Membaca Instruksi Misterius Pascakiamat di Guidestones Georgia


Diukir pada granit yang dipoles (Foto: history)
MONUMEN Guidestones Georgia di Elbert County, Georgia, Amerika Serikat bisa dibilang bukan instalasi biasa. Bangunan yang dibuat pada 1980 itu berisikan petunjuk yang terlihat seperti 'Sepuluh Perintah Tuhan'.
Guidestones Georgia berbentuk lima dinding granit setinggi 4,8 meter menghadap ke bukit batu tandus di timur laut Georgia. Kelimanya menyangga batu penjuru seberat 11.300 kg. Guidestones Georgia tak hanya monumen, tapi juga berfungsi sebagai kompas, kalender, dan jam.
Baca juga:
Stonehenge Menyiarkan Solstice Musim Panas Pertama kalinya Secara Daring
Selain ukurannya yang besar, di dalam monumen ini ada hal yang membuat tercengang. Iyu ialah apa yang tertulis di atas batu. Tulisan itu diukir pada granit yang dipoles. Isinya, petunjuk dalam delapan bahasa berbeda tentang instruksi membangun kembali masyarakat bagi para korban selamat dari kiamat.
Arahan itu ditulis dalam bahasa Rusia, Inggris, Spanyol, tulisan paku Babel, Yunani klasik, hieroglif Mesir, Sanskerta, Swahili, Hindi, Ibrani, dan Arab. Petunjuk itu berkisar dalam tema dan ruang lingkup, mendesak manusia untuk 'menghindari hukum kecil dan pejabat yang tidak berguna'.
Selain itu, disebutkan juga tentang keseimbangan hak pribadi dengan tugas sosial, membimbing reproduksi dengan bijak, meningkatkan kebugaran dan keanekaragaman, meninggalkan ruang untuk alam, melindungi orang dan negara dengan hukum yang adil dan pengadilan yang adil, serta menyatukan umat manusia dengan bahasa baru yang hidup.

Kisah asal di balik monumen itu panjang dan berbelit-belit. Tidak ada yang tahu siapa yang benar-benar menugaskan proyek dan untuk tujuan apa. Pada Juni 1979, seorang pria yang menggunakan nama samaran Robert C Christian mendekati Granit Elberton Finishing Company. Ia mengaku mewakili 'sekelompok kecil orang Amerika yang setia'. Christian berniat memasang monumen batu yang agak rumit. Setelah lebih dari empat dekade kemudian, rincian komisi dan sejarah karya seni belum sepenuhnya ditemukan.
Meskipun merupakan objek wisata yang terkenal dan subjek studi yang sama di antara sejarawan dan seniman, monumen ini menjadi sorotan khususnya di 2020. Hal itu dipenuhi dengan acara-acara yang berbau apokaliptik di Juni.
Selain itu, ditemukan tulisan berupa instruksi yang mengingatkan kita akan kekuatan perdamaian, persatuan, dan bagaimana menjadi pribadi yang baik. Pesan itu diharapkan bergema kapan saja, di setiap negara di dunia.(lgi)
Baca juga:
Museum Nasional Sejarah Amerika Afrika Merilis Portal Baru Tentang Rasisme
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
