Psikolog: Overthinking Bisa Sebabkan Stres Hingga Depresi


Overthinking memiliki lebih banyak dampak negatif. (Foto: Unsplash/Anthony Tran)
OVERTHINKING atau menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal hingga mengganggu hidup, bisa menyebabkan seseorang terkena stres dan depresi, demikian kata Psikolog Indah Sundari Jayanti, M.Psi.
Hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk yang berakibat fatal, mengganggu hidup dan kesehatan kita. Seseorang mengalami overthinking ketika berkutat pada pikiran 'seandainya' dan 'seharusnya'.
"Overthinking termasuk masalah mental health? Iya, karena dampaknya banyak bisa ke produktivitas, rasa berharga akan diri sendiri. Kalau terus dipelihara nanti mengarah ke stres sampai depresi," ujar Indah seperti dilansir Antara, Kamis (25/8).
Baca juga:

Menurut Indah, orang-orang seringkali memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan sehingga menyebabkan mereka overthinking.
Dia lalu mengatakan, kondisi mental terkait erat dengan fisik, sehingga saat seseorang mengalami kondisi stres tertentu, maka otomatis yang bereaksi bukan hanya psikis tetapi juga fisiknya.
Berbicara tentang stres, Indah menyarankan orang-orang memahami kondisi dirinya. Apabila mereka masih mempunyai tenaga cukup, suasana hati positif dan merasa apa yang dihadapi prioritas, maka hadapilah.
"Tetapi kalau bukan prioritas, enggak mood, energi sudah habis, istirahat dulu. Karena seringkali kondisi stres muncul karena kita terlalu memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu yang di luar kapasitas kita," saran Indah.
Baca juga:

Psikoterapis asal Jerman Reuben Berger merekomendasikan orang-orang segera menghentikan pikiran negatif yang muncul, seperti dikutip dari laman DW. Menurutnya, kita harus bisa mengatakan 'tidak' pada diri sendiri untuk menghindari overthinking.
"Ketika pikiran negatif datang, coba berkata pada diri sendiri: berhenti atau stop, cara akan ini lebih efektif ketika kamu benar-benar mengucapkan kata itu dengan keras," jelas Berger.
Berger mengatakan, ide utamanya yakni mengkondisikan diri untuk menghentikan lingkaran kekhawatiran, semisal membuat prediksi masa depan atau merenungi peristiwa masa lalu yang membuat overthinking
Menurutnya, cara ini memang dapat memakan waktu hingga dua minggu untuk diterapkan dan perlu dipraktikkan setiap hari. "Konsistensi sangat penting," demikian pesan Berger. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Psikolog Bocorkan Cara Musik Melatih Otak Anak Jadi Super Cerdas Sejak Dini

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!

Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini

Antony Ngaku Depresi di Manchester United, Mengurung Diri hingga Tidak Makan Berhari-hari
