Kelas Daring Turunkan Tingkat Kecemasan Sebagian Remaja


Pelajar remaja merasa lebih senang ketika belajar di rumah. (Foto unsplash/Deleece Cook)
SEKOLAH virtual atau online class merupakan hal yang baru baik bagi pelajar maupun pengajar. Jika biasanya kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara tatap muka, kini para pelajar dituntut untuk belajar di rumah dengan memanfaatkan gadget mereka.

Mengingat situasi krisis kesehatan saat ini, sebagian dari kita mungkin berspekulasi bahwa remaja yang belajar via kelas online akan merasa lebih anxious dan stres karena harus beradaptasi dengan kenormalan baru di tengah pandemi COVID-19. Belum lagi soal kekhawatiran mereka terhadap teman-teman dan keluarga yang bisa saja terpapar virus mematikan ini.
BACA JUGA:
Sekelompok peneliti di South West England berpikiran serupa. Bagi mereka, remaja yang melakukan remote schooling di tengah pandemi COVID-19 bisa jadi tambah cemas, apalagi mengingat mereka harus mengurangi interaksi sosial dan berdiam diri di rumah.

Meski begitu, hasil survei yang dilakukan ternyata menyimpulkan sebaliknya. Dilansir Healthline, tingkat kecemasan pelajar menurun karena beberapa benefit yang ditawarkan oleh kelas online. Para pelajar merasa lebih bahagia dan santai jika belajar dari rumah dan merasa lebih terkoneksi dengan para guru dan teman-teman di sekolah.
BACA JUGA:
Para ilmuwan di University of Bristol telah menyurvei 17 sekolah tingkat SMP di Inggris yang melibatkan lebih dari 1.000 pelajar.
Survei itumenyimpulkan bahwa sebelum pandemi, terdapat 54% remaja perempuan usia 13 -14 tahun yang berisiko mengalami kecemasan. Meski begitu, online class memangkas 10% dari jumlah anak perempuan yang mengalami anxiety.
Sama halnya dengan anak laki-laki yang berada di rentang usia yang sama. 26% anak laki-laki berisiko mengalami kecemasan sebelum pandemi, tetapi angka tersebut turun 8% semenjak lockdown.

Survei ini diselenggarakan oleh para ilmuwan di University of Bristol yang telah memanfaatkan studi yang sudah berlangsung sebelumnya, yaitu mengenai penggunaan media sosial dan kesehatan mental remaja.
Baseline survey diselenggarakan sebelum pandemi COVID-19 dimulai yaitu pada Oktober 2019. Untuk menilai dampak pandemi, survei lain dilakukan dalam jangka waktu April sampai Mei 2020.
Emily Widnall, MSc selaku ketua peneliti mengatakan bahwa ia dan timnya terkejut melihat hasil dari survei yang dilakukan. Banyak orang, termasuk para ahli kesehatan yang memperkirakan bahwa tingkat kecemasan pada remaja akan meningkat selama pandemi.
"Ketika kita mengambil langkah mundur, kita tahu bahwa bagi anak muda, sekolah dapat menimbulkan kecemasan baik dalam hal pelajaran maupun hubungan antar teman-teman sebaya, termasuk bullying," ungkapnya.
Dari penelitian ini, Widnall merasa bahwa platform digital mampu mengambil peran yang lebih besar kedepannya sebagai alat belajar di sekolah. (SHN)
BACA JUGA:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas

Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19

Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala

Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
