Kesehatan

Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Dokter Tekankan Pentingnya Prokes

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 29 September 2021
Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Dokter Tekankan Pentingnya Prokes

PTM di masa pandemi menuai pro dan kontra(Foto: pixabay/1499541)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MULAI September ini, sebagian besar sekolah di Indonesia telah memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM), seiring melandainya kasus COVID-19 di Tanah Air.

Pembelajaran tatap muka terbatas diizinkan untuk daerah dengan status PPKM level 2 dan 3, termasuk wilayah Jawa-Bali. Kendati wajib berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat, kenyataanya PTM masih menimbulkan keresahan bagi para orangtua.

Baca Juga:

Kenali Manfaat Self-esteem Bagi Perkembangan Anak

Di satu sisi, pembelajaran jarak jauh ditegarai membuat kualitas pendidikan anak menurun. D sisi lain, interaksi fisik saat PTM dikhawatirkan menjadi media penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

Situasi yang dilematis tersebut, mendorong Makuku Family sebagai brand produk ibu dan anak terkemuka yang sangat peduli terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak mengadakan sebuah webinar dengan tajuk Menghadapi Sekolah Tatap Muka, Sudah Siapkah Parents.

Ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) (Foto: istimewa)

Pada webinar tersebut CEO Makuku Family Jason Lee menjelaskan webinar tersebut diperlukan untuk para orangtua, agar lebih siap menghadapi sekolah tatap muka, khususnya dari segi kesehatan.

"Kita ingin sharing ke semua tentang informasi kesehatan. Khususnya bagaimana cara kita mengurangi atau mencegah penyebaran COVID-19 selama PTM," ujar Lee.

Diskusi di webinar tersebut turut menghadirkan influencer Zee Zee Shahab, ibu dari dua anak yang saat ini juga menghadapi sekolah tatap muka. Selain itu, hadir pula konsultan dokter spesialis anak dari Makuku Family dr. Andreas M.Ked (Ped). Sp.A dan brand representative Makuku Family, Chairunissa.

Pada webinar tersebut, Zee Zee Shahab mengaku pembelajaran jarak jauh yang berlangsung selama pandemi ini bukan merupakan metode yang ideal.

"Anakku yang pertama umur 8 tahun, masuk SD kelas 1 pas pandemi. Dia sampai nggak tahu nama teman-teman kelasnya. Sekarang dia jadi suka gampangin masalah. misal Kalau enggak bisa, aku tinggal googling atau panggil mommy aja," curhat Zee Zee.

Kendati belajar di rumah atau belajar online banyak kelamahan, bukan berarti Zee Zee telah siap melepas anaknya kembali ke sekolah. Karena Zee Zee mengaku belum siap dengan risiko yang mungkin terjadi.

"Jujur ya, aku belum siap dengan konsekuensinya. Untuk sekarang sekolah online lebih baik. Aku termasuk orang tua yang agak overthingking, sampai saat ini belum kasih izin. Kalau anak SMP atau SMA mungkin sudah mengerti protokol kesehatan, bagaimana sosialisasi di masa pandemi. Tapi kalau SD belum waktunya ya," jelas Zee Zee Shahab.

Zee Zee Shahab menjelaskan alasan, mengapa anak SD belum waktunya, hal itu lantaran bila anak SD bertemu teman-teman, euforianya beda. Mereka bisa langsung melepas masker dan melupakan jaga jarak.

Menurut konsultan dokter spesialis anak dr Andreas mengatakan metoder belajar di rumah bisa menimbulkan stres. Dalam hal ini stres tidak hanya pada anak, tapi juga orangtua. Menurutnya, menggelar PTM saat ini merupakan kebijakan yang terburu-buru.

"Keputusan PTM diambil pemerintah setelah melihat kasus positif dan angka kematiannya sudah turun. Tapi perlu diingat bahwa cakupan vaksinasi anak usia 12-18 tahun di Indonesia belum sampai 80 persen. Masalahnya lagi, ketersediaan fasilitas tes PCR di daerah belum sama banyaknya dengan di Jabodetabek. Ini harus hati-hati juga," ujar Andreas.

Baca Juga:

Pentingnya Orangtua Menghargai Potensi Anak

Selain protokol kesehata, banyak hal lain yang perlu diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan anak dalam pembelajaran tatap muka di sekolah (Foto: pixabay/educardomarcossv)

Lebih lanjut Andreas menambahkan ada faktor lain yang perlu diperhatikan terkait dengan PTM, yakni kesiapan sekolah. Menurutnya, sekolah waib menjaga prokes dan kesiapannya.

Dalam hal ini bukan hanya wastafel atau ruang kelas, tapi, kesiapan mental guru-guru menghadapi anak yang ricuh dan tidak mengikuti protokol kesehatan.

Kemudian, yang tidak kalah penting, pastikan semua sarana dan prasaran sekolah siap untuk kondisi darurat. Seperti halnya saat tiba-tiba ada anak yang demam ketika di sekolah.

Selain dari sisi sekolah, dari pihak orang tua juga harus memastikan anak selalu mematuhi protokol kesehatan. Seperti cara memakai masker, anak harus benar-benar diajari memakai masker yang benar, jangan hanya sekadar menyuruh.

Kemudian, orang tua juga harus tahu gejala infeksi Virus COVID-19 pada anak. Karena kasus COVID-19 pada anak kerap kali tak langsung ketahuan seperti orang dewasa. Karena menurut dr. Andreas, gejala pada anak ringan seperti tiba-tiba lemas, atau demam yang tidak terlalu tinggi. Hal itu yang perlu diperhatikan ketika tatap muka nanti.

Sementara itu Brand Representative Makuku Family, Chairunissa alias Icha mengatakan, terlepas apakah orang tua mengizikan anaknya mengikuti PTM atau tidak, gaya hidup sehat harus menjadi prioritas, khususnya di masa pandemi.

"Salah satunya membawa peralatan makan minum sendiri. Tidak berbagi alat dengan orang lain," ujarnya Icha. (Ryn)

Baca Juga:

Pentingnya Kualitas Udara di Ruang Belajar Anak

#Kesehatan #Sekolah Tatap Muka #Belajar Tatap Muka
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan