Bantah Pakan Harimau Ragunan Dibawa Pulang, Pramono: Ada Petugas yang Bertanggung Jawab
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, membantah soal pakan harimau Ragunan dibawa pulang. Ia mengatakan, ada petugas khusus yang bertanggung jawab.
Soffi Amira - Kamis, 20 November 2025
Bantah Pakan Harimau Ragunan Dibawa Pulang, Pramono: Ada Petugas yang Bertanggung Jawab
Indonesia
Jakarta Juara Nasional Provinsi SDGs 2025, Disusul Kalsel dan DIY
Visi Jakarta sebagai kota global yang maju, berkeadilan, dan berkelanjutan selaras dengan prinsip SDGs.
Wisnu Cipto - Rabu, 19 November 2025
Jakarta Juara Nasional Provinsi SDGs 2025, Disusul Kalsel dan DIY
Dunia
Langka Banget, Lynx Iberia Putih Pertama di Dunia Terekam di Spanyol Diduga Alami Kelainan Genetik
Seekor Lynx Iberia berwarna putih berhasil diabadikan fotografer satwa liar asal Spanyol, Ángel Hidalgo, di kawasan konservasi alam di pegunungan Spanyol bagian selatan.
Wisnu Cipto - Sabtu, 01 November 2025
Langka Banget, Lynx Iberia Putih Pertama di Dunia Terekam di Spanyol Diduga Alami Kelainan Genetik
Indonesia
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
Gubernur juga menjanjikan sewa gratis dan layanan klinik hewan untuk para pedagang yang bersedia direlokasi ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
ShowBiz
Dari Pengelolaan Sampah hingga Penanaman Mangrove, Synchronize Fest Tegaskan Komitmen Hijau
Synchronize Fest konsisten menjalankan berbagai inisiatif ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif aktivitas urban.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 19 Oktober 2025
Dari Pengelolaan Sampah hingga Penanaman Mangrove, Synchronize Fest Tegaskan Komitmen Hijau
Bagikan