Overthinking dan Pencitraan di Media Sosial

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 30 September 2022
Overthinking dan Pencitraan di Media Sosial

Jangan terlalu memikirkan like dan komentar orang lain. (Foto: Unsplash/Noah Silliman)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MEDIA sosial telah mengubah cara kita berpikir dan bertindak pada era kiwari. Kita berkomunikasi melalui pesan teks dalam media sosial. Sangat mudah untuk menyukai foto seseorang di Instagram, mengambil swafoto dengan cepat, atau bahkan mengomentari salah satu unggahan terbaru. Kita menggunakan hal-hal itu sebagai cara untuk terhubung dengan orang-orang yang kita minati meskipun pada kenyataannya itu tidak berarti banyak.

Kita menggunakan terlalu banyak waktu untuk menyunting, memotong, dan mengubah foto kita agar tampak sempurna. Kita memastikan swafoto dalam pencahayaan yang sempurna agar tidak terlihat buruk. Bahkan terkadang kerap memaksakan diri untuk membuat feed Instagram atau foto selfie agar terlihat sempurna.

Tidak sedikit yang paham bahwa overthinking akan setiap hal kecil di media sosial tidaklah sepadan. Lagi pula, siapa yang bilang bahwa feed Instagram harus sempurna? Tidak ada yang menyuruh kita terlihat sempurna di setiap foto atau video yang diambil. Cintai dirimu dan cintai apa yang kamu unggah.

Menurut penulis R.D. Asti, dalam bukunya Everything About Overthinking, overthinking tentang sesuatu yang begitu sepele tidak sepadan dengan waktumu. Kebanyakan orang bahkan tidak memperhatikan bagaimana penampilanmu di foto, seringkali mereka hanya menikmati obrolan denganmu di dunia nyata.

Jika mereka tidak tertarik, rasanya juga tidak apa-apa. Ini bukan akhir dunia. Tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu bertanya-tanya, "Mengapa si A tidak membalas pesanku?" atau "Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Atau karena fotoku jelek?".

Baca juga:

Atasi Overthinking Sebelum Ganggu Kesehatan Mental

Overthinking dan Media Sosial
Media sosial kerap membuat seseorang overthinking. (Foto: Unsplash/dole777)

R.D. Asti mencoba menegaskan bahwa biarkan akun media sosial menjadi outlet untuk kita, biarkan itu menjadi cara untuk mengekspresikan diri. Jika ingin mengunggah foto konyol dirimu dengan teman-temanmu, lakukanlah. Fotonya tidak harus sempurna, tetapi itu bisa menunjukkan waktu khusus dan menyenangkan yang kamu miliki bersama teman-temanmu.

Berhentilah membiarkan akun media sosial menggerogotimu. Jangan terlalu memikirkan apakah unggahanmu mendapatkan like atau tidak, atau siapa saja yang melihat cerita Instagram kamu. Sebaiknya unggahlah sesuatu karena kamu menyukainya. Luangkan waktu untuk mencintai dirimu dan cobalah untuk tidak terlalu memikirkannya. Ini hanya media sosial, tidak harus sempurna.

Namun perlu dicatat juga, jangan sampai kamu oversharing ke media sosial. Oversharing biasanya terjadi karena kita ingin terhubung dengan orang lain, terutama jika kita kesepian. Bisa juga karena kamu berasal dari keluarga yang terbiasa oversharing dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa oversharing meningkat seiring bertambahnya usia.

Orang-orang yang usianya lebih tua lebih cenderung berbagi informasi daripada orang-orang yang lebih muda. Perilaku ini bisa berbahaya karena seseorang bisa saja mengungkapkan informasi pribadinya kepada orang tak dikenal yang ingin memanfaatkannya.

Baca juga:

Enyahkan Overthinking dengan Meditasi

Overthinking dan Media Sosial
Jangan bertindak ketika kamu sedang merasa emosional. (Foto: Unsplash/Jason Goodman)

Di sisi lain kamu mungkin bertanya-tanya, apakah oversharing selalu buruk? Tidak juga. Banyak orang mencari nafkah dari oversharing seperti selebritas acara reality show, vlogger Youtube, dan influencer. Kita senang melihat kehidupan orang lain dan mengetahui pendapat mereka.

Kuncinya adalah mencari tahu waktu dan tempat untuk oversharing dan memahami pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Langkah pertama adalah mempelajari kapan kita sebaiknya oversharing dan bagaimana kita dapat menariknya kembali.

Cara termudah untuk berhenti oversharing adalah dengan meluangkan waktu sejenak untuk berpikir sebelum berbagi. Bayangkan efek dari informasi yang ingin kamu bagikan. Kamu juga harus menahan diri untuk mengunggah sesuatu ketika sedang marah, kesal, atau emosional. Sebab, kamu mungkin mengatakan sesuatu yang tidak kamu sengaja tapi bisa memicu hancurnya hubungan atau rusaknya persahabatan. (and)

Baca juga:

Psikolog: Overthinking Bisa Sebabkan Stres Hingga Depresi

#Media Sosial #Tips Media Sosial #Psikologi #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Fun
Kumpulan Ucapan Natal Cocok untuk WhatsApp dan Media Sosial
Kumpulan 25 ucapan Natal yang hangat dan menyentuh, cocok dibagikan di media sosial dan WhatsApp untuk keluarga, teman, dan rekan kerja.
ImanK - Rabu, 24 Desember 2025
Kumpulan Ucapan Natal Cocok untuk WhatsApp dan Media Sosial
Indonesia
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
X telah membayar denda Rp 80 juta ke pemerintah. Hal itu imbas dari konten pornografi yang tersebar di platform tersebut.
Soffi Amira - Minggu, 14 Desember 2025
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
Indonesia
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Kasus ini mencuat setelah dalam salah satu siaran di YouTube, Resbob melontarkan ucapan bernada penghinaan terhadap pendukung Persib dan masyarakat Sunda. Tayangan tersebut kemudian viral dan memicu kemarahan publik.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 Desember 2025
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Indonesia
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Agar dilakukan revisi terhadap Undang-Undang ITE, agar konten dari buzzer yang berpotensi memicu kerusuhan dapat ditindak tanpa harus melalui delik aduan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Indonesia
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
PP Tunas juga tidak hanya mengatur media sosial, tetapi juga mengatur seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) mengingat semua platform digital juga memiliki fitur komunikasi dengan orang tidak dikenal.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
Indonesia
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Meutya Hafid menegaskan batas usia anak untuk akun media sosial dalam PP Tunas. PSE wajib mematuhi aturan atau menerima sanksi dari pemerintah.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Desember 2025
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Dunia
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Diperkirakan, 150 ribu pengguna Facebook dan 350 ribu akun Instagram akan terdampak.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
 Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Pemprov akan menerapkan sanksi bagi pelaku pelanggaran dan menegakkan aturan secara konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 19 November 2025
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Tidak ditemukan pernyataan resmi atau pemberitaan kredibel tentang Mark Zuckerberg yang mengaitkan konflik Iran-AS dengan matinya Google atau internet secara global.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Bagikan