Orangtua Siswa Keluhkan Sistem Zonasi, Nilai Jadi Patokan Masuk Sekolah

Sistem pendaftaran sekolah dengan zonasi dinilai merepotkan orangtua siswa (MP/Asropih)
MerahPutih.Com - Orangtua siswa di Jakarta mulai mengeluhkan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Salah satu orangtua wali yang mengeluhakan sistem ini yakni Jelita. Ia menilai sistem zonasi tersebut hanya mempersulit orangtua siswa untuk mendapatkan sekolah disekitar tempat tinggal mereka.
Jelita menceritakan, sebelumnya dirinya sudah berupaya mencari sekolah yang masuk dalam zona lingkungan tempat tinggalnya di kawasan Salemba Jakarta Pusat namun sayang meski zonasi wilayah sudah sesuai alamat tempat domisili namun anaknya tetap mental lantaran nilai rata-rata si anak dibawah standar.

"Kami sudah susah payah cari sekolah sesuai zonasi wilayah. Tapi semua sekolah yang direkomendasikan anak saya tetap enggak bisa masuk karena nilainya kecil," ujar Jelita saat ditemui di SMP Negri 1 Jakarta Cikini Jakarta Pusat, Selasa (25/6).
Adapun di Kecamtan Salemba Jakarta Pusat terdapat delapan SMP yang direkomendasikan oleh pemerintah. Namun kata Jelita anaknya tetap tak bisa masuk ke delapan sekolah itu lantaran nilainya dibawah rata-rata kerena sekolah tersebut telah menerima peserta didik dengan nilai diatas 8,3.
BACA JUGA: Anies Sarankan Orangtua Tak Antre dari Subuh Daftarkan Anak PPDB Zonasi
Periksa Tiga Politikus Golkar, KPK Dalami Proses Penganggaran e-KTP
"Katanya mendaftar sekolah dimana saja bisa asal KK (Kartu Keluarga) masuk zonasi di sekolah tersebut. Tapi mana? ternyata anak saya engak bisa," keluhnya.
Sementara itu, saat ditanya Kepala Sekolah SMPN 1 Jakarta Pusat Kresno Puji Astuti menuturkan perolehan nilai rata-rata peserta didik memang menjadi salah satu faktor penentu. Lanjut dia, selain zonasi pihak sekolah juga mengacu pada nilai. Rata-rata nilai masuk Sekolah SMPN 1 Jakarta Pusat yakni 8,3.
"Kalau nilainya kecil tetap tidak bisa. Menurut saya, lihat nilai anak itu dulu, lalu bisa dilihat di internet kira-kira anak itu bisa masuk dimana," tutupnya.(Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Masa Orientasi di Sekolah Rakyat 15 Hari, Ini Alasan Lengkapnya

Senyum Merekah Hari Pertama Anak ke Sekolah Rakyat, Harapan Baru Bagi Anak Bangsa

Palum Jadi Lawan Kata Haus, Diambil dari Bahasa Batak Pakpak

Legislator Temukan Kejanggalan di Proses SPMB, Minta Sistem Dibongkar Habis
Transparansi PPDB Mendesak! DPR Soroti Kecurigaan Masyarakat dan Minta Akses Penuh Data Pendaftar

Carut Marut SPMB 2025, Ketua DPR Minta Audit Sistem Digital dan Atasi Manipulasi Data Domisili Demi Pendidikan Adil

Ingat! Tes Calistung Bukan Syarat Masuk Sekolah Dasar
Golkar Pesimis Negara Sanggup Gratiskan Sekolah SD Sampai SMP
SPMB 2025: Ini Jalur Masuk dan Dokumen Wajib yang Harus Disiapkan

Jabar Terapkan Pendidikan Militer bagi Siswa Bermasalah Mulai Mei 2025, TNI Siapkan 40 Barak!
