Banjir Terjang Jakarta, Anies Dianggap Tak Fokus karena Pangkas Anggaran Penanganan
 Zulfikar Sy - Rabu, 01 Januari 2020
Zulfikar Sy - Rabu, 01 Januari 2020 
                Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau kawasan Cawang UKI, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020) (ANTARA/ Livia Kristianti)
MerahPutih.com - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) menyesalkan arah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak fokus pada penangangan dan penanggulangan banjir. Sehingga ketika curah hujan di wilayah DKI Jakarta meningkat, banjir tak tertangani dengan baik.
Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino menyampaikan, bukti tidak fokusnya Pemprov DKI Jakarta dalam menangani banjir yakni jumlah alokasi anggaran penanganan banjir yang terus menurun dari tahun ke tahun. Padahal, banjir masalah besar dan langganan Jakarta yang bisa memakan korban nyawa manusia dan kerugian ekonomi yang tidak kecil.
Baca Juga:
“Kita bisa lihat datanya, anggaran penanganan banjir terus menurun. Tahun 2017 anggaran penanganan banjir di Dinas Sumber Daya Air saja sekitar Rp3 triliun, terakhir 2019 hanya tinggal Rp1 triliun. Itu yang kami catat”, ungkap Arjuna, Rabu (1/1).
Dengan berkurangnya alokasi anggaran penanganan banjir, menurut Arjuna, banyak kegiatan penanggulangan banjir yang dulu giat dilakukan kini tidak lagi dilakukan, seperti normalisasi sungai, pembangunan waduk, perbaikan drainase, rumah pompa dan pembebasan lahan banyak yang tidak lagi dilakukan.
“Berkurangnya anggaran, dampaknya sangat besar. Banyak pekerjaan untuk penanganan banjir tidak lagi dilakukan seperti normalisasi sungai, pembangunan waduk, drainase dll. Akhirnya ketika curah hujan tinggi, banjir semakin ekstrem,” tambah Arjuna
Arjuna juga mempertanyakan konsep naturalisasi sungai yang ditawarkan oleh Gubernur Anies Baswedan yang belum terasa realisasi dan dampaknya.
 
Konsep naturalisasi sungai ala Gubernur Anies Baswedan yang diklaim lebih ekologis daripada konsep normalisasi dengan menghidupkan kembali ekosistem sungai dan makhluk hidup di dalamnya terbukti tidak mampu mengatasi banjir di DKI Jakarta. Karena menurut Arjuna, kondisi demografis dan tata ruang Jakarta tidak mungkin lagi dilakukannya naturalisasi.
“Bagaimana program naturalisasi sungai? Hasilnya semua ekosistem dan makhluk hidup di dalam sungai hanyut kena banjir. Artinya di Jakarta tidak mungkin dilakukan naturalisasi karena faktor kepadatan penduduk dan tata ruang DKI yang tidak memungkinkan. Tidak bisa asal beda,” tutur Arjuna.
Baca Juga:
Menteri PUPR Tinjau Banjir di Ruas Tol Dalam Kota Menuju Bandara
Sedangkan menurut Sekretaris Jenderal DPP GMNI Dendy Setiawan, di tengah turunnya anggaran penanganan banjir DKI Jakarta, di lain sisi banyak anggaran siluman yang muncul dengan jumlah besar namun manfaat penggunaannya tidak jelas.
“Anggaran banjir turun, tapi ada anggaran siluman seperti Aica Aibon Rp82,8 m, bolpoint Rp124 m. Ini yang tidak bener tata kelolanya. Atau kita ingin menambal banjir dengan aica aibon?,” sindir Dendy.
Untuk itu, menurut Dendy, Pemprov DKI Jakarta harus belajar dari kesalahan kebijakan dan tata kelola banjir serta mampu menetapkan program prioritas yang bisa mengatasi masalah besar DKI Jakarta, salah satunya adalah bajir.
“Pemprov DKI harus belajar, tidak bisa program yang baik yang sudah dilakukan oleh pemerintah sebelumnya dihapus begitu saja. Jika itu mencakup masalah besar yang dialami masyarakat, itu harus tetap menjadi prioritas. Seharusnya beliau bisa lebih bijak,” tutup Dendy. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jakarta Selatan Masih 'Terendam', Cek 33 RT yang Belum Kering dari Serangan Banjir 1,6 Meter
 
                      Daftar 20 RT di Jaktim dan Jaksel yang Berubah Jadi Kolam Dadakan Pagi Ini, Warga Diminta Waspada
 
                      Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
 
                      DPRD Minta Gubernur Pramono Duduk Bareng Cari Solusi Banjir, Jangan Malah Menyalahkan Jabar
 
                      Jawab Pernyataan Komeng soal Jawa Barat Penyebab Banjir Jakarta, Pramono: Tak Sepenuhnya Akibat Daerah Penyangga
 
                      Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore
 
                      12 RT di Jakarta Terendam Banjir Selasa (16/9) Siang, BPBD Minta Warga Tetap Waspada Potensi Genangan Air
 
                      4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam
 
                      Cegah Banjir di ITC Cipulir, Dinas SDA DKI Siagakan Pompa Sejak Sebelum Hujan
 
                      Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Jakarta Siapkan Sejumlah Mitigasi untuk Tangani Potensi Banjir
 
                      




