Obat Tetes Mata Sebabkan Kebutaan Hingga Kematian di AS


Puluhan pasien dilarikan ke rumah sakit di 16 Negara Bagian Amerika Serikat akibat infeksi usai gunakan obat tetes mata. (Pexels/Karolina Grabowska)
OBAT tetes mata menjadi obat yang lumrah digunakan khususnya ketika ada rasa gatal di mata. Namun bagaimana bila obat tetes mata itu mengalami kontaminasi yang mungkin bisa saja terjadi saat proses produksi?
Berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan organ untuk melihat itu bisa saja terjadi, seperti yang belum lama terjadi di Amerika Serikat (AS). Ada puluhan pasien yang mengalami gangguan mata, tak sedikit yang menjadi buta bahkan hingga meninggal dunia, dan itu dipicu oleh kontaminasi di obat tetes mata.
Baca juga:

Berdasarkan laporan dari The Centers For Disease Control and Prevention (CDC), kasus pasien yang mengalami gangguan kesehatan mata akibat obat tetes mata terhitung ada sekitar 68 pasien yang tersebar di 16 negara bagian AS.
CDC mengungkapkan ini dipicu oleh kontaminasi di obat tetes mata tersebut yang mengandung Pseudomonas aueruginosa. Sekadar informasi, Pseudomonas merupakan bekteri yang biasanya ditemukan hidup di tanah dan air.
Pseudomonas aueruginosa disebut sebagai bakteri di genus tersebut yang memang paling sering memicu infeksi terhadap manusia.
Berdasarkan data di CDC, kasus kontaminasi Pseudomonas aueruginosa di obat tetes mata ini merupakan yang pertama kali terjadi di AS. Tak kira-kira dari puluhan pasien yang terinfeksi, sebagaimana dilansir dari BBC (17/3), ada satu yang meninggal dunia.
Kemudian ada delapan pasien lainnya yang kehilangan penglihatan alias buta dan empat pasien lainnya terpaksa matanya diangkat melalui proses operasi untuk menghentikan infeksi yang terjadi.
Baca juga:

Mayoritas pasien mengaku sebelum mereka mengeluhkan gangguan di matanya, memang pernah menggunakan obat tetes mata atau produk air mata buatan.
Berdasarkan laporan CDC, dari pengakuan para pasien, setidaknya ada 10 merek obat tetes mata yang berhubungan dengan kasus kontaminasi Pseudomonas aueruginosa tersebut. Disinyalir, ada beberapa obat tetes mata yang masuk dalam 10 merek itu diproduksi di India dan diimpor ke AS.
Pihak CDC disebut sudah menarik merek obat mata tersebut dari peredaran sejak Januari-Februari 2023. CDC melanjutkan, berdasarkan sampel obat tetes mata yang telah dibuka dan diambil dari rumah para pasien, memang ditemukan bakteri Pseudomonas aueruginosa.
Sedangkan untuk obat tetes mata yang masih disegel, pihak CDC masih terus melakukan proses pengujian di lab guna memastikan apakah kontaminasi itu terjadi saat di tangan pasien atau malah ketika di proses produksi. (aru)
Baca juga:
Jangan Sampai Rusak, Terapkan Cara Jaga Mata saat Pakai Gawai
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
