Nielsen: Pembeli Online Bertumbuh Dua Kali Lipat di 2020


Jumlah pembeli online meningkat di tahun 2020 (Foto: pixabay/kreatikar)
NIELSEN Clicks Study 2020 menemukan bahwa peningkatan jumlah pembeli online hampir mencapai dua kali lipat dari tahun 2018, dengan jumlah perkiraan sekitar 7,3 juta konsumen yang melakukan aktivitas pembelian online di tahun 2020 sebelum Pandemi COVID-19.
Online menjadi saluran belanja populer dan menjadi peran penting di pasar, sama pentingnya dengan saluran offline, sehingga Omni-channel dapat menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan konsumen online dan offline.
Baca Juga:
Catat, Ini Kelebihan dan Kekurangan Situs-situs Belanja Online
Pemanfaatan Omni-channel oleh konsumen online saat ini, yakni untuk Melakukan pembelian (72 persen) dan Mencari Informasi (67 persen).

Sebelum Pandemi COVID-19, Sebagian besar pembeli online melakukan pembelian untuk kategori Fashion, Kosmetik, dan Transportasi. Umumnya para pembeli online tertarik belanja secara online lantaran ada program diskon yang ditawarkan.
Pembeli online paling banyak mengejar diskon voucher (49 persen) ketika mereka memilih untuk berbelanja secara online. Disusul membeli dengan harga yang lebih murah (47 persen) dan layanan gratis pengiriman/ pengembalian barang (33 persen).
Pandemi COVID-19 membuat konsumen online melakukan belanja online menjadi lebih sering dan akan berlanjut dalam 6 bulan ke depan. Hanya 24% pembeli online ingin mengembalikan kebiasaan berbelanjanya seperti sebelum pandemi COVID-19.
Di masa sebelum pandemi, kategori produk yang paling banyak dibelanjakan secara online pada kategori fashion, kosmetik dan transportasi online.
Baca Juga:
Situasi pandemi berdampak pada kategori fashion, kosmetik dan transportasi menjadi lebih sedikit dibeli secara online, sementara kategori pembayaran tagihan (38 persen), makanan & minuman (33 persen), personal care (33 persen) dan jasa-jasa seperti delivery (20 persen) meningkat di masa saat ini.

Melihat pergeseran pembelian kategori produk para pembeli online ini, penting bagi pemilik brand, manufaktur ataupun retailer dapat menawarkan berbagai kemudahan dengan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen.
Selain mengutamakan kualitas dan keamanan, brand dan retailers juga harus mampu memadukan kebutuhan online dan offline dari konsumen.
"Berinovasi khususnya di Omni-channel harus menjadi investasi bagi para pelaku industri. Oleh karena itu, beberapa strategi yang perlu dipertimbangkan adalah peluang untuk pengembangan kemasan yang lebih besar, menambah visibility produk, penting untuk menjaga stok produk dan launching produk tertentu di channel online," kata Yudi Suryanata, Executive Director Consumer Insight Nielsen Indonesia, seperti siaran pers yang diterima merahputih.com.
Yudi juga menambahkan, harga terjangkau serta promo diskon secara online masih menjadi faktor penentu bagi konsumen online untuk berbelanja secara online. Maka menghadirkan berbagai pilihan promosi menarik pada platform online seperti cashback, gratis ongkos kirim dan lain sebagainya, akan menjadi kunci untuk meraih pasar konsumen online. (Ryn)
Baca Juga:
Ini Tips dan Cara Mengakali Mahalnya Ongkos Kirim Belanja Online
Bagikan
Berita Terkait
IdEA Beri Peringatan Keras Soal Fenomena 'Rojali' dan 'Rohana' yang Bikin Transaksi Turun Drastis

Menko Airlangga Bantah Penurunan Daya Beli, Klaim Belanja Online Terus Naik

Ingat Ya! Pedagang Online Omzet di Atas Rp 500 Juta Wajib Bayar, Anggota DPR Mendukungnya

Marketplace Fashion Spill Tren Warna Sepatu Olahraga untuk Tahun 2025

Belanja Kebutuhan Apparel Olahraga Makin Tinggi di 2025

Tren Belanja Online di Marketplace Bakal Terus Berkembang pada 2025

Wajah Pedagang Pasar Tanah Abang Jualan Live Streaming

Pemerintah Pastikan TEMU Tidak Dibolehkan Masuk Indonesia

Influencer dan KOL Pengaruhi Keputusan Pembeli Produk Skincare dan Fesyen

Jenama Fesyen dan Skincare Lokal Favorit Warga Indonesia
