Kelas Daring Turunkan Tingkat Kecemasan Sebagian Remaja  

annehsannehs - Minggu, 13 September 2020
Kelas Daring Turunkan Tingkat Kecemasan Sebagian Remaja  

Pelajar remaja merasa lebih senang ketika belajar di rumah. (Foto unsplash/Deleece Cook)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEKOLAH virtual atau online class merupakan hal yang baru baik bagi pelajar maupun pengajar. Jika biasanya kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara tatap muka, kini para pelajar dituntut untuk belajar di rumah dengan memanfaatkan gadget mereka.

Sekolah virtual tidak selamanya lebih buruk daripada tatap muka.  (Foto: pixabay/free-photos)
Sekolah virtual tidak selamanya lebih buruk daripada tatap muka. (Foto: pixabay/free-photos)

Mengingat situasi krisis kesehatan saat ini, sebagian dari kita mungkin berspekulasi bahwa remaja yang belajar via kelas online akan merasa lebih anxious dan stres karena harus beradaptasi dengan kenormalan baru di tengah pandemi COVID-19. Belum lagi soal kekhawatiran mereka terhadap teman-teman dan keluarga yang bisa saja terpapar virus mematikan ini.

BACA JUGA:

Ini 5 Solusi untuk Para Guru Seputar Belajar Online

Sekelompok peneliti di South West England berpikiran serupa. Bagi mereka, remaja yang melakukan remote schooling di tengah pandemi COVID-19 bisa jadi tambah cemas, apalagi mengingat mereka harus mengurangi interaksi sosial dan berdiam diri di rumah.

Apakah kamu lebih menyukai sekolah online? (Foto: pixabay/geralt)
Apakah kamu lebih menyukai sekolah online? (Foto: pixabay/geralt)

Meski begitu, hasil survei yang dilakukan ternyata menyimpulkan sebaliknya. Dilansir Healthline, tingkat kecemasan pelajar menurun karena beberapa benefit yang ditawarkan oleh kelas online. Para pelajar merasa lebih bahagia dan santai jika belajar dari rumah dan merasa lebih terkoneksi dengan para guru dan teman-teman di sekolah.

BACA JUGA:

Suka Duka Sekolah Online, Hanya Dipahami Generasi Z

Para ilmuwan di University of Bristol telah menyurvei 17 sekolah tingkat SMP di Inggris yang melibatkan lebih dari 1.000 pelajar.

Survei itumenyimpulkan bahwa sebelum pandemi, terdapat 54% remaja perempuan usia 13 -14 tahun yang berisiko mengalami kecemasan. Meski begitu, online class memangkas 10% dari jumlah anak perempuan yang mengalami anxiety.

Sama halnya dengan anak laki-laki yang berada di rentang usia yang sama. 26% anak laki-laki berisiko mengalami kecemasan sebelum pandemi, tetapi angka tersebut turun 8% semenjak lockdown.

 (Foto: pixabay/engin_akyurt)
Sekolah online awalnya dianggap akan meningkatkan kecemasan anak. (Foto: pixabay/engin_akyurt)

Survei ini diselenggarakan oleh para ilmuwan di University of Bristol yang telah memanfaatkan studi yang sudah berlangsung sebelumnya, yaitu mengenai penggunaan media sosial dan kesehatan mental remaja.

Baseline survey diselenggarakan sebelum pandemi COVID-19 dimulai yaitu pada Oktober 2019. Untuk menilai dampak pandemi, survei lain dilakukan dalam jangka waktu April sampai Mei 2020.

Emily Widnall, MSc selaku ketua peneliti mengatakan bahwa ia dan timnya terkejut melihat hasil dari survei yang dilakukan. Banyak orang, termasuk para ahli kesehatan yang memperkirakan bahwa tingkat kecemasan pada remaja akan meningkat selama pandemi.

"Ketika kita mengambil langkah mundur, kita tahu bahwa bagi anak muda, sekolah dapat menimbulkan kecemasan baik dalam hal pelajaran maupun hubungan antar teman-teman sebaya, termasuk bullying," ungkapnya.

Dari penelitian ini, Widnall merasa bahwa platform digital mampu mengambil peran yang lebih besar kedepannya sebagai alat belajar di sekolah. (SHN)

BACA JUGA:

Mendongeng Bisa Jadi Media Belajar, ini Manfaatnya

#COVID-19 #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Bagikan