Pakar Siber Sebut Sistem Keamanan PDN Selevel Warnet

Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya (tangkapan layar youtube MNC Trijaya)
MerahPutih.com - Pakar Keamanan siber Alfons Tanujaya menyoroti insiden peretasan Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beberapa waktu lalu.
Dia menilai sistem keamanan PDN yang dikelola negara ini cenderung lemah. Padahal, PDN memiliki penyimpanan data yang besar, yang tidak kalah dari Amazon Web Services (AWS) maupun Google Cloud.
Sayangnya, PDN ternyata tidak dilengkapi dengan sistem keamanan dan antivirus yang baik. Bahkan, PDN hanya menggunakan antivirus Windows Defender.
"Nah jadi kami lihat bahwa, levelnya Amazon tapi administrasinya (keamanan) selevel warnet (warung internet)," ucapnya saat diskusi daring dikutip Sabtu (29/6).
Baca juga:
Pakar IT Duga Serangan Siber PDN Akibat Pergantian Pengelola Server
Alfons melihat, jika sistem penyimpanan data tidak memiliki proteksi yang baik tentu bisa memicu masalah.
“Ini akan sangat mudah peretas menyusupi sistem tersebut,” ucap dia.
Menurut Alfons, bagi server yang tidak mempunyai pengamanan berlapis, apalagi data tidak di-backup akan menjadi sasaran empuk pelaku.
Terlebih, bila pengelolaan datanya menggunakan windows defender. Peretas disebut bisa masuk server lewat celah keamanan.
"Mereka (pengelola server PDN) tidak mengamankan dengan baik windows itu bisa dimasuki," ucap Alfons.
Baca juga:
Alfons menyebut negara lain juga menjadi korban serangan ransomware, namun tak separah Indonesia. "Ini semua kesannya dikumpulin jadi sasaran tembak," kata Alfons.
Dia berharap pemerintah bisa membenahi persoalan ini agar tak terulang di kemudian hari. “Pemerintah perlu memperkuat sistem pengamanan siber untuk mencegah data-data warganya disalahgunakan kelompok tak bertanggungjawab,” tutup Alfons.
Untuk diketahui, situs PDN Kominfo mengalami gangguan beberapa waktu lalu. Terganggunya server PDN adalah imbas serangan siber ransomware. Akibatnya, layanan keimigrasian pada unit pelaksana teknis seperti kantor Imigrasi ikut terimbas.
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Peretas China di Balik Pencurian Siber Rp 440 Miliar Ditangkap di Thailand, Salah Satu Korbannya Jungkook BTS

Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

Komisi III Tanggapi Serangan Siber Draf RUU KUHAP di Situs Web Resmi DPR

Hacker Klaim Bobol Data CPNS Kemenhan Tahun 2021

16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password

Konflik Merambah Ranah Digital, Peretas Pro-Israel Klaim Curi Rp 1,44 Triliun dari Bursa Kripto Terbesar Iran

Situs Resmi PeduliLindungi Diretas, Dialihkan ke Situs Judol

5 Amunisi Hukum Menkomdigi Berantas Kejahatan Siber dan Judol, Ada 1 Sasar Anak-Anak
