Ormas Muslim Indonesia Geruduk Kedubes Prancis

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 04 November 2020
Ormas Muslim Indonesia Geruduk Kedubes Prancis

Ribuan orang yang berasal dari Aliansi Ormas Muslim Indonesia menggeruduk Kedubes Prancis di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (4/11). Foto: MP/Kanu

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ribuan orang yang berasal dari Aliansi Ormas Muslim Indonesia menggeruduk Kedubes Prancis di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka menutut Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk meminta maaf karena dinilai telah menyinggung agama Islam.

Massa yang didominasi mayoritas wanita ini menutup jalan Thamrin dari arah Monas menuju Bundaran HI. Polisi yang dipimpin Kapolsek Metro Menteng, AKBP Guntur Muhammad Thariq langsung menutup jalan yang melintas di depan kawasan Sarinah.

"Iya jalanan kami alihkan dari jalan MH Thamrin, Jalan Sunda dan Timor. Ini dilakukan karena massa aksi menutup jalan, harap warga memakluminya," kata Guntur kepada MerahPutih.com di lokasi, Rabu (4/11).

Baca Juga

Ancaman Boikot Produk Prancis Dinilai Tak Akan Rugikan Indonesia

Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Suwatno menuturkan, personel yang menjaga aksi tersebut gabungan dengan Polda Metro Jaya dan TNI.

"Pengamanan ada 740 personel gabungan dengan TNI, Dishub dan Satpol PP. Pengamanan khususnya obyek di sekitar lokasi dengan menempati beberapa sekat jalanan dan JPO. Termasuk obyek vital," ucap Suwatno.

Ribuan orang yang berasal dari Aliansi Ormas Muslim Indonesia menggeruduk Kedubes Prancis di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Ribuan orang yang berasal dari Aliansi Ormas Muslim Indonesia menggeruduk Kedubes Prancis di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (4/11). Foto: MP/Kanu

Massa aksi di Kedutaan Besar Prancis di Jakarta mengecam Presiden Emmanuel Macron karena dianggap telah melecehkan Nabi Muhammad. Mereka juga telah menyerukan pemboikotan terhadap sejumlah produk Perancis akibat pernyataan Macron.

"Umat Islam sedunia marah dengan Macron. Penghinaan ini bukan hanya sekali, tapi berkali-kali dan umat Islam selalu memaafkan. Kali ini tidak bisa memaafkan," jelas salah satu orator.

Mereka mendesak pemerintah Prancis untuk meminta maaf kepada umat Islam di dunia. Ia mengancam akan meneruskan kampanye boikot di media sosial dan tempat pengajian jika Macron tidak meminta maaf.

Orator menegaskan, ia tidak membenarkan kekerasan yang terjadi di Perancis. Namun, ia menilai kekerasan tersebut muncul karena penghinaan yang dilakukan salah satu warga Perancis terhadap Nabi Muhammad.

Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Olivier Chambard mengatakan, dua serangan yang terjadi di Prancis telah mengguncang negaranya.

Serangan itu adalah pemenggalan kepala seorang guru saat meninggalkan sekolah pada 16 Oktober 2020 dan disusul serangan di di gereja Basilika Notre-Dame de l’Assomption, di kota Nice yang menewaskan tiga orang.

Karena itu, kata dia, Presiden Emmanuel Macron menyampaikan sebuah strategi yang bertujuan untuk mengisolasi dan memerangi terorisme yang mengambil bentuk Islamisme radikal.

"Semua negara demokrasi dan hampir semua negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) memerangi Islamisme radikal ini, yang sering menjadi inkubator terorisme. Ini terjadi di Perancis selama beberapa tahun terakhir, seperti juga di Indonesia," tulis Olivier Chambard pada 31 Oktober 2020 seperti dikutip dari situs Kedutaan Perancis.

Ia menambahkan Macron juga mengingatkan pentingnya laïcité (sekularisme Prancis) yang merupakan landasan kebebasan beragama, yang memungkinkan setiap komunitas beragama menjalankan ibadah, dan menjaga netralitas negara terhadap semua agama.

Baca Juga

[HOAKS atau FAKTA]: Macron Memohon Jangan Boikot Produk Prancis

Laïcité adalah salah satu dasar Republik Peancis seperti halnya Pancasila yang menjadi salah satu dasar Republik Indonesia. "Laïcité sama sekali bukan berarti penghapusan agama di ruang publik," tambahnya.

Olivier Chambard menjelaskan Dewan Peribadatan Muslim Prancis (CFCM) yang merupakan instansi resmi perwakilan umat Islam di Perancis juga mendukung nilai-nilai yang dianut di Perancis. Ia mengklaim CFCM menuturkan bahwa mereka menikmati kebebasan beragama seperti warga Perancis lainnya. (Knu)

#Prancis #Emmanuel Macron #Demonstrasi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
42 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka oleh Polda Jabar terkait Demonstrasi Berujung Rusuh di Bandung
Di mana 16 di antaranya ditetapkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Siber (Ditreskrimsiber) lantaran menyebarkan konten provokatif, hasutan, serta berita bohong di media sosial.
Frengky Aruan - Selasa, 16 September 2025
42 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka oleh Polda Jabar terkait Demonstrasi Berujung Rusuh di Bandung
Indonesia
Desak Ada Area Demo di Komplek DPR, Menteri HAM Tegaskan Jalankan Amanat Prabowo
Presiden Prabowo menegaskan kebebasan menyampaikan pendapat di Indonesia dijamin Kovenan Internasional PBB tentang Hak Sipil dan Politik serta Undang-Undang HAM
Wisnu Cipto - Senin, 15 September 2025
Desak Ada Area Demo di Komplek DPR, Menteri HAM Tegaskan Jalankan Amanat Prabowo
Dunia
Lantik Sushila Karki Jadi PM Sementara, Presiden Nepal Setuju Bubarkan Parlemen
Sushila Karki sempat menolak menerima jabatan PM sementara jika parlemen yang beranggota 275 kursi itu tidak dibubarkan.
Wisnu Cipto - Sabtu, 13 September 2025
Lantik Sushila Karki Jadi PM Sementara, Presiden Nepal Setuju Bubarkan Parlemen
Indonesia
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Keenam lembaga HAM negara itu juga menegaskan pembentukan tim pencari fakta ini bukan atas instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Wisnu Cipto - Jumat, 12 September 2025
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Indonesia
Presiden Nepal Cari Cara Lantik Eks Ketua MA Jadi PM Sementara Tanpa Bubarkan Parlemen
Presiden Nepal Ram Chandra Paudel telah menyetujui penunjukan mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara (ad interim)
Wisnu Cipto - Jumat, 12 September 2025
Presiden Nepal Cari Cara Lantik Eks Ketua MA Jadi PM Sementara Tanpa Bubarkan Parlemen
Dunia
Heboh Istilah 'Nepo Kids' yang Jadi Penyebab Demo di Nepal, Apa Makna Sebenarnya?
Istilah Nepo Kids kini sedang heboh usai terjadinya demo di Nepal. Lalu, apa arti dan makna dari istilah tersebut?
Soffi Amira - Jumat, 12 September 2025
Heboh Istilah 'Nepo Kids' yang Jadi Penyebab Demo di Nepal, Apa Makna Sebenarnya?
Dunia
Prancis Dilanda Protes saat Perdana Menteri Baru Menjabat, Tuntut Pendapat Rakyat Didengar
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan 473 orang telah ditahan, dengan 80.000 polisi dikerahkan di seluruh negeri, termasuk 6.000 di Paris.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
 Prancis Dilanda Protes saat Perdana Menteri Baru Menjabat, Tuntut Pendapat Rakyat Didengar
Dunia
Nepal Bergejolak, Mantan Ketua Mahkamah Agung Disebut-Sebut akan Pimpin Transisi Politik
Para ahli harus bersatu untuk mencari jalan keluar, dan parlemen masih berdiri.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
Nepal Bergejolak, Mantan Ketua Mahkamah Agung Disebut-Sebut akan Pimpin Transisi Politik
Dunia
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Lecornu, 39, termasuk salah satu favorit untuk menggantikan posisi tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Dunia
Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids
Protes ini juga menjadi titik puncak sentimen lama terhadap politisi, keluarga mereka, dan kekhawatiran atas korupsi.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids
Bagikan