Pahami Fase Kritis Saat Diserang DBD

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 18 Juli 2024
Pahami Fase Kritis Saat Diserang DBD

Ilustrasi Nyamuk. (Pexels.com/pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering memakan korban jiwa di Indonesia. masyarakat perlu memahami fase perjalanan klinis penyakit demam berdarah dengue agar infeksi virus tidak menyebabkan perubahan imunitas dan menyelamatkan nyawa pasien.

“Demam berdarah ini paling penting memahami fase perjalanan klinisnya, ada tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery jadi masyarakat memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat,” kata Dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik infeksi dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta dr. Soroy Lardo Sp.PD KPTI FINASIM.

Ia mengatakan memahami tiga fase klinis demam berdarah penting agar orang tua tidak terlambat membawa anaknya berobat ke rumah sakit dan menurunkan angka kematian yang seringkali diakibatkan kurangnya pemahaman tentang demam berdarah dengue.

Tiga fase itu adalah fase pertama di mana pasien mengalami demam satu sampai tiga hari, pada saat ini kadar virus dalam darah cukup tinggi. Virus akan mengeluarkan zat ositokin yang mengaktivasi proses yang menyebabkan demam.

Baca juga:

7 Langkah Cegah DBD

Pada fase ini metabolisme tubuh meningkat menyebabkan kebutuhan cairan menjadi sangat tinggi sehingga hidrasi sangat diperlukan dan pemberian obat penurun demam.

Sementara pada fase hari keempat dan kelima memasuki fase kritis, yang artinya ada proses infeksi virus di pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah menjadi bocor dan bisa menimbulkan shock yang dapat menyebabkan kematian.

Potensi pendarahan bisa berakibat pada gangguan organ seperti ke paru-paru, rongga perut dan lainnya. Infeksi virus ini juga dapat menyebabkan gejala bola mata, nyeri tulang belakang, nyeri sendi hingga gangguan pencernaan.

“Masa kritis ini yang berbahaya sebenarnya, karena pada saat itu akan terjadi kebocoran pembuluh darah, dan kalau dilewati fase kritis akan terjadi fase recovery, jadi virus di dalam tubuhnya akan menurun drastis, sistem respon imun akan membaik ini akan recovery,” katanya.

Soroy mengatakan, ketika anak demam di hari pertama disarankan untuk membawa ke rumah sakit untuk dirawat dan dilakukan tes NS1 di laboratorium untuk melihat potensi adanya virus dengue dalam darah. Penurunan trombosit juga pasti terjadi maka perawatan lebih awal sangat diperlukan.

Ia menegaskan, jika perawatan dilakukan pada fase kritis maka akan membuat kondisi pasien lebih cepat menurun dan dokter akan berusaha ekstra keras untuk menyeimbangkan kondisi agar tidak jatuh pada kondisi syok.

“Istirahat jadi kunci utamanya, kalau memungkinkan dari puskesmas terdekat itu kan punya laboratorium pemeriksaan darah lengkap," katanya.

Baca juga:

Jambu Biji Sembuhkan DBD, Mitos atau Fakta?

#Demam Berdarah #Demam Berdarah Dengue
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta
Biasanya kasus DBD di Jakarta mencapai puncaknya di bulan April-Mei
Wisnu Cipto - Senin, 28 Juli 2025
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta
Indonesia
PSI DKI Kesal dengan Pemprov, Fogging DBD Dilaksanakan Kalau Sudah Ada Korban
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI berharap Pemprov DKI Jakarta bertindak preventif dalam menghadapi isu DBD di Jakarta
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 16 April 2025
PSI DKI Kesal dengan Pemprov, Fogging DBD Dilaksanakan Kalau Sudah Ada Korban
Indonesia
Puncak Kasus DBD Terjadi April, Dinkes DKI Siapkan Strategi ini
Puncak kasus DBD terjadi April ini. Dinkes DKI pun menyiapkan strategi untuk menanggulangi penyakit tersebut.
Soffi Amira - Kamis, 13 Maret 2025
Puncak Kasus DBD Terjadi April, Dinkes DKI Siapkan Strategi ini
Indonesia
Tren Kasus DBD Meningkat di Jakarta, Pramono Anung Bakal Lakukan Pendataan Bareng Dinkes DKI
Senin harus dilaporkan dan akan kita putuskan tindakan apa yang harus dilakukan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 07 Maret 2025
Tren Kasus DBD Meningkat di Jakarta, Pramono Anung Bakal Lakukan Pendataan Bareng Dinkes DKI
Indonesia
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
Kasus DBD di Jakarta meningkat.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 14 Februari 2025
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
Indonesia
Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan
Jumlah kasus DBD di Jakarta meningkat hingga 77 persen pada Januari 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Februari 2025
Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan
Indonesia
Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang
Kalaupun, wadah penampungan air tak memungkinkan dikuras seminggu sekali, maka tutuplah
Angga Yudha Pratama - Kamis, 13 Februari 2025
Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang
Berita Foto
Aksi Fogging Basmi Nyamuk Demam Berdarah di Pemukiman Padat Penduduk Kebayoran Lama
Petugas dari Puskesmas, melakukan pengasapan (Fogging) sebagai upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Aedes Aegypti atau Demam berdarah di pemukiman padat Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 30 Januari 2025
Aksi Fogging Basmi Nyamuk Demam Berdarah di Pemukiman Padat Penduduk Kebayoran Lama
Indonesia
Hadapi Musim Hujan, Kemenkes Ingatkan Waspada DBD
Kasus demam berdarah dengue pada 2024 sampai minggu ke-30 yakni sebanyak 202.012 kasus terkonfirmasi.
Dwi Astarini - Jumat, 08 November 2024
Hadapi Musim Hujan, Kemenkes Ingatkan Waspada DBD
Indonesia
RW di Kembangan Utara Kendalikan Nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia
1.279 Orang Tua Asuh (OTA) dari 11 RW di Kelurahan Kembangan Utara telah bersedia berpartisipasi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 25 Oktober 2024
RW di Kembangan Utara Kendalikan Nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia
Bagikan