Orang Dewasa Rentan Merasa Kesepian?


Ketidakpastian di berbagai bidang kehidupan, berkontribusi pada tingkat kesepian yang lebih tinggi. (freepik/rawpixel)
SEBENARNYA kesepian itu dapat melanda semua kalangan, usia, bahkan starata sosial. Menurut survei yang dibuat Meta-Gallup di tahun ini pada responden di lebih 142 negara. Dalam satu negara mereka mengambil sekitar seribu responden.
Mereka mengambil responden individu berusia 15 tahun ke atas. Ini untuk membuktikan bahwa usia-usia itu mengalami tingkat kesepian yang tidak biasa. Temuan ini menjelaskan mengenai dampak kesepian yang luas, yang dialami berbagai tingkatan usia dan pada perbedaan budaya.
Baca Juga:
Studi Ungkap Kesepian Sama Mematikan Dengan Merokok 15 Batang Per Hari

Data tersebut memberikan gambaran yang memprihatinkan, tercatat 24% responden mengakui perasaan kesepian saat ditanya, “Seberapa kesepian yang Anda rasakan?”. Yang mengejutkan, beban kesepian tampaknya paling berat dialami oleh orang dewasa muda. Menurut survei itu ada sekitar 27% individu berusia 19 hingga 29 tahun merasa sangat atau cukup kesepian. Sebaliknya, orang dewasa yang lebih tua, yang berusia 65 tahun ke atas, tampaknya lebih tangguh, dengan hanya 17% yang menyatakan kesepian.
Hasil penelitian ini mematahkan kesalahpahaman bahwa kesepian terutama menimpa para lansia, dan menggugurkan anggapan yang selama ini ada. Ellyn Maese, konsultan riset senior di Gallup, menekankan melalui CNN, "Survei ini merupakan pengingat yang baik bahwa kesepian bukan hanya masalah penuaan; kesepian adalah masalah yang dapat mempengaruhi semua orang di segala usia."
Dikutip dari laman Cedars Sinai, mendapat bahwa sudah ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa anak muda lebih cenderung merasa kesepian daripada orang dewasa yang lebih tua. Ada sejumlah faktor yang berperan. “Kamu tidak harus sendirian untuk merasa kesepian,. Hal ini dapat terjadi jika kamu tidak dapat menumbuhkan rasa keterlibatan dan rasa memiliki atau tidak merasa diterima dan dihormati oleh orang-orang yang berinteraksi dengan kamu,” kata dokter layanan primer Dr. Michelle Blain.
Selain itu, perbedaan gender dalam hal kesepian juga terlihat jelas, dengan negara-negara tertentu yang menunjukkan kesenjangan yang nyata, yang mencerminkan konteks budaya mereka yang unik. Meskipun hanya ada sedikit perbedaan dalam kesepian antara pria dan wanita dalam skala global, 79 dari 142 negara yang disurvei mencatatkan tingkat kesepian lebih tinggi pada perempuan.
Baca Juga:

Responden ini dilakukan dengan menggunakan telepon dan tatap muka. Negara-negara ini secara kolektif mewakili 77% populasi orang dewasa global. Penting untuk dicatat bahwa kesepian bukan hanya perjuangan emosional; kesepian memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik, seperti yang ditunjukkan oleh laporan bulan Desember 2020 dari Organisasi Kesehatan Dunia dan nasihat bulan Mei dari ahli bedah umum AS.
Psikolog klinis Dr. Ami Rokach, seorang profesor di Pusat Studi Akademik di Israel, mengungkapkan bahwa angka yang dicatat mungkin sebenarnya meremehkan tingkat kesepian global, terutama di kalangan orang dewasa muda. Dia percaya bahwa fase transisi menuju kedewasaan, yang ditandai dengan ketidakpastian di berbagai bidang kehidupan, berkontribusi pada tingkat kesepian yang lebih tinggi.
Temuan global yang mengkhawatirkan ini akan dieksplorasi lebih lanjut dalam laporan Gallup yang akan datang, telah dirilis pada tanggal 1 November lalu. Laporan tersebut akan menggali variasi spesifik negara, perbedaan usia, dan tren terkait gender, mendorong penelitian mendalam tentang masalah ini. Pada akhirnya, survei ini menekankan bahwa perang melawan kesepian adalah tanggung jawab bersama. Kemudian membina hubungan sosial dapat menjadi alat yang ampuh untuk meringankan epidemi kesepian. (nda)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
