Pakar Dorong Pemprov DKI Sinergikan Naturalisasi dan Normalisasi Sungai Atasi Banjir
 Andika Pratama - Selasa, 07 Januari 2020
Andika Pratama - Selasa, 07 Januari 2020 
                Seorang wanita dibantu empat warga lainnya mengevakuasi motor saat banjir di Jalan Teluk Gong, Penjagalan, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020). ANTARA/Livia Kristianti/am
MerahPutih.com - Sejumlah pakar Hidrologi dari UGM menyarankan Pemda DKI menggabungkan program naturalisasi dan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir. Kedua progam ini tidak dapat dipisahkan jika Jakarta ingin terbebas dari banjir.
Pakar Hidrologi dari UGM Rachmad Jayadi menjelaskan kedua program ini saling melengkapi untuk mengurangi banjir.
Baca Juga
Banyak Warga Masih Terdampak Banjir, Anies Didesak Minta Maaf
"Sekarang harus kompromi dijalankan keduanya. Air hujan yang jatuh di wilayah Jakarta harus diserap tanah pake cara naturalisasi. Tapi air kiriman dari atas harus cepat dibuang ke laut lewat gorong-gorong pake proses normalisasi," ujar Rachmad di Yogyakarta, Selasa (7/1)
Ia menjelaskan naturalisasi akan menjaga air bawah tanah tetap terjaga. Sehingga permukaan tanah tidak turun terus menerus. Sementara normalisasi sungai dibutuhkan untuk mempercepat mengalirkan air kiriman maupun air hujan dikala cuaca ekstrim melanda.
 
"Naturalisasi cocok dipakai saat curah hujan normal. Sementara normalisasi sungai dipakai saat curah hujan sangat tinggi," kata aktifis konservasi sungai ini.
Baca Juga
Banjir Terjang Jakarta, Anies Dianggap Tak Fokus karena Pangkas Anggaran Penanganan
Satu suara, Pakar Hidrologi UGM Nur Yuwono mengatakan penggabungan keduanya dinilai akan mampu mengurangi banjir di Jakarta. Ia mencontohkan sistem ini juga dipakai oleh pemerintah Singapura untuk mengatasi banjir.
Saat ini pemerintah Singapura tengah memperbanyak daerah resapan air (biopori). Namun disisi lain, Pemerintah Singapura juga membangun gorong-gorong besar di bawah tanah untuk mengairkan air ke laut.
"Nah sekarang tugas pemerintah Jakarta adalah memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) untuk menyerap air," pungkas dia.
Kedepannya, ia mendorong Pemprov DKI untuk memperkuat struktur drainase dengan beton agar tahan erosi. Sampah yang terkumpul di sungai perlu dibersihkan secara rutin.
Baca Juga
Berbagai Wilayah di DKI Banjir, Anies: Bukan Soal yang Belum Kena Normalisasi
Berita ini merupakan laporan Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Tanggul Baswedan Jebol, 5 RT di Jaksel masih Kebanjiran Jumat (31/10) Pagi
 
                      Jakarta Selatan Masih 'Terendam', Cek 33 RT yang Belum Kering dari Serangan Banjir 1,6 Meter
 
                      Aksi Petugas Evakuasi Korban Banjir Setinggi 1 Meter di Kemang Jakarta Selatan
 
                      Banjir Surut, Perjalanan KA Banyubiru dan Joglosemarkerto kembali Normal
 
                      Malam Ini, 35 RT di Jakarta Tergenang Banjir
 
                      16 Jadwal Kereta Jawa Dibatalkan Akibat Banjir Semarang, KAI Minta Maaf
 
                      Dampak Banjir Semarang, 4 Perjalanan KA Dibatalkan
 
                      Genangan Air di Jalur Semarang Tawang-Alastua, Perjalanan KA Banyubiru Ekspres Dibatalkan
 
                      Daftar 20 RT di Jaktim dan Jaksel yang Berubah Jadi Kolam Dadakan Pagi Ini, Warga Diminta Waspada
 
                      Jalur Pantura yang Hubungkan Semarang dan Demak Masih Terendam Banjir Kamis Pagi, Ketinggian Air hingga 70 Cm
 
                      




